Anda di halaman 1dari 31

PENGERTIAN DASAR DAN PROSES

TERJADINYA BATUBARA
Dr. LA ODE NGKOIMANI, M.Si
SURYAWAN ASFAR, ST., M.Si
PENGERTIAN BATUBARA

• Batubara adalah sisa tumbuhan dari zaman yang berubah bentuk


yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gabut (World Coal
Institute)
Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar,
terbentuk dari endapan, batuan organic yang terutama terdiri
dari karbon, hydrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari
tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya
dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama
jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.
• Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang terbakar,
terbentuk dari sisa tumbuhan yang terhumufikasi, berwarna
coklat sampai hitam yang selanjutnya terkena proses fisika dan
kimia yang berlangsung selama jutaan tahun sehingga
mengakibtkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf, 1984
dalam Anggayana, 2002).
JENIS-JENIS BATUBARA

Berdasarkan SNI 1998, pembagian batubara terbagi atas :


• Batubara energy rendah
Batubara energy rendah adalah jenis batubara yang paling rendah
peringkatnya, bersifat lunak, mudah di remas, mengandung kada air yang
tinggi (10-70%), terdiri atas batu bara energy rendah lunak (soft brown
coal) dan batubara lignitik atau batubara energy tinggi (lignitic atau hard
brown coal) yang memperlihatkan struktur kayu. Nilai kalorinya = 7000
kalori/gram (dry ash free-ASTM)
• Batubara energy tinggi
Batubara energy tinggi adalah semua jenis batubara yang peringkatnya
lebih tinggi dari brown coal, bersifat lebih keras, tidak mudah diremas,
kompak, mengandung kadar air yang relatif rendah, umumnya struktur
kayu tidak tampak lagi, dan relatif tahan terhadap kerusakan fisik pada
saat penanganan (coal handling). Nilai kalorinya > 7000 kalori/gram (dry
ash free-ASTM)
• Tingkat perubahannya yang dialami batu bara, dari gambut
sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan
memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut
disebut sebagai tingkat mutu/ batubara.
• Batu bara dengan mutu rendah, sepeti batu bara muda dan
sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh
dan berwarna suram seperti tanah. Batu bara muda memilih
tingkat kelembapan yang tinggi dan kandungan karbon yang
rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah.
• Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras
dan kuat dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti
kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki
kandungan karbon yang lebih banyak. Tingkat kelembapan
yang lebih rendah dan menghasilkan energy yang lebih
banyak.
• Antrasit batubara dengan mutu yang paling baik dan dengan
demikian memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih
tinggi serta tingkat kelembapan yang lebih rendah.
JENIS BATUBARA

Sub-bituminious

Anthracite

Peat Lignite
Bituminious

Increasing rank
Peat Anthracite
KARAKTERISTIK BATUBARA

• Unsur pembentuk batubara terdiri dari : unsur utama


(C,H, O, N, S, kadang-kadang Al, Si),
• unsur kedua (Fe,Ca, Mg, Fe, K, Na, P, Ti),
• dan unsur sangat kecil (trace) berupa logam-logam
berat (heavy metals) dengan berat jenis di atas 5
g/cm3 (melebihi Al) dan masing-masing berkadar sangat
rendah yang dinyatakan dalam ppm (bagian per sejuta)
serta jumlahnya ada sekitar 40 unsur yang dapat
merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
• Dari sejumlah logam berat tersebut, yang biasa
dipertimbangkan hanya 10 unsur logam berat yaitu
seperti As, Ba, Cd, Cr, Cu, Pb, Hg, Se, Zn, Ag.
KATEGORI BATUBARA DAN
NILAI KALORI

Kategori batubara dan nilai kalori (Considine, 1974)

No Kategori H2O (%) C (%) Kalori (kcal/kg)


1 Lignite 43,4 37,8 4.113
2 Sub-bituminous 23,4 42,4 5.403
3 Low volatile sub-bituminous 11,6 47 7.159
4 Medium volatile bituminous 5 54,2 7.715
5 High volatile sub-bituminous 3,2 64,4 8.427
6 Sub-antracite 3,2 83,8 8.427
7 Antracite 3,2 95,6 8.500
SECARA UMUM PROSES
PEMBENTUKAN BATUBARA
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Priod (Periode
Pembentukan Karbon atau Batu Bara) dikenal sebagai zaman batu bara
pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang
lalu.

Proses pembentukan batubara dimulai dari penimbunan material asal


berupa penimbumbunan lanau dan sedimen lainnya. Bersama dengan
pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik)
mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang
sangat dalam. Dengan penimbunan tersebut material tumbuhan
tersebut mengalami proses perubahan fisika dan kimiawi dan
mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian
batubara.

Mutu dari endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan oleh
suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut
sebagai maturitas organic.
Proses awalnya adalah gambut berubah menjadi lignite
(batubara muda) atau brown coal (batubara coklat), ini
adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah.
Dibandingkan dengan batubara jenis lainnya. Batubara
muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam
pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus
menerus selama jutaan tahun, batubara muda
mengalami perubahan yang secara bertahap menambah
maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda
menjadi batu bara sub-bitumen.
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga
batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam
dan membentuk bitumen atau antrasit. Dalam kondisi
yang tepat, peningkatan maturitas organiknya yang
semakin tinggi tersu berlangsung hingga membentuk
antrasit.
SKEMA PEMBETUKAN

SKEMA PEMBENTUKAN BATUBARA

an
itk
MATERIAL ASAL

si n
rfu
Tumbuhan Dan Binatang

ya N
te
ial HO
ng
HT
AUTOCHTHON

OC
er
L
AL

at
M
Udara RAWA GAMBUT/MOOR Air
Dibedakan berdasarkan macam
Air Tanah Lingkungan pengendapan/ Fasies Sedimen

DIAGENESA
PENGGAMBUTAN
Perusakan oleh Mikroba dan
Pembentukan Humin,
Penurunan Keseimbangan Biotektonik

BATUAN SEDIMEN ORGANIK


Berkurang BATUBARA Bertambah

Air GAMBUT
LIGNITE
SUB - BITUMINOUS

METAMORFOSA
HIGH VOL. BITUMINOUS
MEDIUM VOL. BITUMINOUS
LOW VOL. BITUMINOUS
SEMI ANTHRACITE
ANTRHRACITE
H2O %
C % (daf)
VM % (daf)
Rmax
H % (daf)
CV (af)
O % (daf)
GAMBARAN UMUM
PEMBENTUKAN BATUBARA
FAKTOR PENGARUH
PEMBENTUKAN BATU-BARA
Faktor yang diperlukan dalam pembentukan batubara :
1. Posisi geoteknik
2. Morfologi
3. Iklim
4. Penurunan cekungan
5. Umur geologi
6. Tumbuhan
7. Dekomposisi
8. Sejarah sesudah pengendapan
9. Struktur cekungan batubara
10. Metamorfosa organik
TAHAP PEMBENTUKAN BATUBARA

• Tahap pembentukan gambut dari tumbuhan


(peatification)
• Tahap pembentukan batubara dari gambut
(coalification)
PROSES PENGGAMBUTAN

• Gambut, adalah batuan sedimen yang dapat terbakar. Berasal


dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang
terhumufikasi (proses pembentukan asam humin) dan dalam
kondisi tertutup udara-umumnya di bawah air-tidak padat,
dengan kandungan air lebih dari 75% berat Ar (Ah received =
berat pada saat diambil di lapangan) serta kandungan mineral
labih kecil dari 50% dalam kondisi kecil (Wolf, 1984 dalam
Anggayana, 2002)
• Jika ada tumpukan sisa tumbuhan berada pada kondisi basah (di
bawah air, tidak seluruhnya berhubungan dengan udara) dan
kandungan oksigennya sangat rendah, sehingga tidak
memungkinkan bakteri aerob hidup, sisa tumbuhan tersebut
tidak akan mengalami proses pembusukan dan penghancuran
sempurna. Pada kondisi tersebut hanya bakteri anerob yang
melakukan proses dekomposisi membentuk gambut (peat).
FASE PENGGAMBUTAN

• Terjadi perubahan biogenic, batang-batang tanaman yang mati


terurai secara biokimia dan ketika terkubur mengalami
pertambahan beban dari sedimen diatasnya serta mengalami
peningkatan temperaturnya membuatnya dewasa secara
dinamotermal sehingga lambat laun gambut berubah menjadi
batubara.
• Tahap gambut merupakan syarat mutlak untuk pembentukan
batubara. Dalam keadaan normal tumbuhan mati yang tersingkap
di udara akan hancur oleh proses oksidasi dan oleh organisme,
terutama fungi dan bakteri anaerob.
• Bila tumbuhan tertimbun dalam rawa sehingga jenuh air, maka
terdapat beberapa kemungkinan perubahan. Bakteri aerobik yang
membutuhkan oksigen akan segera mati seiring dengan
berkurangnya oksigen dalam rawa. Sementara itu, bakteri anaerob
yang tidak membutuhkan oksigen akan muncul dengan fungsi yang
sama, yaitu menguraikan unsur-unsur tanaman.
• Jika keadaan air rawa tenang maka hasil kegiatan
bakteri tidak akan hilang dan terkumpul di atasnya.
Akibatnya, lingkungan rawa menjadi tidak bersih,
aktifitas bakteri menjadi terbatas dan peruraian
tumbuahan sisa kemudian berhenti. Pada tingkat ini
hasilnya disebut peat ( gambut ).

• Jika gambut dialiri air maka bahan-bahan


penghambat mejadi hilang terbawa aliran
dan peruraian berlangsung lagi dan kemungkinan
gambut tidak terbentuk. Jika endapan gambut tidak
teraliri lagi, akan tetapi terkubur oleh lapisan
sedimen halus yang sifatnya kedap air
(“impermeable”) maka pengawetan secara alami
mungkin terjadi. Bila proses ini
berlangsung berulang –ulang maka akan terbentuk
perlapisan batubara.
SYARAT TERBENTUKNYA
BATUBARA

• Syarat untuk terbentuknya formasi batubara antara lain


kenaikan muka air tanah lambat, perlindungan rawa
pantai atau sungai dan energi relatif rendah.
• Lingkungan tempat terbentuknya rawa gambut umumnya
merupakan tempat yang mengalami depresi lambat
dengan sedikit sekali atau bahkan tidak ada penambahan
material dari luar. Pada kondisi tersebut muka air tanah
terus mengikuti perkembangan akumulasi gambut dan
mempertahankan tingkat kejenuhannya mencapai 90%
dan kandungan air secara perlahan menurun menjadi 60%
pada saat terbentuknya brown coal.
FAKTOR PEMBENTUKAN
GAMBUT

• Kelembapan yang berlebihan


• Pengiriman zat makanan
• Derajat keasaman atau alkalinitas
• Potensial oksida reduksi
FAKTOR PROSES PEMBUSUKAN

• Temperatur air
• Siklus air
• Jumlah oksigen dalam air
• Jumlah toxin dalam air
PEMBAGIAN GAMBUT

• Hochmoor ditumbuhi oleh jenis tumbuhan yang


sangat terbatas (lumut dan rumput dengan daun yang
kecil)
• Niedermoor, biasanya tumbuh rumput-rumputan
dengan daun yang lebar dan tumbuhan perdu
(sehingga pada musim semi dan pada musim padan
kelihatan sangat hijau)
NIEDERMOOR

• Niedermoor terbentuk pada lingkungan yang kaya akan


bahan makanan (eutrop) atau pada suatu bagian
perairan (danau) yang menjadi darat (Verlandung
Nahrstofffreicher Gewasser), dimana kaya akan makanan
bagi tumbuhan sebagai penyebab berlimpahnya/ tumbuh
subur vegetasi.
HOCHMOORD/HIGHMOOR

• Hochmoor bisa mencapai beberapa meter dari permukaan


tanah dengan bentuk yang cembung. Moor ini tidak tergantung
pada air tanah atau air kolam karena moor ini mempunyai
sistem air tersendiri yang tergantung hanya pada air hujan.
Moor ini terjadi akibat neraca air yang positif (penguapan
lebih kecil dari uap hujan) sehingga air huan tersimpan dalam
gambut. Akibatnya pH menjadi lebih kecil dan miskin akkan
oksigen. Dengan demikian penghancuran sisa yumbuhan
menjadi terhambat (penumpukkan gambut menjadi cepat).
Karena miskin akkan bahan makanan maka disebut Ombrotoph
PEMBATUBARAAN

• Proses pembatubaraan adalah perkembangan gambut


menjadi lignit, sub bituminous, bituminous, antrasit
sampai meta-antrasit.
TEORI PEMBATUBARAAN
• Teori In-situ
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
dari hutan ditempat dimana batubara tersebut. Batubara yang
terbentuk biasanya terjadidi hutan basah dan berawa, sehingga
pohon-pohon di hutan tersebut padasaat mati dan roboh,
langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut dan sisa tumbuhan
tersebut tidakmengalami pembusukan secara sempurna dan
akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen
organik.
• Teori Drift
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
dari hutan yang bukan ditempat dimana batubara tersebut.
Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di delta mempunyai
ciri-ciri lapisannya yaitu tipis, tidak menerus (splitting), banyak
lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu
cenderung tinggi).
JENIS MATERIAL PEMBENTUK
BATUBARA

• Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat


dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya
terdiri dari karbon padat (fixed carbon), senyawa
hidrokarbon, total sulfur, senyawa hidrogen, dan beberapa
senyawa lainnya dalam jumlah kecil.
• Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang
tidak dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material
tersebut umumnya terdiri dan senyawa anorganik (SiO2,
A12O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O dan
senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil) yang akan
membentuk abu dalam batubara. Kandungan non
combustible material ini umumnya tidak diingini karena
akan mengurangi nilai bakarnya.
TAHAP PEMBATUBARAAN

• TAHAP BIOKIMIA/ PEATIFIKASI  proses perubahan dari


tumbuhan-tumbuhan yang mengalami pembusukan
kemudian terakumulasi hingga membentuk peat
(gambut).
• TAHAP DINAMOKIMIA/ METAMORFISME
• Proses pembentukan gambut dapat berhenti karena beberapa
proses alam seperti misalnya karena penurunan dasar
cekungan dalam waktu singkat.
• Jika lapisan gambut yang telah terbentuk kemudian tertutupi
oleh lapisan sedimen, maka tidak ada lapisan bahan anerob,
atau oksigen yang mengoksidasi, maka lapisan gambut akan
mengalami tekanan dari lapisan sedimen.
• Tekanan terhadap lapisan gambut akan meningkat dengan
bertambah tebalnya lapisan sedimen.
• Tekanan yang bertambah besar pada proses pembatubaraan
akan mengakibatkan menurunnya porositas dan meningkatnya
anisotropi.
• Porositas dapat dilihat dari kandungan airnya yang menurun
secara cepat selama proses perubahan gambut menjadi brown
coal. Hal ini memberikan indikasi bahwa masih terjadi proses
kompaksi.
• Proses pembatubaraan terutama dikontrol oleh kenaikan
temperature, tekanan dan waktu. Pengaruh temperature dan
tekanan dipercayai sebagai faktor yang sangat dominan,
karena sering ditemukan lapisan batubara high-rank (antrasit)
yang berdekatan dengan intrusi batuan beku sehingga terjadi
kontak metamorfisme.
PROSES PEMBATUBARAAN

• Jika lapisan gambut yang telah terbentuk kemudian di


tutupi oleh lapisan sedimen, bakteri an aerob akan
mati, maka lapisan gambut akan mengalami
peningkatan tekanan seiring dengan penambahan
beban dan bertambahnya ketebalan lapisan sedimen.
Tekanan yang besar mengakibatkan peningkatan
temperatur.
• Kenaikan tekanan dan temperatur pada lapisan gambut
akan mengubanya menjadi batubara.
PEMBAGIAN BATUBARA

2 (dua) macam batubara menurut Sudarsono, 2000, yaitu :


• Batubara autochtone, lapisan batubara terbentuk dari
tumbuhan yang tumbang ditempat tumbuhnya. Dengan
demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum
mengalami proses transportasi segera tertutup oleh
lapisan sedimen dan mengalami proses coalification.
• Batubara allochtone, lapisan gambut yang terbentuk dari
bagian tumbuhan yang terbawa aliran sungai, serta
terendapkan di daerah hilir sungai. Dengan demikian
tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan
berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan
sedimen dan mengalami proses coalification.
FASIES BATUBARA

Fasies dapat diekspresikan melalui komposisi maseral


dan kandungan mineral, komposisi kimia (Kandungan
S, N dan rasion H/C Vitrinite) serta sifat tekstur.
• Tipe Pengendapan
• Rumpun Tumbuhan Pembentuk
• Lingkungan pengendapan
• Persediaan bahan makanan
• pH, aktivitas bakteri dan sulfur
• Temperatur gambut
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai