Anda di halaman 1dari 23

Hepatitis B

Virus Hepatitis B
Virus Hepatitis B
Virus DNA
terdiri atas 3 jenis antigen:
berukuran 42 nm HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.
berbentuk seperti bola, terdiri
dari partikel genom (DNA)
berlapis ganda dengan
selubung bagian luar dan famili Hepadnaviridae  bersifat
nukleokapsid di bagian dalam. hepatotropis dan merupakan
virus dengan genom DNA.

bertahan pada proses desinfeksi


dan sterilisasi alat yang tidak
memadai, tahan terhadap
pengeringan dan penyimpanan
selama satu minggu atau lebih.
• Hepatitis B (HBV) adalah suatu penyakit hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota
famili hepadnavirus  peradangan hati akut atau
menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati
atau kanker hati
• >1 juta orang/th meninggal karena HBV.
• >95 % orang dewasa dg HBV membaik dalam
waktu 6 bulan ; Namun 90 % anak-anak yang
menderita HBV tidak pernah membaik bahkan
menjadi lebih buruk kondisinya bahkan risiko sirosis (
jaringan parut hati ) dan kanker hati menjadi
meningkat.
Penularan
• HBV terjadi ketika darah atau cairan tubuh dan air
mani dari orang yang terinfeksi memasuki tubuh
seseorang yang tidak dilindungi dari HBV.
• 100 kali lebih menular dibandingkan HIV.
• Jumlah tertinggi HBV ditemukan di darah, air mani
dan cairan vagina.
Cara penularan
1. Vertikal:

dari ibu hamil kepada bayi yang dilahirkannya.

pada masa sebelum kelahiran atau prenatal,


selama persalinan atau perinatal (paling sering)
dan setelah persalinan atau postnatal.

Penularan pada masa perinatal terjadi


melalui cara maternofetal micro
infusion (saat kontraksi uterus).

bayi yang mendapat penularan vertikal


sebagian besar mulai terdeteksi HBsAg pada
usia 3-6 bulan (masa tunas infeksi VHB).
2. Horizontal:
• Kulit (jarum suntik, transfusi darah)
• Selaput Lendir mulut, hidung, mata, kelamin
Faktor Risiko
• Jenis kelamin (laki-laki >>>)
• Pekerjaan (kontak dg darah)
• Imunitas
• Penyakit yang mendasari (butuh hemodialisa)
• Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif
• hidup di daerah endemis VHB dengan prevalensi
tinggi, misalnya di Indonesia : Lombok, Bali,
Kalimantan Barat.

Gejala Klinik
• Hepatitis B Akut
o Masa Inkubasi (60-75 hari): antara saat penularan infeksi dan saat timbul
gejala/ikterus, berkisar antara 1-6 bulan.
o Fase Prodromal (3-14 hari) : malaise, rasa lemas, lelah, anoreksia, mual,
muntah, terjadi perubahan pada indera perasa dan penciuman, panas
yang tidak tinggi, nyeri kepala, nyeri otot-otot, rasa tidak enak/nyeri di
abdomen, dan perubahan warna urine menjadi cokelat, dapat dilihat
antara 1-5 hari sebelum timbul ikterus.
o Fase Ikterus (1-6 minggu): Dengan timbulnya ikterus, keluhan prodromal
akan berkurang, kadang rasa malaise, anoreksia masih terus
berlangsung, dan nyeri abdomen kanan atas bertambah. Untuk deteksi
ikterus  sklera mata.
o Fase Penyembuhan : menghilangnya ikterus dan keluhan lain, namun
rasa malaise dan cepat lelah kadang masih dirasakan, hepatomegali
dan rasa nyerinya juga berkurang.
• Hepatitis B Kronis
o Fase Imunotoleransi : Pada masa anak-anak atau pada dewasa
muda, sistem imun tubuh toleren terhadap VHB  konsentrasi
virus dalam darah tinggi, tidak terjadi peradangan hati. VHB
dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.
o Fase Imunoaktif: 30% individu yg mengalami replikasi VHB
berkepanjangan  nekroinflamasi (ALT dan DNA VHB meningkat)
o fase pengidap inaktif, ditandai dengan DNA VHB yang rendah
(<2000 IU/ml), ALT normal, dan kerusakan hati minimal. Seringkali
pasien pada fase pengidap inaktif dapat mengalami
o Fase Residual : Tubuh berusaha menghancurkan virus 
pecahnya sel hati yg terinfeksi VHB. 70%  tidak tjd kerusakan
hait yg berarti. Titer HBsAg rendah dengan HBeAg (-) dan anti
Hbe (+), konsentrasi ALT normal, DNA VHB kembali mencapai
>2000 IU/mL
Diagnosis
• Peningkatan ALT 10-20 kali batas atas nilai normal
dengan ratio de ritis (ALT/AST) sekitar 1 atau lebih.
• IgM anti HBc juga negatif
• Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
• Pemeriksaan fibrotest
• USG atau CT scan
• Hanya salah satu dari ALT/AST tidak dapat menjelaskan
stadium penyakit
• ALT mungkin lebih meningkat dibanding AST namun
dengan progresivitas penyakit hingga sirosis, rasio
AST/ALT mungkin terbalik.
• Penurunan serum albumin progresif, peningkatan
bilirubin, pemanjangan PT  dekompensasi sirosis
Staging
• Biiopsi hepar digunakan untuk menentukan derajat
nekroinflamasi dan fibrosis
Therapy
• Antiviral Therapy
Pencegahan
• Vaksinasi (3x) pada neonatus <24 jam setelah
lahir kemudian diikuti 2 dosis lagi
• Wanita hamil yang menderita hepatitis B dianjurkan
mengonsumsi tenofovir
Prognosis
• Insidens kumulatif 5 tahun yang terdiagnosis hep B
kronis  sirosis hepatis  8-20%
• Pada sirosis dekompensata angka survival dalam 5
tahun berkisar 14-35%
• Setelah sirosis hati  hepatocelular carninoma
angka kejadiannya 2-5%

Anda mungkin juga menyukai