Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KELOMPOK V
Nama Anggota :
1. Yanti susilawati
2. Yuni yuniarti
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
YANG DIDESENTRALISASIKAN

1. Pengertian Pendidikan 4. Pengertian Manajemen Sekolah

2. Tujuan dari Pendidikan 5. Tujuan Manajemen Sekolah

3. Makna Kualitas dalam 6. Fungsi Manajemen Pendidikan


Pendidikan
PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia


jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi
kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Menurut Webster’s New World Dictionary yang
dikutip oleh Syaiful Sagala Pendidikan adalah :
“ Proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, pikiran, karakter, dan seterusnya, khususnya
lewat persekolahan formal “.
TUJUAN PENDIDIKAN

Dalam arti luas tujuan pendidikan


terkandung dalam setiap belajar tindakan
ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan tidak
hanya pertumbuhan, dan tidak terbatas. Tujuan
pendidikan sama dengan tujuan hidup. Dalam arti
yang lebih sempit tujuan pendidikan terbatas pada
pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu.
Pendidikan bertujuan memenuhi seperangkat hasil
pendidikan yang dapat dicapai oleh peserta didik
setelah diselenggarakannya kegiatan pendidik.
MAKNA KUALITAS DALAM PENDIDIKAN

Pada umumnya kualitas atau mutu


mengandung makna sebagai gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari suatu barang
atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang
ditentukan dan yang tersirat. Oleh karena
itu, pengertian kualitas dalam pendidikan
mencakup input, proses, dan output
pendidikan
Untuk mengetahui berkualitas atau tidaknya suatu lembaga
pendidikan, menurut Glasser dapat dilihat dari enam kriteria atau
syarat berikut ini yaitu :
1. Lingkungan kelas yang suportif dan hangat. Artinya suatu karya yang
berkualitas hanya bisa dicapai dalam kondisi dan lingkungan yang hangat
dan suportif.
2. Siswa harus diminta untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermanfaat saja.
Jadi suatu karya yang senantiasa berupa karya yang berdaya guna.
3. Siswa harus selalu diminta mengerjakan sesuatu yang terbaik dari apa yang
dapat mereka lakukan.
4. Siswa diminta untuk mengevaluasi karyanya dan memperbaikinya. Jadi
karya yang berkualitas dan baik itu senantiasa dinamis dan tidak pernah
statis.
5. Karya berkualitas selalu dirasakan baik. Artinya karya yang berkualitas
selalu dirasakan baik untuk setiap orang yang terlibat, sehingga merupakan
tragedi bila hanya sebagian kecil saja dari siswa yang merasakan kelasnya
baik.
6. Karya berkualitas tidak pernah distruktif. Jadi kualitas itu tidak akan pernah
dapat dicapai melalui mengerjakan sesuatu yang destruktif.
PENGERTIAN MANAJEMEN
SEKOLAH

Manajemen Sekolah sebagai terjemahan


dari School Management adalah suatu pendekatan
politik yang bertujuan untuk merancang kembali
pengelolaan sekolah dengan memberikan
kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya
perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru,
siswa, kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat.
TUJUAN MANAJEMEN SEKOLAH

Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan


Manajemen Sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
dan meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan adanya
wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk
mengelola urusannya sendiri. Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan
Manajemen Sekolah adalah:
1. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan
penyederhanaan birokrasi.
2. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas,
peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah.
3. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui
peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan
pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.
Jadi, Manajemen Sekolah bertujuan
untuk memberdayakan sekolah melalui
pemberian otonomi kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif.
FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
(SEKOLAH)
Manajemen Sekolah memberikan kebebasan dan
kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat
tanggung jawab. Keleluasaan dalam mengelola sumber
daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala
sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun
pemimpin sekolah. Manajemen Sekolah menekankan
keterlibatan maksimal berbagai pihak, seperti pada
sekolah-sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi
staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat yang lebih
luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang
pendidikan.
FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
YANG DIDESENTRALISASIKAN
Sejauh mana kewenangan sekolah terhadap fungsi-fungsi
manajemen menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan
peraturan lainnya? Undang-Undang Nomor 22 tentang Pemerintah Daerah
(Otonomi Daerah) tahun 1999 beserta sejumlah Peraturan Pemerintah (PP)
sebagai pedoman pelaksanaannya terutama PP No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah, Propinsi dan Kota/Kabupaten dan perubahannya,
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji fungsi-fungsi manajemen
yang didesentralisasikan ke sekolah. Terbitnya UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas kian memperjelas dasar hukum tentang fungsi-fungsi
manajemen yang didesentralisasikan.
Wohlstetter dan Mohrman, dkk. (1997) mengemukakan,
ada empat hal penting yang didesentralisasikan atau kewenangannya
diberikan kepada sekolah

1. kekuasaan (power) untuk mengambil


keputusan.
2. Pengetahuan dan keterampilan, termasuk
untuk mengambil keputusan yang baik dan
pengelolaan secara profesional.
3. Informasi yang diperlukan oleh sekolah
untuk mengambil keputusan.
4. penghargaan atas prestasi, yang harus
ditangani oleh masing-masing sekolah.
Tiga elemen yang dianggap prasyarat yang
bersifat organisasional

1. panduan instruksional (pembelajaran),


seperti rumusan visi dan misi sekolah,
panduan dari distrik yang menfokuskan
pada peningkatan mutu pembelajaran
2. kepemimpinan yang mengupayakan
kekompakan (kohesif) dan fokus pada
upaya perbaikan/perubahan
3. sumber daya yang mendukung pelaksanaan
perubahan.
Fungsi-fungsi yang didesentralisasikan di sekolah

Pemberian kewenangan pengelolaan (manajemen)


pendidikan di tingkat sekolah dapat dibagi ke dalam dua
kategori. Pertama, dari aspek fungsinya, yang mencakup:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
(planning, organizing, actuating, controlling), dan
kepemimpinan (leading). Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh
sekolah, baik oleh kepala sekolah, guru, dan atau komite
sekolah. Kedua, bidang teknis yang dikelola oleh sekolah
dengan fungsi-fungsi tersebut, yaitu: (a) perencanaan dan
evaluasi, (b) pengembangan kurikulum, (c) proses
pembelajaran, (d) personil (ketenagaan), (e) keuangan, (f)
fasilitas sekolah (sarana-prasarana), (g) pelayanan siswa, (h)
hubungan sekolah – masyarakat, serta (i) iklim sekolah.
Desentralisasi Fungsi-Fungsi Manajemen

Pelaksanaan MBS di Indonesia yaitu UU


No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2005, dan
peraturan-peraturan lainnya. Simaklah sajian berikut
tentang fungsi-fungsi manajemen tersebut.
1. Perencanaan dan evaluasi
Sekolah diberi kewenangan untuk
melakukan perencanaan sesuai dengan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud,
misalnya, kebutuhan untuk meningkatkan mutu
sekolah.
2. Pengembangan Kurikulum
Pada saat ini, pengembangan kurikulum sepenuhnya diserahkan
kepada masing-masing satuan pendidikan, dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan, standar isi, kerangka dan struktur kurikulum, serta
panduan penyusunan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
3. Pengelolaan Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah
diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan
pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,
karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber daya yang
tersedia di sekolah.
4. Pengelolaan ketenagaan
Saudara, kita perhatikan fungsi-fungsi ketenagaan (personnel function)
berkaitan dengan: perencanaan kebutuhan, seleksi, pengangkatan, penempatan,
pengembangan, dan pemberhentian, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja
sekolah (guru, tenaga administrasi, laboran dan sebagainya).
5. Pengelolaan Fasilitas Sekolah
Pengelolaan fasilitas sekolah (sarana dan prasarana) sudah seharusnya
dilakukan oleh sekolah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan
perbaikan, hingga sampai pengembangan.
6. Pengelolaan Keuangan
Bidang keuangan bagi pendanaan pendidikan di sekolah merupakan salah
satu elemen MBS yang sangat penting. Dari kajian pengalaman di negara-negara lain
kita temukan istilah “school-based budget”, “resource allocation”, dan “school-funding
formula”, yang semua merujuk keuangan sekolah sebagai elemen penting di dalam
pelaksanaan MBS.
7. Pelayanan Siswa
Pelayanan siswa meliputi penerimaan siswa baru,
pengembangan/pembinaan/ pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah
atau untuk memasuki dunia kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni.
8. Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah untuk meningkatkan
keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama
dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang sebenarnya, hubungan sekolah-
masyarakat dari dahulu sudah didesentralisasikan. Oleh karena itu, sekali lagi, yang
dibutuhkan adalah peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan sekolah-
masyarakat.
9. Iklim Sekolah
Iklim sekolah (fisik dan nonfisik) yang kondusif-akademik merupakan
prasyarat bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Lingkungan
sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah,
kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa (student-centered
activities) adalah contoh-contoh iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat
belajar siswa. Iklim sekolah sudah merupakan kewenangan sekolah, sehingga yang
diperlukan adalah upaya-upaya yang lebih intensif dan ekstentif (Depdiknas, 2002).
KESIMPULAN
Fungsi-fungsi manajemen yang didesentralisasikan di sekolah pada dasarnya dibagi
menjadi dua bagian yaitu fungsi manajemen yang sudah dilakukan sekolah sebelum MBS
diterapkan dan fungsi manajemen yang baru didesentralisasikan ke sekolah, yang selama ini
kewenangannya dimiliki pusat, propinsi ataupun daerah. Sementara itu, pemberian
kewenangan pengelolaan (manajemen) pendidikan pada tingkat sekolah dapat dibagi ke dalam
dua kategori. Pertama, dari aspek fungsinya: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling), dan kepemimpinan (leading).
Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sekolah, baik oleh kepala sekolah, guru, dan atau komite
sekolah. Kedua, bidang teknis yang dikelola oleh sekolah dengan fungsi-fungsi tersebut, yaitu:
(a) perencanaan dan evaluasi, (b) pengembangan kurikulum, (c) proses pembelajaran, (d)
personil (ketenagaan), (e) keuangan, (f) fasilitas sekolah (sarana-prasarana), (g) pelayanan siswa,
(h) hubungan sekolah – masyarakat, serta (i) iklim sekolah.
Apakah ada
yang ingin
ditanyakan ?

Anda mungkin juga menyukai