Anda di halaman 1dari 52

POKOK BAHASAN DALAM

PENCEMARAN :
Pencemaran Udara
Pencemaran Global
Pencemaran indoor
Pencemaran Pestisida
Pencemaran B3
Pencemaran Air
Pencemaran Tanah
Pencemaran Radiasi
Pencemaran Sampah
Pencemaran Noise (Kebisingan)
TINDAK LANJUT DAN
SOSIALISASI
PP 41/99 TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA
TRANSPORTASI
INDUSTRIALISASI
PENEBANGAN HUTAN
GAYA HIDUP MASYARAKAT
Efek Rumah Kaca

A T M O S F I R
Sebagian radiasi matahari Sebagian radiasi infra merah
MATAHARI dipantulkan oleh atmosfir melewati atmosfir dan
dan permukaan bumi hilang di angkasa
Radiasi matahari yang
keluar:
Radiasi neto matahari 103 Watt per m2 Radiasi neto matahari
yang masuk: yang masuk:
240 Watt per m2 240 Watt per m2

Sebagian radiasi infra merah diserap


dan diemisikan kembali oleh molekul-
Radiasi matahari melalui
molekul gas rumah kaca. Efek yang
atmosfir yang jernih
Radiasi matahari yang langsung ditimbulkan adalah
masuk: meningkatnya suhu permukaan bumi
dan troposfir
343 Watt per m2
Permukaan bumi menerima lebih
banyak panas dan radiasi
inframerah diemisikan kembali

Energi matahari diserap


permukaan bumi dan … dan diubah menjadi panas yang
menghangatkannya
168 Watt per m2 … menyebabkan emisi gelombang
panjang (infra merah) kembali ke
atmosfir
B U M I
GAS RUMAH KACA

1. karbondioksida (CO2) —> pembakaran


bahan bakar fosil di sektor energi,
transportasi dan industri
2. dinitro oksida (N2O)
3. metana (CH4)
4. sulfurheksaflorida (SF6)
5. perflorokarbon (PFCs)
6. hidroflorokarbon (HFCs)
Pemanasan
global 
peningkatan
suhu akibat
efek rumah
Sumber Pencemar Udara

Sumber
pencemar
dominan
DAMPAK PENCEMARAN UDARA PADA
KESEHATAN
MATA
Iritasi & peradangan
akibat HC
OTAK (hidrokarbon)
gangguan pertumbuhan
& kecerdasan akibat Pb
(timbal)
TENGGOROKAN
Peradangan akibat
HC (hidrokarbon)
PERUT
Mual, lesu dan
nafsu makan turun
akibat Pb (timbal) PARU-PARU
flek & memicu
serangan asma akibat
HC & SOx

SISTEM
REPRODUKSI JANTUNG
terganggu (laki-laki) darah kekurangan oksigen
akibat Pb (timbal) akibat CO dan NOx
Human body significantly reacts to diesel Nano-particles. Small particles are too dangerous to
nervous system.
Deposition into
Extra-thoracic Large
Nasal
Inflammation, Congestion particles
High numbers and large surface
Oral
area
Trachea Asthma
Bronchitis
Bronchial Congestion

Obstructive disease
Edema
Alveolar Emphysema Ultra-fine
Fatal damage to lung particles
Bronchioles
and other organs?

Alveolar duct

0.1 nm 1 nm 10 nm 100 nm 1 μm 10 μm 100 μm 1 mm


Molecule
Molecule Virus Bacterium Fuel Spray Rain
SMOG
Tobacco Smoke PM
SPM and PM10
Nano-PM PM 2.5
Visible Effect of PM
Health Effect of PM
Lung of a rat after exposure to diesel exhaust
Exposed to Diesel Exhaust Expose to Clean Air

Compared to the normal pink lung, it has been blackened by soot

National Institute for Environmental Studies, Japan


DAMPAK PENCEMARAN UDARA PADA
LINGKUNGAN

Pemanasan
Global
mengakibatkan
peningkatan
temperatur
bumi

MARI KITA
SELAMATKAN
BUMI KITA
YANG SATU-
SATUNYA INI
!!
Gambar Dampak Deposisi Asam di Prasasti Bola Persib
(sumber : Lapan, 2001)

LAPAN, Maret 2001

Pada bagian paha patung dan bola tampak warna hijau


karena adanya proses korosi sulfur oleh air hujan
Dampak (sambungan)
 4000 kematian prematur dan 1,5 juta
penduduk terkena asma setiap tahun
 Profil Kesehatan DKI Jakarta Tahun
2004: setengah penyakit terbanyak
terkait dengan pencemaran udara
(ISPA, asma, penyakit mata)
 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2004:
ISPA menduduki peringkat pertama
dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia.
Grafik
tingkat uji
emisi di
kota-kota
besar
Indonesia
(2012)
Kota2
dengan
langit ter-
BIRU...
Peraturan Perundangan Pengendalian
Pencemaran Udara
 UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
 UU No. 17/2004 tentang Ratifikasi Protokol Kyoto
 Keppres No. 23/92 tentang Ratifikasi Protokol
Montreal
 PP No. 4/2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan
Perusakan Lingkungan Hidup yang Berkaiatan dengan
Kebakaran Hutan dan atau Lahan
 PP No. 41/99 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Peraturan Ambien
 Kepmen LH No.45/96 tentang Indeks Standar Pencemar
Udara
 Kepmen LH No.48/96 tentang Baku Tingkat Kebisingan
 Kepmen LH No. 49/1996 tentang Baku Mutu Getaran
 Kepmen LH 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebauan.
Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan Perundangan…lanjutan
Sumber Bergerak :
 Keputusan Menteri Negara LH No: KEP-
05/MENLH/2006 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
 KepMen LH No. 141/2003 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe baru
Dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang
Diproduksi
 Kepmen No.252/2004 tentang Program Penilaian
Peringkat Hasil Uji Tipe Emisi Gas Buang
kendaraan bermotor Tipe Baru
Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan Perundangan…lanjutan
Sumber Tidak Bergerak
 Kepmen LH No: KEP-13/MENLH/95 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
 Kepdal No. 205/97 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara dari
Sumber Tidak Bergerak
 Kepmen LH No.129/2003 tentang Baku Mutu
Emisi Usaha dan atau Kegiatan Minyak dan
Gas Bumi.
 KepMen LH No.133/2004 tentang Baku Mutu
Emisi Usaha Bagi Kegiatan Industri Pupuk.
Perangkat Peraturan yang Terkait dengan
Pengendalian Pencemaran Udara
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah
 UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi
 UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Kelemahan PP 41/99 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
 PP 41/1999 belum mengatur secara rinci isu terkait
dgn udara di berbagai sektor terkait ataupun
pemerintah daerah, seperti
 Penanganan kebakaran hutan/lahan
 Pengadaan bahan bakar ramah lingkungan
 Transportasi massal l
 Belum diaturnya kewenangan dan kelembagaan
pengendalian pencemaran udara secara spesifik
dalam framework hukum lingkungan hidup
 Dari sisi teknis pelaksanaan, pengendalian
pencemaran udara di Indonesia masih difokuskan
pada penanggulangan dan pemulihan, sementara
program pencegahan pencemaran udara belum
terakomodir secara jelas.
PP 41/99 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
 PP 41/1999 belum mengatur tatacara
penghitungan beban pencemaran udara
yang menjadi salah satu syarat dalam
program pengendalian udara yang efektif
dan efisien
 Materi yang diatur hanya mengenai udara
troposfir belum membahas atmosfir
 Rendahnya tingkat pemahaman dan peran
serta masyarakat juga turut memperburuk
situasi
Prosedur Pengendalian Pencemaran Udara
Berdasarkan PP 41/99

Usulan Yang perlu ditambahkan


Dasar Pentingnya Pengaturan Udara
Bersih
 Kondisi kualitas udara di beberapa kota melampaui
baku mutu udara ambien
 Kualitas udara yang bersih dan sehat merupakan hak
individu masyarakat
 Dampak kesehatan pada manusia: iritasi mata, hidung,
paru-paru, kesulitan nafas, infertilitas, pemicu kanker,
kelainan kelahiran, kerusakan otak dan syaraf, radang
paru-paru jangka panjang
 Merusak lingkungan: pohon, sungai dan danau.
Penipisan lapisan ozon diatas bumi sehingga stratosfir
menyebabkan kanker kulit & katarak.
Dasar (sambungan)
 Pencemar udara mengakibatkan
korosi pada gedung, monumen dan
patung
 Pencemaran udara menyebabkan
terjadi asap menurunkan jarak
pandang mata, mengganggu
penerbangan
 Dampak pencemaran udara bersifat
jangka panjang
Dasar (sambungan)
 Karakteristik penyebaran polusi udara
bersifat lintas batas baik lintas negara,
propinsi maupun kabupaten/kota
 Penanggulangan pencemaran udara
melibatkan lintas sektor
 Peraturan daerah dapat merubah cara
masyarakat bekerja dan berkarya serta
merubah perilaku hidup masyarakat
dalam mengupayakan udara bersih
Dasar (sambungan)
 Era otonomi daerah melalui UU No. 32/2004
melimpahkan pengelolaan lingkungan ke
daerah.
 Secara atribusi Pemerintah Daerah dapat
membuat peraturan daerah sendiri sepanjang
tidak bertentangan dengan kebijakan pusat,
peraturan yang lebih tinggi dan kepentingan
umum.
Hal-hal yang Perlu Ada Dalam
Pengaturan Udara Bersih
Pengaturan Materi Umum
 Precautionary Principle
 Polluters Pay Principle
 Peran pemerintah pusat, propinsi dan
kabupaten/kota dalam pengelolaan udara
 Peran masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan kualitas udara
 Penetapan baku mutu udara ambien dan
emisi
 Pencemaran udara lintas batas
(kabupaten/kota/propinsi/antar negara)
Pengaturan Materi Umum…lanjutan

 Izin pembuangan emisi


 Penegakan hukum dan sanksi
 Penetapan penjadwalan dan target
 Penyampaian informasi kepada masyarakat
 Mekanisme pengaduan
 Instrumen ekonomi dalam pengelolaan
kualitas udara
 Pengelolaan dana lingkungan (environmental
fund) untuk udara
 Monitoring dan evaluasi
Pengaturan Muatan Teknis
 Perlindungan Mutu Udara Ambien
 Pemantauan kualitas udara ambien
 Penetapan status mutu udara ambien
 Tata ruang
 Zat Pencemar
 Asap
 Polutan udara lainnya (primer dan sekunder)
 Polutan udara bahan berbahaya dan beracun
(dioksin, benzene, PAH, dll)
Muatan Teknis (Lanjutan)
 Sumber bergerak
 Penetapan standar emisi dan kebisingan
 Teknologi ramah lingkungan
 Pemeriksaan emisi & perawatan kendaraan
bermotor
 Sustainable transport
 Bahan bakar bersih
 Bahan bakar alternatif, dll
 Sumber tidak bergerak
 Penetapan standar emisi dan kebisingan
 Diversifikasi energi
 Penerapan produksi bersih
 Alat pengendali pencemaran udara
Muatan Teknis (Lanjutan)
 Pengendalian pencemaran udara akibat
pembakaran sampah, dan hutan/lahan
 Tanggap darurat
 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
 Pengendalian pencemaran udara dalam ruangan
(indoor)
 Upaya pengendalian (sirkulasi udara, AC, dll)
 Larangan merokok dalam ruangan
 Monitoring
 Perlindungan atmosfir
 Deposisi asam
 Ozon
 Perubahan iklim
Muatan Teknis (Lanjutan)

Pengaturan kebijakan daerah sudah harus


mulai mempertimbangkan konsep eco-
region: penataan ruang, sistem
tranportasi, pembangunan infrastruktur
Pembagian Tugas dan Fungsi Instansi Lingkungan

No. Tugas dan Fungsi Instansi Lingkungan Pusat Provinsi Kab/Kota


1. Merumuskan kebijakan di bidang V
pengendalian dampak pencemaran udara
yang berlaku nasional, meliputi:
baku mutu udara ambien nasional, v v
baku mutu emisi dan ambang batas emisi v
gas buang
pedoman teknis untuk menentukan arah v
pengendalian pencemaran udara v

2. Melakukan pembinaan di bidang v


pengendaliaan dampak pencemaran udara
terhadap instansi lingkungan provinsi
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan di v
bidang pengendalian dampak pencemaran
udara terhadap instansi lingkungan
kabupaten/kota
Pembagian Tugas dan Fungsi Instansi Lingkungan

No. Tugas dan Fungsi Instansi Lingkungan Pusat Provinsi Kab/Kota

4. Melaksanakan rangkaian kegiatan untuk v v


menentukan arah pengendalian pencemaran
udara kabupaten/kota
5. Menyusun basis data di bidang pengendalian v v v
pencemaran udara kabupaten/kota yang
terintegrasi dengan basis data nasional
6. Mengkoordinasikan perumusan rencana aksi v
pengendalian beban pencemaran
kabupaten/kota, mengawasi pelaksanaannya
dan mengevaluasi efektivitasnya
7. Mengkoordinasikan perumusan rencana aksi v
pengendalian beban pencemaran lintas
kabupaten/kota, mengawasi pelaksanaannya
dan mengevaluasi efektivitasnya
Hasil Rakor Pengelolaan Kualitas Udara
 Penanganan pencemaran udara di daerah harus
disesuaikan dengan karakteristik daerah ybs
 Perlu dilakukan penguatan kelembagaan dan
kapasitas di daerah, peningkatan SDM agar
memenuhi kompetensi
 KLH diharapkan mampu memfasilitasi dukungan
dana baik dari pemerintah pusat (DAK) / lembaga
lain serta bimbingan teknis
 Diperlukan institusi pengelola lingkungan di daerah
yang berdiri sendiri setingkat eselon II
 Perlu dilaksanakan penegakan hukum
Hasil Rakor Pengelolaan Kualitas Udara

 Perlu disusun peraturan payung (RUU)


mengenai udara, serta PERDA di tingkat
propinsi dan kota/kabupaten
 Diperlukan adanya acuan struktur serta
muatan substansi Raperda
 Mensosialisasikan hasil Rakor kepada
Kepala daerah dan Ketua DPRD untuk
mempersiapkan penyusunan Raperda
Langkah Prioritas Dalam
Pengendalian Pencemaran Udara
 Pengendalian pencemaran udara yang
efektif
 Pencegahan dari sumber
 Kendaraan bermotor

 Industri

 Kegiatan lain

 Tata ruang
Langkah Prioritas…lanjutan

 Tiga sumber ini menggunakan


manajemen pengendalian yang
berbeda agar efektif, karena itu
peraturan untuk pengendalian untuk
ke-3 sumber tsb dibuat spesifik
Langkah Prioritas…lanjutan
 Prioritas ditentukan oleh
 Kontribusi terbesar
 Kapasitas pengendalian
 Sarana
 SDM
 Institusi
 Komitmen pemimpin
 Tingkat keberhasilan yang tinggi
 Teknologi yang tersedia (BPT atau BAT)
Dilaksanakan secara bertahap…..
Kesimpulan
 Isu udara semakin luas sehingga PP 41/99 sdh tdk
memadai
 Karakteristik pencemaran udara di setiap daerah
berbeda shg manajemen pengendaliannya
berbeda. Dengan demikian muatan substansi di
setiap daerah dapat berbeda
 UU Udara bersih dapat memberikan pokok-
pokok pikiran umum yang harus terdapat di
setiap Perda (koordinasi lintas sektor ; hubungan
pusat dan daerah)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai