Anda di halaman 1dari 31

TEORI BELAJAR &

PENERAPANNYA

dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, MPd.Ked.


Medical Education Unit
Fakultas Kedokteran USU
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME
(TINGKAH LAKU)
• Belajar adalah perubahan tingkah laku
• Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
bila ia mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
?
STIMULUS/ RESPONS/
INPUT OUTPUT
• STIMULUS  apa saja yang diberikan
Dosen kepada mahasiswa dalam rangka
membantu mahasiswa untuk belajar
• RESPONS  apa saja yang dihasilkan
mahasiswa terhadap stimulus yang
diberikan Dosennya
• Semuanya harus bisa diamati, diukur,
tidak boleh hanya implisit
• Faktor penguatan (reinforcement)
APLIKASI DALAM KEGIATAN
INSTRUKSIONAL
Aplikasinya tergantung pada sifat materi
pelajaran, karakteristik mahasiswa, media
belajar dan fasilitas belajar yang tersedia.
1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada,
termasuk mengidentifikasi ‘entry behavior’
mahasiswa (pengetahuan awal)
3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan,
topik, dsb)
4. Memecah materi – materi pelajaran
menjadi bagian kecil – kecil (subpokok
bahasan, subtopik, dsb.)
5. Menyajikan pelajaran
6. Memberikan stimulus yang mungkin
berupa: pertanyaan (lisan/ tertulis), tes,
latihan, tugas – tugas
7. Mengamati dan mengkaji respon yang
diberikan
8. Memberikan penguatan/ reinforcement
(positif maupun negatif)
• Memberikan stimulus baru
• Mengamati dan mengkaji respons yang
diberikan (mengevaluasi hasil belajar)
• Memberi penguatan
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME
• Belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman.
• Tidak selalu berbentuk perubahan tingkah
laku yang bisa diamati
• Asumsi: setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan di dalam
dirinya  struktur kognitif
• Proses belajar akan berjalan dengan baik
apabila materi pelajaran yang baru
bersinambung secara “klop” dengan
struktur kognitif yang sudah dimiliki
mahasiswa.
1. Teori Perkembangan Piaget
2. Teori Kognitif Bruner
3. Teori Bermakna Ausubel
Teori Perkembangan Piaget
Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap:
1.Asimilasi (proses penyesuaian
pengetahuan baru dengan struktur)
2.Akomodasi (proses penyesuaian struktur
kognitif mahasiswa dengan pengetahuan
baru)
3.Equilibrasi (proses penyeimbangan mental
setelah terjadi asimilasi akomodasi)
Aplikasi Teori Piaget
• Penting keterlibatan mahasiswa secara
aktif dalam proses belajar.
1.Menentukan tujuan – tujuan instruksional
2.Memilih materi pelajaran
3.Menentukan topik – topik yang mungkin
dipelajari secara aktif oleh siswa (dengan
bimbingan minimum dari Dosen)
4. Menentukan dan merancang kegiatan
yang cocok untuk topik – topik yang akan
dipelajari siswa (problem solving,
roleplay, dll)
5. Mempersiapkan berbagai pertanyaan
yang dapat memacu kreatifitas siswa
untuk berdiskusi/ bertanya
6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
Teori Kognitif Bruner
Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap:
1. Enaktif (aktifitas siswa untuk memahami
lingkungan)
2. Ikonik (mahasiswa melihat dunia melalui
gambar – gambar dan visualisasi verbal)
3. Simbolik (mahasiswa memahami
gagasan – gagasan abstrak)
• Sangat membebaskan mahasiswa untuk
belajar sendiri
• Bersifat discovery (belajar dengan cara
menemukan)
• Pengulangan – pengulangan  kurikulum
‘spiral’ Brunner
• Tahap demi tahap, dari yang paling
sederhana ke yang kompleks 
terintegrasi berulang –ulang
Aplikasi Teori Brunner
1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional
2. Memilih materi pembelajaran
3. Memilih topik – topik yang bisa dipelajari
secara induktif oleh mahasiswa (secara
sederhana, belajar dari contoh – contoh,
kemudian menyimpulkan sendiri konsep
– konsep pengetahuan yang tersirat
dalam contoh – contoh tsb)
4. Mencari contoh – contoh tugas, ilustrasi,
dsb, yang dapat digunakan mahasiswa
untuk belajar
5. Mengatur topik –topik pelajaran
sedemikian rupa sehingga urutan topik
bergerak dari yang paling konkrit ke yang
abstrak, dari sederhana ke kompleks, dari
tahap enaktif, ikonik ke tahap simbolik
6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Teori Bermakna Ausubel
Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap:
1.Memperhatikan stimulus yang diberikan
2.Memahami makna stimulus
3.Menyimpan dan menggunakan informasi
yang sudah difahami
• Menuntut mahasiswa belajar secara
deduktif (dari umum ke khusus)
• Lebih menekankan pada aspek struktur
kognitif mahasiswa
• Konsep ‘Advance Organizer’ (AO), yang
berfungsi sebagai:
1. Kerangka konseptual (titik tolak proses
belajar yang akan berlangsung)
2. Penghubung antara pengetahuan saat ini
dengan ilmu yang akan dipelajari
3. Fasilitator yang mempermudah proses
belajar mahasiswa
Aplikasi Teori Bermakna
Ausubel
1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional
2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat,
kemampuan, struktur kognitif) baik
melalui tes awal, interview, pertanyaan,
dll.
3. Memilih materi pelajaran dan
mengaturnya dalam bentuk penyajian
konsep - konsep kunci
4. Mengidentifikasi prinsip –prinsip yang
harus dikuasai mahasiswa dari prinsip tsb
5. Menyajikan suatu pandangan secara
menyeluruh tentang apa yang harus
dipelajari
6. Membuat dan menggunakan AO, paling
tidak dengan membuat rangkuman
terhadap materi yang baru saja diberikan
dilengkapi dengan uraian singkat yang
menunjukkan relevansi (keterkaitan)
materi yang sudah dan akan diberikan
7. Mengajar mahasiswa memahami konsep
– konsep dan prinsip – prinsip dengan
fokus pada hubungan antar konsep yang
ada
8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
• Tujuan belajar adalah untuk
“memanusiakan manusia”  berhasil bila:
mahasiswa telah memahami lingkungan
dan dirinya sendiri  aktualisasi diri
• Eklektik (memanfaatkan teknik belajar
apapun) asal tujuan belajar tercapai
Contoh
• Krathwohl dan Bloom:
Ada 3 area tujuan belajar yang dapat
dicapai:
1. Kognitif (pengetahuan)
2. Psikomotor (gerak)
3. Afektif (sikap)
• Kolb – 4 tahap dalam proses belajar:
1. Pengalaman konkrit (belum mampu
memahami makna pengalaman)
2.Pengalaman aktif dan reflektif (mulai
memahami)
3.Konseptualisasi (membuat abstraksi atau
berteori mengenai pengalamannya)
4.Eksperimentasi aktif (mengaplikasikan
aturan umum ke situasi yang baru)
• Habermas – 3 tipe belajar:
1. Belajar teknis (menekankan interakai
manusia dengan lingkungannya)
2. Belajar praktis (interaksi manusia –
lingkungannya, manusia – manusia)
3. Emansipatoris (menekankan pada
pemahaman terhadap transformasi
atau perubahan kultural dalam suatu
lingkungan)
Aplikasi Teori Humanistik
• Keterlibatan aktif mahasiswa (pengalaman
mahasiswa) dalam proses belajar
• Mendorong mahasiswa berfikir induktif
(dari contoh ke konsep, dari konkrit ke
abstrak, dari khusus ke umum)
• Tahap – tahap:
1. Menentukan tujuan – tujuan
instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengidentifikasi entry behavior
mahasiswa
4. Mengidentifikasi topik – topik yang
memungkinkan mahasiswa
mempelajarinya secara aktif
(mengalami)
5. Mendesain wahana (lingkungan, media,
fasilitas, dsb) yang akan digunakan
mahasiswa untuk belajar
6. Membimbing mahasiswa belajar secara
aktif
7. Membimbing mahasiswa hakikat makna
dari pengalaman belajar mereka
8. Membimbing mahasiswa membuat
konseptualisasi pengalaman tersebut
9. Membimbing mahasiswa sampai mereka
mampu mengaplikasikan konsep –
konsep baru ke situasi yang baru
10.Mengevaluasi proses dan hasil belajar
mahasiswa
TEORI BELAJAR SIBERNETIK
• Belajar adalah pengolahan informasi
• Yang terpenting adalah “sistem informasi”
dari apa yang akan dipelajari mahasiswa.
• Proses belajar ditentukan oleh sistem
informasi
• Asumsi: tidak ada satupun jenis cara
belajar yang ideal untuk segala situasi 
ditentukan oleh sistem informasi
Aplikasi Teori Sibernetik
1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengkaji sistem informasi yang
terkandung dalam materi tsb
4. Menentukan pendekatan belajar yang
sesuai dengan sistem informasinya
5. Menyajikan materi dan membimbing
mahasiswa belajar dengan pola yang
sesuai dengan urutan materi pelajaran

Anda mungkin juga menyukai