Anda di halaman 1dari 47

CRS

(Case Report Sessions)


Sirosis Hepatis Dekompensata ec
Hepatitis B Virus

Ara Baysari
G1A218031
Pembimbing : dr. Hj. Eryasni Husni,
SpPD, FINASIM
Pendahuluan

Sirosis hati : tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif ditandai distorsi
arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif

WHO dunia sirosis hepatis  7 kematian.


Amerika  360/100.000 penduduk (alkohol)
Asia Tenggara  hepatitis B (HBV) dan C (HCV).
Indonesia  hepatitis B (21,2-46,9%) hepatitis C (38,7 - 73,9%)
- Umur 30 - 59 tahun puncaknya umur 40 - 49 tahun.
-LK > PR perbandingan 1,6 : 1
-Penyebab terbanyak oleh hepatitis B
-Patogenesis baik secara langsung (ibu maupun tidak langsung
BAB II

• Nama : Tn. Necis


• Umur : 45 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pedagang
• Alamat : Paal Merah Lama
• MRS : 04 Januari 2019 jam 01.30
• Tanggal periksa : 04 Januari 2019 jam 12.30
• Keluhan Muntah darah ±
utama 12 jam SMRS
Anamnesis
1 hari SMRS gejala memberat,
Muntah (+) darah (+) merah segar ± 5x/hari ± 1
gelas/muntah,
Perut terasa sangat kembung.
Nafsu makan ↓, BB ↓
Susah tidur, mudah lelah (+) demam (+),
BAB (+) darah (+) kehitaman.
BAK (+) kuning pekat seperti teh.
1 minggu SMRS
Pusing (+) hilang timbul
Perut terasa kembung,
Aktivitas biasa.
RPD
Hepatitis B tahun 2017 (±2 th),
Teratur minum obat

Dirawat RS (+) keluhan yang sama 1


bln yll
-Mual (+),
-Muntah (+) darah (+) merah-hitam
± 3X/hari ± 1 gelas belimbing.
-BAB normal,
HT (-) -BAK normal dirawat 15 hari.
DM (-)
RPK
Hepatitis (-)
Hipertensi (-)
DM (-)
Psikososial dan kebiasaan :
Seorang pedagang
Menikah selama 20 tahun, 2 anak
Riw. minum alkohol (+)
Riw. minum jamu (+)
Riw. merokok (+)
Menggunakan BPJS kelas III
• PEMERIKSAAN FISIK

• Status generalis
• Keadaan umum :
Tampak sakit sedang
• Kesadaran:
• CM, E4V5M6 GCS 15
Vital sign
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 126x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 37,3 C
TB : 165 cm
BB : 50 kg
IMT : 50/ (1,65)2 = 18,3
(underweight)
Kepala : Normocephal, wajah simetris,
rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata : CA (+), SI(+), RC (+)
Telinga : Nyeri tekan tragus (-)
Hidung : Deviasi septum (-),
Tenggorokan : T1-T1, hiperemis (-)
Mulut : Kering (-), pucat (+),
Leher : Deviasi trakea (-),
Pembesaran KGB (-), tiroid (-),
JVP 5+2 cm H2O
Paru
Inspeksi
Simetris (+),
Palpasi
Ginekomastia (-),
Fremitus taktil dex= sinis,
Pernafasan normal,
Nyeri tekan (-)
Thoracoabdominal,
20x/menit
Auskultasi
Perkusi Vesikular (+),
Sonor, Krepitasi (-),
Perubahan suara di ICS Wheezing (-),
VI (sonor ke pekak) Rhonki (-)
Auskultasi:
Inspeksi Bunyi jantung I/II reguler,
Ictus cordis tidak terlihat Gallop (-),
Murmur (-)

Jantung

Palpasi Perkusi
- Ictus cordis teraba di ICS V Kiri : ICS VI linea midclavicula sinistra
line midclavicula sinistra, Kanan : ICS V linea parasternal dextra
- Luas ± 2 cm (1 jari), Atas: ICS II linea parasternal sinistra
-Tidak kuat angkat
Pemeriksaan abdomen

I : Distensi, datar, ginekomastia (-)


P : Nyeri tekan (+) kuadran kanan atas dan kiri atas
Hepatomegali (+) 3 – 4 jari
Splenomegali (+),
Ginjal teraba (-).
P : Redup,
Shifting dunless (+),
Hepar ICS VI – abdomen kuadran kanan atas
A : BU (+) normal
• Superior : Akral hangat,
Palmar eritema (+/+)
CRT < 2 detik,
Edema (-)
• Inferior : Akral hangat,
CRT < 2 detik,
Edema (-)

Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Hasil Keterangan
Darah Rutin
WBC 10,2 4 – 10 Normal
RBC 1,97 3,50 – 5,50 ↓
HGB 6,6 11 – 16 ↓ Anemia
HCT 17,9 36 – 48 ↓
PLT 113 100 – 300 Normal
MCV 90,8 80 – 99 Normal
MCH 33,5 26 – 32 ↑
MCHC 369 320 – 360 ↑
GDS 157 <199 Normal
Fungsi Ginjal
Ureum 54 15 – 39 ↑ Hiperuremia
Kreatinin 1,3 0,9 – 1,3 Normal
Faal Hati
Protein Total 4,3 6,4 – 8,4 ↓
Albumin 2,1 3,5 – 5 ↓ Hipoalbumin
Globulin 2,2 3 – 3,6 ↓
SGOT 150 <40 ↑
SGPT 110 <41 ↑
HBsAg + Hepatitis B
Elektrolit
Na 143,16 135-148 mmol/L Normal
K 4,92 3,5-5,3 mmol/L Normal
Cl 119,52 98-110 mmol/L ↑ Hipercloremia
Ca 1,36 1,19-1,23 mmol/L ↑ Hipercalsemia
Primer
DIAGNOSIS
 Hematemesis Melena Susp. ec
Varises Esophagus ec Sirosis Hepatis
Dekompensata ec Hepatitis B

Sekunder
Anemia normositik hiperkromik
Hipoalbumin
-Hepatitis C
DIAGNOSIS BANDING
- Hepatitis Alkoholik
TATALAKSANA

• Non-Farmakologi
• Istirahat cukup
• Diet seimbang
• Diet rendah garam
• Target BAB 2-3 x sehari
• Terapi penyebab
• Farmakologi
• IVFD RL 20 tpm
• Domperidone 3x1 mg
• Omeprazole 2 x 1 mg
• Sukralfat 3 x 1
• Inj. Albumin
• Propanolol 2 x 1
• Spironolactone 2 x
• RENCANA KERJA
• Po USG Abdomen
• PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanantionam : dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

• Anatomi Hepar
Fisiologi

pembentukan dan eksresi empedu

Penimbunan vitamin dan mineral

Sebagai penampungan darah dan filtrasi

Metabolisme karbohidrat, lemak, protein


Sirosis Hepar

• Tahap akhir proses difus fibrosis hati


progresif yang ditandai oleh distorsi
arsitektur hati dan pembentukan
nodul regeneratif.

Kompensata
Dekompensata,
disertai tanda kegagalan hepatoselular
dan hipertensi portal.
Epidemiologi

Didunia ke-7 penyebab kematian

Di Amerika 360/100.000 penduduk


penyakit hati alkoholik dan non
alkoholik steatohepatitis serta hepatitis C

Umur rata-rata 30 - 59 tahun

Laki-laki > wanita = 1,6 : 1.

Paling banyak disebabkan oleh Hepatitis B


Penyebab Sirosis
Hati

• Penyakit hati alkoholik


• Hepatitis B
• Streato hepatitis non alkoholik (NASH)
• Infeksi parasit tertentu (Schistomiosis)
Manifestasi klinis

Gejala awal
(kompensata)

• mudah lelah, lemas


• Selera makan ↓
• perasaan perut kembung
• mual
• berat badan ↓
Gejala lanjut sirosis
(dekompensata)

- Gangguan tidur
- Subfebris
- Perut membesar - Epistaksis
- Hematemesis melena,
- Perdarahan gusi
- Ikterus,
- Hilangnya rambut - PR  perubahan siklus haid
badan - perubahan mental
- LK impotensi
- Buah dada membesar
- Hilangnya dorongan
seksualitas
• Spider nervi
• Palmar erytema Pemeriksaan Fisik
• Perubahan kuku
• Muehrche’s lines
• Terry’s nails • Ukuran hati (besar,
• Clubbing normal, kecil)
• Osteoartopati hipertropi
• Splenomegali
• Kontraktur dubuytren
• Ginekomastia • Asites
• Hipogonadisme • Caput medusa
• Bising epigastrium
• Fetor hepatikus
• Ikterus
• Asterixis
Kadar albumin yang rendah

Vena collateral

Splenomegali,

Asites, Kriteria Suharyono Soebandiri

Spider Nevi
Erythema Palmaris

Perdarahan varises (hematemesis),


Min 5 kriteria
Tatalaksana

• Istirahat cukup
• Diet seimbang (tergantung kondisi klinis)
• Asites  diet rendah garam
• Laktulosa target BAB 2-3 x sehari.
Terapi penyakit penyebab

HBV kronis 
Interferon injeksi/oral + analog nukleosida jangka
panjang.

HCV kronis 
kompensata Interferon.
Dekompensata interferon tidak direkomendasikan.
Asites  tirah baring, diet rendah garam, diuretik.

Peritonitis bakteri spontan  sefalosporin (cefotaxime)

Malnutrisi  suplemen makanan dan diet tinggi kalori tinggi


protein.

Gangguan koagulasi  vitamin K parenteral

Hipertensi porta  profilaksis menggunakan beta bloker


nonselektif atau variceal band ligation
Komplikasi

Hipertensi portal
Asites
Peritonitis bakteril spontan
Varises esofagus
Sindroma hepatorenal
Ensefalopati hepatikum
Kanker hati
Hepatitis B
Persistensi virus hepatitis B (HBV) >6 bulan,
DEFINISI Sindrom klinis & patologis oleh virus hepatitis,
ditandai peradangan dan nekrosis, dimana
seromarker virus hepatitis (+) 2 kali
pemeriksaan berjarak > 6 bulan

• Oleh virus hepatitis B Etiologi


Epidemiologi
Patofisiologi
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
Hepatomegali,
Demam subfebris,
Ikterus (jarang).
Bila terjadi komplikasi,
 Asites
 Ensefalopati
 Hipersplenisme

Kriteria Hepatitis B kronik HBsAg (+) 2 kali jarak 6 bulan


Pemeriksaan Penunjang

Seromarker hepatitis
HBsAg (+) pemeriksa 6 bln,
Anti-HBc (+),
IgM anti-HBc (-),
Anti-HBs (-)

Serum bilirubin ↑ (3-10 mg/dl),


Hipoalbuminemia,
Protrombin time (PT) memanjang.

USG Abdomen
Biopsi hati
Diagnosis Banding  Fatty Fat Liver

Penatalaksanaan
Interferon
Lamivudine: 1x100 mg
Adefovir dipivoxil:1 x 10 mg
PEG IFN cr-2a [monoterapi): L80 gr/
PEG IFN cr- 2b 1,5ug /KgBB
Entecavir: 1x0,5 mg
Telbivudine: 1x600 mg
Tenofovir: Lx300 mg
Thymosin L selama 6 bulan
- Sirosis hati,
Komplikasi
- Karsinoma
hepatoselular
Prognosis

5-year mortality rate


0-2%  pasien tanpa sirosis,
14-20%  sirosis kompensata,
70-86%  dekompensasi.

Anda mungkin juga menyukai