Presentasi Kasus DVT Dan Selulitis Pada DM II
Presentasi Kasus DVT Dan Selulitis Pada DM II
Prehepatik atau hemolitik disebabkan oleh hal-hal yang dapat meningkatkan hemolisis (rusaknya sel
darah merah).
Pembentukan Bilirubin Sekitar 250 sampai 350 mg bilirubin atau sekitar 4 mg per kg berat badan
terbentuk setiap harinya; 70-80% berasal dari pemecahan sel darah merah yang matang,
sedangkan sisanya 20-30% berasal dari protein heme lainnya yang berada terutama dalam
sumsum tulang dan hati. Peningkatan hemolisis sel darah merah merupakan penyebab utama
peningkatan pembentukan bilirubin.
Transport plasma. Bilirubin tidak larut dalam air, karenanya bilirubin tak terkojugasi ini
transportnya dalam plasma terikat dengan albumin dan tidak dapat melalui membran glomerulus,
karenanya tidak muncul dalam air seni.
PENYAKIT PADA FASE PREHEPATIK
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang
disebabkan kuman leptospira patogen dan digolongkan sebagai zoonosis. Penyakit ini dikenal dengan
berbagai nama seperti mud fever atau slime fever
Etiologi
Leptospirosis disebabkan oleh genus leptospira, famili treponemataceae, suatu mikroorganisme spirocheata.
Secara sederhana, genus leptospira terdiri atas dua spesies yaitu L.interrogans yang patogen dan L. biflexa yang
hidup bebas (non patogen atau saprofit). Spesies L.interrogans dibagi menjadi beberapa serogrup dan serogrup
ini dibagi menjadi banyak serovar menurut komposisi antigennya
Patogenesis leptospirosis
Masuk melalui luka di kulit, konjungtiva,
Selaput mukosa utuh
Konjugasi
Bilirubin bebas yang terkonsentrasi dalam sel hati mengalami konjugasi dengan asam
glukoronik membentuk bilirubin diglukuronida atau bilirubin konjugasi. Bilirubin tidak
terkonjugasi merupakan bilirubin yang tidak larut dalam air kecuali bila jenis bilirubin
terikat sebagai kompleks dengan molekul amfipatik seperti albumin. Karena albumin tidak
terdapat dalam empedu, bilirubin harus dikonversikan menjadi derivat yang larut dalam
air sebelum diekskresikan oleh sistem bilier. Proses ini terutama dilaksanakan oleh
konjugasi bilirubin pada asam glukuronat hingga terbentuk bilirubin glukuronid / bilirubin
terkonjugasi / bilirubin direk
Penyakit pada fase hepatik
Hepatitis
Hepatitis E
Gejala yang tampak adalah seperti gejala hepatitis klasik
pada umumnya
Gejala klinis infeksi hepatitis E mirip dengan gejala klinis
infeksi hepatitis A, tapi terkadang lebih berat
DIAGNOSIS
HEPATITIS A
Diagnosis pasti dengan pemeriksaan anti-virus hepatitis A IgM dan IgG
HEPATITIS B
marker serologik multipel HBsAg, IgM anti-HBc, HBeAg, anti Hbe, HBV-DNA
HEPATITIS C
Adanya antibodi anti virus hepatitis C atau anti-HCV mengindikasikan adanya infeksi yang berlangsung lebih
dari 2 bulan , infeksi kronik atau infeksi yang lalu. Selain itu dapat pula dideteksi dengan adanya HCV RNA
dalam serum RT-PCR
HEPATITIS D
RT-PCR
HEPATITIS E
IgM dan IgG anti virus hepatitis E dalam serum dan adanya RNA virus hepatitis E dalam feses
Penyakit pada fase hepatik
Sirosis hepatis
sirosis hepatis yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul
regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.
Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar
parenkim hati yang mengalami regenerasi.
ETIOLOGI
Pasca hepatik yaitu menyangkut penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau
tumor.
Ekskresi bilirubin, Bilirubin konjugasi dikeluarkan ke dalam kanalikulus bersama bahan lainnya. Di
dalam usus, flora bakteri mereduksi bilirubin menjadi sterkobilinogen dan mengeluarkannya
sebagian besar ke dalam tinja yang memberi warna coklat. Sebagian diserap dan dikeluarkan
kembali ke dalam empedu, dan dalam jumlah kecil mencapai mencapai air seni sebagai
urobilinogen. Ginjal dapa tmengeluarkan bilirubin konjugasi tetapi tidak bilirubin tak terkonjugasi.
Hal ini menerangkan mengapa warna air seni yang gelap khas pada gangguan hepatoseluler atau
kolestasis intrahepatik.Gangguan metabolisme bilirubin dapat terjadi lewat salah satu dari
keempat mekanisme ini: produksi berlebihan, penurunan ambilan hepatik, penurunan konjugasi
hepatik, penurunan eksresi bilirubin ke dalam empedu (akibat disfungsi intrahepatik atau obstruksi
mekanik ekstrahepatik)