Medical Education Unit Fakultas Kedokteran USU TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) • Belajar adalah perubahan tingkah laku • Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. ? STIMULUS/ RESPONS/ INPUT OUTPUT • STIMULUS apa saja yang diberikan Dosen kepada mahasiswa dalam rangka membantu mahasiswa untuk belajar • RESPONS apa saja yang dihasilkan mahasiswa terhadap stimulus yang diberikan Dosennya • Semuanya harus bisa diamati, diukur, tidak boleh hanya implisit • Faktor penguatan (reinforcement) APLIKASI DALAM KEGIATAN INSTRUKSIONAL Aplikasinya tergantung pada sifat materi pelajaran, karakteristik mahasiswa, media belajar dan fasilitas belajar yang tersedia. 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada, termasuk mengidentifikasi ‘entry behavior’ mahasiswa (pengetahuan awal) 3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik, dsb) 4. Memecah materi – materi pelajaran menjadi bagian kecil – kecil (subpokok bahasan, subtopik, dsb.) 5. Menyajikan pelajaran 6. Memberikan stimulus yang mungkin berupa: pertanyaan (lisan/ tertulis), tes, latihan, tugas – tugas 7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan 8. Memberikan penguatan/ reinforcement (positif maupun negatif) • Memberikan stimulus baru • Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar) • Memberi penguatan TEORI BELAJAR KOGNITIVISME • Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. • Tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati • Asumsi: setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya struktur kognitif • Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang baru bersinambung secara “klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki mahasiswa. 1. Teori Perkembangan Piaget 2. Teori Kognitif Bruner 3. Teori Bermakna Ausubel Teori Perkembangan Piaget Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap: 1.Asimilasi (proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur) 2.Akomodasi (proses penyesuaian struktur kognitif mahasiswa dengan pengetahuan baru) 3.Equilibrasi (proses penyeimbangan mental setelah terjadi asimilasi akomodasi) Aplikasi Teori Piaget • Penting keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam proses belajar. 1.Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2.Memilih materi pelajaran 3.Menentukan topik – topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh siswa (dengan bimbingan minimum dari Dosen) 4. Menentukan dan merancang kegiatan yang cocok untuk topik – topik yang akan dipelajari siswa (problem solving, roleplay, dll) 5. Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi/ bertanya 6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar. Teori Kognitif Bruner Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap: 1. Enaktif (aktifitas siswa untuk memahami lingkungan) 2. Ikonik (mahasiswa melihat dunia melalui gambar – gambar dan visualisasi verbal) 3. Simbolik (mahasiswa memahami gagasan – gagasan abstrak) • Sangat membebaskan mahasiswa untuk belajar sendiri • Bersifat discovery (belajar dengan cara menemukan) • Pengulangan – pengulangan kurikulum ‘spiral’ Brunner • Tahap demi tahap, dari yang paling sederhana ke yang kompleks terintegrasi berulang –ulang Aplikasi Teori Brunner 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Memilih materi pembelajaran 3. Memilih topik – topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh mahasiswa (secara sederhana, belajar dari contoh – contoh, kemudian menyimpulkan sendiri konsep – konsep pengetahuan yang tersirat dalam contoh – contoh tsb) 4. Mencari contoh – contoh tugas, ilustrasi, dsb, yang dapat digunakan mahasiswa untuk belajar 5. Mengatur topik –topik pelajaran sedemikian rupa sehingga urutan topik bergerak dari yang paling konkrit ke yang abstrak, dari sederhana ke kompleks, dari tahap enaktif, ikonik ke tahap simbolik 6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar Teori Bermakna Ausubel Proses belajar terjadi melalui tahap – tahap: 1.Memperhatikan stimulus yang diberikan 2.Memahami makna stimulus 3.Menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah difahami • Menuntut mahasiswa belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) • Lebih menekankan pada aspek struktur kognitif mahasiswa • Konsep ‘Advance Organizer’ (AO), yang berfungsi sebagai: 1. Kerangka konseptual (titik tolak proses belajar yang akan berlangsung) 2. Penghubung antara pengetahuan saat ini dengan ilmu yang akan dipelajari 3. Fasilitator yang mempermudah proses belajar mahasiswa Aplikasi Teori Bermakna Ausubel 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, struktur kognitif) baik melalui tes awal, interview, pertanyaan, dll. 3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep - konsep kunci 4. Mengidentifikasi prinsip –prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari prinsip tsb 5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari 6. Membuat dan menggunakan AO, paling tidak dengan membuat rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaitan) materi yang sudah dan akan diberikan 7. Mengajar mahasiswa memahami konsep – konsep dan prinsip – prinsip dengan fokus pada hubungan antar konsep yang ada 8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar TEORI BELAJAR HUMANISTIK • Tujuan belajar adalah untuk “memanusiakan manusia” berhasil bila: mahasiswa telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri aktualisasi diri • Eklektik (memanfaatkan teknik belajar apapun) asal tujuan belajar tercapai Contoh • Krathwohl dan Bloom: Ada 3 area tujuan belajar yang dapat dicapai: 1. Kognitif (pengetahuan) 2. Psikomotor (gerak) 3. Afektif (sikap) • Kolb – 4 tahap dalam proses belajar: 1. Pengalaman konkrit (belum mampu memahami makna pengalaman) 2.Pengalaman aktif dan reflektif (mulai memahami) 3.Konseptualisasi (membuat abstraksi atau berteori mengenai pengalamannya) 4.Eksperimentasi aktif (mengaplikasikan aturan umum ke situasi yang baru) • Habermas – 3 tipe belajar: 1. Belajar teknis (menekankan interakai manusia dengan lingkungannya) 2. Belajar praktis (interaksi manusia – lingkungannya, manusia – manusia) 3. Emansipatoris (menekankan pada pemahaman terhadap transformasi atau perubahan kultural dalam suatu lingkungan) Aplikasi Teori Humanistik • Keterlibatan aktif mahasiswa (pengalaman mahasiswa) dalam proses belajar • Mendorong mahasiswa berfikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum) • Tahap – tahap: 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Menentukan materi pelajaran 3. Mengidentifikasi entry behavior mahasiswa 4. Mengidentifikasi topik – topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya secara aktif (mengalami) 5. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar 6. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif 7. Membimbing mahasiswa hakikat makna dari pengalaman belajar mereka 8. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut 9. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep – konsep baru ke situasi yang baru 10.Mengevaluasi proses dan hasil belajar mahasiswa TEORI BELAJAR SIBERNETIK • Belajar adalah pengolahan informasi • Yang terpenting adalah “sistem informasi” dari apa yang akan dipelajari mahasiswa. • Proses belajar ditentukan oleh sistem informasi • Asumsi: tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi ditentukan oleh sistem informasi Aplikasi Teori Sibernetik 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Menentukan materi pelajaran 3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tsb 4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasinya 5. Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran