Anda di halaman 1dari 38

CURRICULUM VITAE

• Nama : Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM


• TTL : Palembang, 3 Mei 1970
• Pendidikan : Spesialis Penyakit Dalam FK Universitas Sriwijaya
Palembang th 2008
• Riwayat Pekerjaan :
• 1. Dokter PTT Puskesmas Muara Rupit 1997 – 2000
2. Dokter PNS RSUD Dr. MM Dunda Gorontalo 2001 – 2004
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Banyuasin
2008 – sekarang
4. Dokter Spesialis Penyakit Dalam FK UNSRI/RSMH
Palembang 2009 – sekarang
• HP : 081271621966 / 0711 7301744
DEMAM

Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM


Divisi Penyakit Tropik Infeksi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RS Dr. Moh. Hoesin/FK UNSRI
PENDAHULUAN
• Demam merupakan gejala penyakit yang sering dijumpai dan
menimbulkan rasa tidak enak atau tidak nyaman bagi
penderita.
• Merupakan tanda mendasar dari banyak gangguan penyakit
menular dan tidak menular.
• Suhu pasien demam mulai dimonitor sejak tahun 1850-an
dan 1860-an, setelah Traube memperkenalkan termometer
untuk bangsal rumah sakit.
• Kurva suhu Wunderlich tahun 1868 → informasi yang cukup
akurat dan prediktif mengenai kondisi seorang pasien.
REGULASI SUHU TUBUH
• Panas dihasilkan oleh aktivitas otot, metabolisme dari
makanan dan semua proses vital yang berkontribusi terhadap
laju metabolisme basal.
• Hilang dari tubuh oleh radiasi, konduksi, dan penguapan air di
saluran pernafasan dan kulit, serta sejumlah kecil panas juga
dikeluarkan dalam urin dan tinja.
• Keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
menentukan suhu tubuh.
• Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi dengan suhu dan
karena sistem enzim tubuh memiliki kisaran suhu sempit yang
fungsinya optimal, fungsi tubuh normal tergantung pada suhu
tubuh yang relatif konstan.
KONTRIBUSI RELATIF ORGAN TUBUH
DALAM PRODUKSI PANAS
MEKANISME KEHILANGAN PANAS
REGULASI SUHU TUBUH MELALUI
PRODUKSI DAN KEHILANGAN PANAS
MEMPRODUKSI PANAS MELEPAS PANAS
Respon Tubuh Mekanisme Aksi Respon Tubuh Mekanisme Aksi
Membatasi aliran darah tubuh Menghantarkan darah yang
seperti kulit dan jaringan subkutan membawa panas inti tubuh ke
Vasokontriksi sebagai penyekat, sehingga Dilatasi perifer, yang akan dilepaskan
mencegah pelepasan panas pada melalui radiasi, konduksi, dan
permukaan tubuh. konveksi.

Kontraksi otot Mencegah kehilangan panas Meningkatkan pelepasan panas


Berkeringat
pilomotor rambut pada permukaan kulit. melalui evaporasi.

Posisi tubuh untuk


menutupi tubuh Mengurangi area permukaan
dengan tubuh yang terpapar.
ekstremitas
Meningkatkan produksi panas
Menggigil
oleh aktivitas otot.

Peningkatan Meningkatkan produksi panas


produksi epinefrin melalui metabolisme.

Peningkatan Mekanisme lanjut dalam


produksi hormon meningkatkan metabolisme dan
tiroid produksi panas. 7
DEFINISI DEMAM
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5ºC-37,2ºC.
Suhu subnormal dibawah 36ºC.
Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh diatas 37,2ºC.
Hiperpireksia adalah suhu keadaan kenaikan suhu tubuh
sampai setinggi 41,2ºC atau lebih, sedangkan hipotermia
adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35ºC.
Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di
aksilla dan oral maupun rektal, dalam keadaan biasa
perbedaannya sekitar 0,5ºC; suhu rektal > suhu oral.
TIPE DEMAM
 Suhu mencapai normal
 Demam hektik → range ≥ 2 ºC
 Demam intermiten → range < 2 ºC
 Demam siklik
– Suhu tidak mencapai normal
 Demam septik → range ≥ 2 ºC
 Demam remiten
 Demam kontinyu → range ≤ 1 ºC
TIPE DEMAM
DEMAM SEPTIK DAN DEMAM HEKTIK
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke
tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
Tuberkulosis & abses piogenik.
TIPE DEMAM
DEMAM REMITEN
• Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap
hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
• Contoh : demam tifoid, infeksi virus & mikoplasma.
• Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada
demam septik.
TIPE DEMAM
DEMAM INTERMITEN
• Pada demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari.
• Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
• Contoh : Malaria.
TIPE DEMAM
DEMAM KONTINYU
• Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat.
• Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
• Contoh : pneumonia.
TIPE DEMAM
DEMAM SIKLIK
• Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
tubuh seperti semula.
• Contoh : Limfoma Hodgkin's.
ETIOLOGI DEMAM
• Infeksi: bakterial, viral, jamur, parasit, riketsia
• Penyakit autoimun: SLE, poliartritis nodosa, demam rematik,
polimyalgia rheumatika, giant cell arthritis, adult still’s
disease, wegeners granulamatosis,vaskulitis, relapsing
polychondritis, dermatomyositis, adult rheumatoid arthritis.
• Penyakit sistem saraf pusat: perdarahan serebral, trauma
kepala, tumor otak dan spinal, penyakit degeneratif sistem
saraf pusat (misal: sklerosis multipel), trauma medulla
spinalis.
• Penyakit neoplasma ganas: neoplasma primer (misal: kolon
dan rectum, hepar, ginjal, neuroblastoma), tumor metastase
dari hepar.
• Penyakit darah: Limfoma, leukemia, anemia hemolitik.
ETIOLOGI DEMAM
• Penyakit kardiovaskuler: infark miokard, tromboflebitis,
emboli paru.
• Penyakit gastrointestinal: penyakit bowel, abses hepar,
hepatitis alkoholik, hepatitis granulomatosa.
• Penyakit endokrin: Hipertiroid atau feokromositoma.
• Penyakit karena agen kimia: reaksi obat (termasuk serum
sickness), sindroma neuroleptik maligna, hipertermi maligna
pada anestesi, sindroma serotonergik.
• Penyakit miscelaneous: sarkoidosis, demam mediterania,
trauma jaringan lunak dan hematoma.
17
PATOFISIOLOGI DEMAM
• Substansi penyebab demam adalah pirogen, terdiri dari:
– Pirogen eksogen → berasal dari luar tubuh → bakteri,
virus, parasit.
– Pirogen endogen → berasal dari dalam tubuh → sitokin,
IL-1, IL-6, TNF-α.
• Pemicu reaksi demam → infeksi dan produk-produk infeksi
yang akan merangsang sel-sel makrofag, monosit, limfosit
dan endotel → IL-1, IL-6, TNF-α.
• Berikatan dengan reseptornya di hipotalamus → aktivasi
fosfolipase A2 melepaskan asam arakhidonat, kemudian oleh
enzim COX2 diubah menjadi PGE2 → suhu ↑
HIPERTERMIA
• Hipertermia → pengaturan yang tidak sesuai dari pusat
thermoregulasi dalam hubungannya dengan peningkatan
suhu tubuh tidak terkendali yang melebihi kemampuan tubuh
untuk menurunkan panas.
• Mekanisme hipertermia yang dapat menghasilkan suhu
internal tinggi akibat :
– Paparan panas eksogen
– Produksi panas endogen
• Produksi panas berlebihan dapat dengan mudah
menyebabkan hipertermia meskipun fisiologis & kontrol
perilaku suhu tubuh ada.
• Cepat fatal & bersifat tidak merespon antipiretik.
• Hipertermia sering didiagnosis berdasarkan peristiwa segera
sebelum paparan suhu inti misalnya, panas atau perawatan
dengan obat-obatan yang mengganggu termoregulasi.
21
22
SETIAP KENAIKAN 1ºC
• Peningkatan 13% konsumsi O2
• Peningkatan kebutuhan kalori
• Induksi temperatur → infertilitas pada laki-laki
• Katabolisme otot menjadi cepat
DEMAM YANG BELUM TERDIAGNOSIS
(FEVER OF UNKNOWN ORIGIN/FUO)
• Didefinisikan oleh Petersdorf & Beeson
1. Durasi lebih dari 3 minggu.
2. Demam dengan suhu > 38,3 C pada beberapa kali
pengukuran.
3. Kegagalan untuk memperoleh diagnosis setelah
dilakukan pemeriksaan (menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya) selama 1
minggu di RS.
• Penyebab FUO antara lain: infeksi (40%), neoplasma (20%),
penyakit kolagen (20%), penyakit lain (10%), dan yang tidak
diketahui sebabnya (10%).
FUO
• FUO klasik, penderita telah diperiksa di RS atau di klinik
selama 3 hari berturut-turut tanpa dapat ditetapkan penyebab
demam.
• FUO nosokomial, penderita yang pada permulaan dirawat
tanpa infeksi di RS dan kemudian menderita demam >38,3ºC
dan sudah diperiksa secara intensif untuk menentukan
penyebab demam tanpa hasil yang jelas.
• FUO netropenik, penderita yang memiliki hitung jenis netrofil
<500 ul dengan demam >38,3C dan sudah diusahakan
pemeriksaan intensif selama 3 hari tanpa hasil yang jelas.
• FUO HIV, penderita HIV yang menderita demam, selama 4
minggu pada rawat jalan tanpa dapat menentukan
penyebabnya atau pada penderita yang dirawat di RS yang
mengalami demam selama lebih dari 3 hari dan telah
dilakukan pemeriksaan tanpa hasil yang jelas.
DIAGNOSIS DEMAM
ANAMNESIS
– Kronologis gejala
– Penggunaan obat sebelumnya
– Riwayat pekerjaan (kontak dengan hewan, asap beracun,
organisme yang infeksius, kontak dengan penderita lain
yang mengalami panas, di rumah, di tempat kerja, atau di
sekolah)
– Riwayat perjalanan
– Riwayat konsumsi makanan
– Riwayat keluarga
– Keadaan lingkungan dan geografis
– Riwayat penyakit sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan → harus teliti, diulangi secara reguler.
• Suhu tubuh harus diukur pada lokasi spesifik yang digunakan
secara konsisten.
• Pemeriksaan harus diperhatikan pula pada kulit, kelenjar
limfe, mata, dasar kuku, sistem kardiovaskuler, dada,
abdomen, sistem muskuloskletal dan sistem saraf.
• Suhu pasien biasanya diukur dengan thermometer air raksa
dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral atau rektal.
• Terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila, oral
dan rektal.
• Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar antara 0,4C -
0,5C, suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
VARIABEL PENGUKURAN SUHU
1. Intake
Proses mengunyah → meningkatkan temperatur oral
sekitar 0,3˚C.
Minuman hangat → meningkat pembacaan sekitar 0,9˚C.
Minuman dingin menyebabkan penurunan 0,3 - 1,2˚C.
Merokok meningkatkan sekitar 0,2˚C.
2. Takipnea → mengurangi suhu oral sekitar 0,5˚C untuk setiap
10 napas/menit kenaikan dalam frekuensi pernapasan.
3. Hemiparesis → suhu aksila sekitar 0,5˚C lebih rendah di sisi
yang lemah dibandingkan dengan sisi yang sehat.
4. Serumen → menurunkan pembacaan suhu timpani,
dikarenakan menghambat radiasi panas dari membran
timpani.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Patologi klinik : Hitung darah lengkap, dll.
Kimia darah : Profil elektrolit, gula darah, kreatinin, SGOT-
SGPT dan lain-lain.
Mikrobiologi : Isolasi kuman penyebab infeksi merupakan
kriteria diagnosis utama pada pasien yang
tersangka demam karena menderita infeksi.
Radiologi : Merupakan pemeriksaan penunjang medis
sangat vital dalam membantu diagnosis
kelainan paru, ginjal, tulang.
PENATALAKSANAAN DEMAM
Non Farmakologis → metode fisik untuk memfasilitasi
pelepasan panas yang lebih besar dari tubuh.
– Kompres air hangat.
– Jangan membungkus orang yang menderita demam.
– Singkirkan baju atau selimut yang tebal.
– Lingkungan sebaiknya sejuk dan nyaman.
– Minum cairan lebih banyak dapat menurunkan demam.
PENATALAKSANAAN DEMAM
Farmakologis :
OAINS → Obat penghambat siklooksigenase
(cyclooxygenation inhibition/COX) → antipiretik.
Antipiretik lain → Asetaminofen (Parasetamol, antipiretik
yang paling aman).
Glukokortikoid → Preparat ini menghambat sintesis PGE2
dengan menghambat enzim fosfolipase A2 dan memblok
baik transkripsi mRNA untuk IL-1 serta TNF dan translasi
sitokin → efek imunosupresif dan antifagositik yang poten,
FARMAKODINAMIK OBAT ANTIPIRETIK
THERAPY OF HYPERTHERMIA
• Field management includes removing the patient's clothing,
fanning the patient, and bathing the patient's skin with cool
water; ice packs should be applied if they are available.
• First-aid measures to maintain the patient's airway and
prevent injury are important.
• The patient should be protected from sunlight and should be
moved to a cool environment and evacuated to an emergency
ward as soon as possible.
• Hypothermic mattresses or, in urgent circumstances, ice-
water immersion may be employed.
• These treatments are very uncomfortable and should be used
only when the hyperthermia is truly deleterious.
• Cool intravenous fluids should be administered as soon as
parenteral therapy becomes available, but oral hydration is
inadvisable because of the risk of aspiration.
KEUNTUNGAN DEMAM
• Patogen tertentu akan mati pada keadaan demam → proses
pertumbuhan & replikasinya terganggu.
• Suhu yang tinggi me↓ kadar Fe, Zn, & Cu dalam serum (zat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan atau replikasi kuman).
• Membuat tubuh lebih banyak menggunakan lemak dan protein
sebagai sumber energi, sedangkan lemak & protein diperlukan
kuman.
• Meningkatkan destruksi lisosom & autoreduksi sel sehingga
dapat menurunkan replikasi virus pada sel yang terinfeksi.
• Protein fase akut yang diproduksi oleh sel-sel hati mengikat
kation yang diperlukan untuk reproduksi kuman.
• Panas meningkatkan transformasi leukosit & motilitas leukosit
netrofil yang memfasilitasi respon imun.
• Fagositosis meningkat & produksi antivirus interferon juga ↑.
Oleh karena itu sebelum pemberian antipiretik harus
mempertimbangkan beberapa keadaan sebagai berikut:
Apakah demam lebih banyak menimbulkan kerugian atau
keuntungan ?
Apakah pemberian antipiretik tidak mengganggu
perjalanan penyakit ?
Apakah manfaat obat lebih besar dari efek samping yang
mungkin terjadi ?
KOMPLIKASI DEMAM
• Peningkatan suhu tubuh yang paling berbahaya bagi sangat
muda dan sangat tua.
• Meningkatkan konsumsi oksigen → meningkatkan peredaran
darah → menimbulkan iskemia, aritmia, atau gagal jantung
kongestif pada pasien dengan penyakit jantung.
• Selama kehamilan, tidak menyebabkan kematian janin, tetapi
selama trimester pertama → meningkatkan risiko jantung
bawaan.
• Risiko pada anak-anak antara 6 bulan dan 6 tahun → kejang
demam.
• Pada orang dewasa jarang terjadi kejang demam, tetapi
demam sering menyebabkan konsentrasi menurun dan
mengantuk, serta mengigau.
• Pasien dengan stroke beresiko untuk cedera otak tambahan
akibat demam → peningkatan morbiditas dan kematian
KESIMPULAN
• Demam → kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal → pagi hari > 37,2C (98,9F) atau suhu pada sore
hari >37,7C (99.9F)
• Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh
sampai setinggi 41,5C atau lebih, sedangkan hipotermia
adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35C.
• Substansi pirogen merupakan penyebab demam :
– pirogen eksogen → infeksi dan produknya
– pirogen endogen → komplek antigen-antibodi,
komplemen, produk limfosit, sitokin.
• Tipe demam → dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu
→ demam intermitten pada malaria, demam remitten pada
tifoid, demam kontinyu pada pneumonia.
KESIMPULAN
• Anamnesis & pemeriksaan fisik yang baik & cermat secara
holistik sangat membantu dalam menegakkan diagnosis →
pemeriksaan laboratorium, radiologi, mikrobiologi →
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
• Penatalaksanaan demam :
– Non farmakologi → prinsip dari metode fisik adalah
memfasilitasi pelepasan panas yang lebih besar dari
tubuh.
– Farmakologi → asetaminofen, steroid dan obat
penghambat siklooksigenase.

Anda mungkin juga menyukai