Anda di halaman 1dari 19

Disusun oleh:

Raisha Triasari
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA N 111 17 136
FAKULTAS KEDOKTERAN
Pembimbing Klinik:
UNIVERSITAS TADULAKO
2018 dr. Seniwaty Ismail, Sp. KK, FINSDV
Latar Belakang
 Vitiligo umum adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan kehilangan
melanosit.

 Mengakibatkan depigmentasi kulit dan rambut yang tidak rata.

 Vitiligo ditemukan pada 0,1-2,9% populasi penduduk dunia, di usia


berapapun.

 Pengobatan vitiligo masih belum memuaskan karena etiologi dan


patogenesisnya belum terungkap jelas.
Tujuan
 Memahami Vitiligo.

 Membantu menentukan diagnosis.

 Memberikan terapi tepat mengenai Vitiligo.


Tinjauan Pustaka - Definisi
 Vitiligo:

- Hipomelanosis yang bersifat progresif, seringkali ditandai dengan makula


hipopigmentasi pada kulit, berbatas tegas dan asimptomatis.

- Distribusi yang khas terutama pada daerah yang terkena (muka, dada bagian
atas, dorsum manus), daerah intertrigenosa (aksila, lipatan paha), daerah
orifisium (sekitar mulut, hidung, mata, rektum), pada bagian ekstensor
permukaan tulang yang menonjol (jari-jari, lutut, siku).
Tinjauan Pustaka - Epidemiologi
 Ditemukan pada 0,1-2,9% populasi penduduk dunia, di usia berapapun,
didominasi perempuan.

 Umumnya vitiligo muncul setelah kelahiran, dapat berkembang di masa


anak-anak, onset usia rata-ratanya adalah 20 tahun.

 Pada 25% kasus, dimulai pada usia 14 tahun; sekitar separuh penderita
vitiligo muncul sebelum berusia 20 tahun.
Tinjauan Pustaka - Etiologi
 Penyebab yang pasti belum diketahui, namun diduga suatu penyakit
herediter yang diturunkan secara autosomal dominan.

 Faktor pencetus vitiligo yaitu:


- Mekanis
- Sinar matahari atau penyinaran Ultra Violet A
- Emosi atau psikis
- Hormonal
Tinjauan Pustaka – Patogenesis
 Genetik pada Vitiligo.

 Hipotesis Autoimun.

 Hipotesis Neural.

 Hipotesis Biokimia.
Tinjauan Pustaka – Patomekanisme
 Tidak hanya mempengaruhi kulit, melainkan juga terkait dengan beragam
abnormalitas metabolik, termasuk intoleransi glukosa dan abnormalitas
lemak.

 Faktor genetik juga berperan penting pada perkembangan vitiligo. MYG1


(Melanocyte Proliferating gene 1) adalah gen (yang memiliki fungsi) spesifik
pada melanosit.
Tinjauan Pustaka – Tanda & Gejala
 Hilangnya pigmen pada kulit.

 Berwarna susu putih dan tidak beraturan pada kulit.

 Tanda yang kurang umumnya menyebabkan hilangnya pigmen atau rambut


di kulit kepala, alis mata, bulu mata, atau daerah yang terkena dampak yang
sama sekali berbeda.

 Beberapa juga mengalami kehilangan pigmen pada jaringan seperti mulut


(selaput lendir) dan selaput pada mata .
Tinjauan Pustaka – Manifestasi Klinis
 Tampak macula amelanotik berwarna putih susu atau seperti kapur.

 Dapat dilihat dengan pemeriksaan menggunakan lampu Wood.

 Vitiligo dengan onset masa anak mempunyai predileksi lesi awal yang
berbeda dengan onset vitiligo lambat.

 Lesi vitiligo dapat didahului terbakar matahari berat, kehamilan, trauma


pada kulit, dan atau stress emosional.
Tinjauan Pustaka – Klasifikasi
Localized Focal
Segmental
Mucosal
Generalized Akrofasial
Vulgaris
Mixed (Campuran)
Universal
Tinjauan Pustaka – Klasifikasi
 Tipe Localized (Terlokalisir)

Vitiligo Fokal Vitiligo Segmental Vitiligo Mukosal


Tinjauan Pustaka – Klasifikasi
 Tipe Generalized (Generalisata)

Vitiligo Akrofasial Vitiligo Vulgaris


Tinjauan Pustaka – Klasifikasi
 Tipe Universal

Vitiligo Universalis
Tinjauan Pustaka – Diagnosis
 Lesi kulit yang khas, makula depigmentasi berupa bercak putih dengan batas
tegas serta distribusi yang jelas.

 Umur penderita saat lesi mulai muncul penting untuk menyingkirkan kausa
kongenital.

 Dapat dilakukan pemeriksaan sinar wood memberikan hasil berupa makula


amelanosis yang putih berkilau.

 Pemeriksaan histopatologi untuk membedakan dengan kelainan lainnya.


Tinjauan Pustaka – Diagnosis Banding
 Piebaldisme

 Sindrom Wardenburg

 Nebus Depigmentosus

 Tubero Sklerosis Kompleks

 Tinea Versikolor

 Ptiriasis Alba

 Hipomelanosis Gutata
Tinjauan Pustaka – Penatalaksanaan
 Terapi Non-Pembedahan. (Fototerapi, topikal steroid, kosmetik)

 Terapi Pembedahan. (Pencangkokan kulit, tato)


Tinjauan Pustaka – Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium

Untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding, maka penderita


vitiligo sebaiknya menjalani pemeriksaan laboratorium sebagai screening.

 Histopatologi

Pada lesi kulit depigmentasi dilakukan biopsi di sekitar pinggir lesi dan
diperiksa dengan bantuan mikroskop cahaya. Pada pemeriksaan mikroskop
elektron, penemuan sel langerhans lebih di daerah basal epidermis banding
daerah tengah epidermis.
Kesimpulan
 Vitiligo adalah hipomelanosis yang didapat bersifat progresif, ditandai dengan
makula hipopigmentasi pada kulit, berbatas tegas dan asimptomatis.
 Makula hipomelanosis dan distribusi yang khas berupa bercak putih seperti kapur,
bergaris tengan beberapa millimeter sampai sentimeter, berbentuk bulat atau
lonjong.
 Pengobatan vitiligo masih belum memuaskan, karena etiologi dan patogenesisnya
sampai saat ini belum terungkap jelas.
 Pengungkapan patogenesis vitiligo memerlukan pemeriksaan cermat untuk dapat
membuka jalan ke arah terapi yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai