HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA PULO BRAYAN MEDAN TAHUN 2015 s.d. 2017”
Oleh: Rufina Rika Ginting
ABSTRAK Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dalam mempertahankan metabolisme keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga terjadi uremia. Prevalensi GGK baik di negara maju maupun di negara berkembang setiap tahunnya mengalami peningkatan baik dari segi usia, jenis kelamin, status pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit dan sebagainya bahkan banyak yang meninggal dunia disebabkan oleh GGK. Penderita gagal ginjal kronik yang sudah berada pada stadium akhir akan menjalani tindakan hemodialisis 2 kali atau 3 kali dalam satu minggu yang bertujuan agar kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang membahayakan organ tubuh yang lain dapat turun dalam batas yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSMF Pulo Brayan Medan Tahun 2015 s/d 2017. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita GGK yang menjalani hemodialisis yang tercatat dalam rekam medis RSMF Pulo Brayan Medan tahun 2015s/d2017 yaitu sebanyak 320 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan usia mayoritas >50 tahun (48,8%), jenis kelamin laki-laki (66,6%), pendidikan SMA (49,7%), pekerjaan pegawai swasta (25,6%), riwayat penyakit hipertensi (39%), frekuensi hemodialisis 5 jam 2 kali satu minggu (92,5%), lamanya menjalani hemodialisis 1-5 tahun (46,9%), dan kepatuhan menjalani hemodialisis mayoritas pasien patuh (96,2%). HASIL PENELITIAN Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Penderita GGK di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan Tahun 2015 s.d.2017 Berdasarkan Karakteristik
No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase(%)
Usia 1.≤30 Tahun 11 3,4 2. 31 – 40 Tahun 33 10,3 3. 41 – 50 Tahun 120 37,5 4.> 50 Tahun 156 48,8 Total 320 100 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 213 66,6 2. Perempuan 107 33,4 Total 320 100 Pendididkan 1 SD 11 3,4 2 SMP 14 4,4 3 SMA 159 49,7 4 PT 136 42,5
Riwayat Penyakit 1 DM 103 32,2 2 Hipertensi 125 39 KESIMPULAN TABEL Berdasarkan tabel diatas Penderita GGK yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan tahun 2015 s.d. 2017 terdapat 320 orang. Mayoritas usia>50 tahun sejumlah 156 orang (48,8%), jenis kelamin mayoritas laki-laki 213 orang (66,6%), pendidikan mayoritas SMA 159 orang (49,7%), pekerjaan mayoritas pegawai swasta 82 orang (25,6%), riwayat penyakit mayoritas hipertensi 125 orang (39%), frekuensi hemodialisis 5 jam 2 kali satu minggu 296 orang (92,5%), lamanya menjalani hemodialisis 1-5 tahun 150 orang (46,9%), dan kepatuhan menjalani hemodialisis yakni mayoritas patuh 308 orang (96,2%). PEMBAHASAN Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan usia Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan usia penderita GGK yang menjalani hemodialisis ditemukan mayoritas pada rentang usia>50 tahun, hasil penelitian ini sesuai dengan data dari IRR tahun 2014 bahwa persentase berdasarkan usia yaitu ,<50 tahun 46,00% dan >50 tahun sebesar 54,00%. Hasil penelitian yang sama yg dilakukan oleh Rosmauli (2016) di RSUD Kumpulan Pane, menunjukkan bahwa penderita GGK paling banyak dialami oleh lansia pada rentang usia> 54 tahun sebesar 48%. Namun penyakit GGK pada saat ini semakin banyak menyerang pada usia dewasa muda dikarenakan pola hidup yang tidak sehat seperti banyaknya mengkonsumsi makanan cepat saji, kesibukan yang membuat stress, duduk seharian di kantor, minuman berenergi, dan jarang mengkonsumsi air putih. Dan di dalam penelitian ini ditemukan penderita GGK yang menjalani hemodialisis ≤30 tahun sebanyak 11 orang (3,4%), 31-40 tahun sebanyak 33 orang (10,3%). Menurut Mubarak (2009), kualitas hidup menurun dengan meningkatnya usia. Usia merupakan faktor resiko terjadinya GGK, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin berkurang fungsi ginjal. Secara normal penurunan fungsi ginjal ini telah terjadi pada usia diatas 40 tahun. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan jenis kelamin ditemukan mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu 213 orang (66,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmauli (2016), di RSUD Kumpulan Pane, dimana yang menderita penyakit gagal ginjal kronik jenis kelamin laki-laki berkisar 52%. Dan juga berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badariah (2013) di RSUD Kab. Kota Baru Malang, bahwa jenis kelamin penderita GGK terbanyak pada laki-laki yakni 58,2%. Menurut Ana (2015), pola gaya hidup laki-laki lebih beresiko terkena GGK karena kebiasaan merokok dan minum alkohol. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas terjadi pada tingkat SMA yaitu sebanyak 159 orang (49,7%). Hasil penelitian yang sama oleh Rosmauli (2016), bahwa frekuensi pendidikan paling banyak pada kategori SMA yaitu sebanyak 48,5%. Menurut Notoadmodjo (2010), semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin cepat memahami tentang kondisi penyakit yang dialami. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan pekerjaan ditemukan mayoritas sebagai pegawai swasta yakni sebanyak 82 orang (25,6%). Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Badariah (2013), bahwa penderita GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD Kab.Kota Baru Malang terbanyak pada pekerjaan sebagai karyawan swasta yakni 38%. Menurut Ana (2015), tanpa disadari bahwa pekerjaan dapat menyebabkan gagal ginjal seperti pekerja kantoran yang duduk terus menerus sehingga menyebabkan terhimpitnya saluran ureter pada ginjal. Disamping itu, seperti orang yang bekerja di bawah panas matahari dan pekerja berat yang banyak mengeluarkan keringat lebih mudah terserang dehidrasi. Akibat dehidrasi urin menjadi lebih pekat dan dalam waktu yang lama dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit ginjal. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Riwayat penyakit Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan riwayat penyakit ditemukan mayoritas pada penyakit hipertensi yakni sebanyak 125 orang (39%). Hal ini sependapat dengan data dari IRR (2014), bahwa penyebab terbanyak dari GGK adalah hipertensi sebesar 34%. Berdasarkan penelitian terdahulu yg dilakukan oleh Rahayu lubis ( 2015), di RSUP Adam Malik Medan bahwa penderita GGK berdasarkan riwayat penyakit adalah hipertensi yakni 36,8% . Dan hasil penelitian yg sama yg dilakukan oleh Aryani (2015) di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida bahwa penderita GGK yg menjalani hemodialisis terbanyak dgn riwayat penyakit hipertensi (43,7%). Menurut Davidson,dkk (2005), riwayat penyakit tersering yg menjadi faktor resiko GGK adalah DM, hipertensi, P.Kardiovasculer, P.autoimun, Glomerulonefritis, P.sal.kemih, infeksi seperti hep.C, HIV, TB dan keganasan. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Frekuensi hemodialisis per minggu Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis mayoritas pada frekuensi 5 jam 2 kali satu minggu yakni sebanyak 296 orang (92,5%). Menurut Roesli( 2006), frekuensi hemodialisis perminggu yg diberikan pada umumnya sebanyak 2 kali satu minggu selama 5 jam dan 3 kali satu minggu sebanyak 4 jam. Pada penelitian ini frekuensi HD sebanyak 5 jam 2 kali satu minggu diberikan kepada pasien2 yg secara umum kondisi tubuh stabil,tdk ada komplikasi lain dan bisa membatasi asupan cairan dan nurtisi. Sedangkan frekuensi HD sebanyak 3 kali seminggu sebanyak 4 jam diberikan kepada pasien2 yg tidak mampu mengontrol atau membatasi asupan cairan dan nutrisi. Namun pada penelitian ini ada jg ditemukan penderita GGK yg menjalani hemodialisis sebanyak 5 jam dan hanya 1 kali dalam seminggu, hal ini khusus diberikan kepada penderita GGK dgn kadar ureum creatinin yg masih dapat ditoleransi, ureum berkisar ≤80 mg/dl dan creatinin ≤5 mEq/dl,dgn masa observasi selama 3 bulan sejak menjalani HD. Dan akan tetap dilakukan observasi sec.bertahap. Fungsi ginjal masih ada sekitar 20% dan kondisi fisik serta vital sign mereka secara umum stabil dan bagus. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan lamanya menjalani hemodialisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan lamanya menjalani hemodialisis ditemukan mayoritas pada 1-5 tahun yakni sebanyak 150 orang (46,9%). Menurut Suwitra (2006), lamanya menjalani hemodialisis berkaitan erat dengan efisiensi dan adekuasi hemodialisis, sehingga lama hemodialisis juga dipengaruhi oleh tingkat uremia. Dan faktor lain yang sangat berpengaruh adalah kedisiplinan pasien dalam menjalani proses hemodialisis sesuai dengan jadwal serta patuh terhadap aturan dan larangan selama menjalani HD terutama dalam hal asupan cairan dan nutrisi. Karakteristik penderita GGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Kepatuhan menjalani hemodialisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita GGK yang menjalani HD mayoritas adalah patuh sebanyak 308 orang (96,2%). Sedangkan pasien yang tidak patuh sebanyak 12 orang (3,8%), dimana mereka menjalani HD tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan tidak patuh terhadap aturan- aturan dan larangan selama menjalani proses hemodialisis terutama dalam hal membatasi asupan cairan dan nutrisi. Kepatuhan pasien menjalani hemodialisis sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien GGK. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian mengenai “Karakteristik Penderita GGK yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan tahun 2015 s.d. 2017” maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik penderita GGK yg menjalani HD mayoritas usia >50 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan SMA, pekerjaan pegawai swasta, riwayat penyakit hipertensi, frekuensi hemodialisis per minggu 5 jam 2 kali satu minggu, lamanya menjalani hemodialisis 1-5 tahun, dan kepatuhan menjalani hemodialisis adalah mayoritas pasien patuh. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan kepada RSMF Pulo Brayan khususnya di bidang pendokumentasian baik di bagian rekam medis, penunjang medis, maupun petugas kesehatan baik dokter atau perawat supaya melakukan pendokumentasian data-data pasien secara lengkap untuk mempermudah peneliti selanjutnya. 2. Bagi Pasien Sebagai informasi tentang pentingnya dilakukan tindakan HD untuk mempertahankan kelangsungan hidup penderita GGK dan pentingnya pola hidup sehat. Dan diharapkan kepada seluruh penderita GGK agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit GGK dalam hal pembatasan cairan dan nutrisi, seperti pembatasan protein, diet rendah kalium dan diet rendah natrium sehingga mengurangi resiko yg tidak diinginkan. “RENAL FAILURE IS NOT THE END OF LIFE….”