Anda di halaman 1dari 63

Penyakit dan Kelainan yang Dipengaruhi

dan Mempengaruhi kehamilan


Penyakit dan Kelainan yang Dipengaruhi
dan Mempengaruhi kehamilan
1. Penyakit & Kelainan Alat 7. Penyakit Endokrin (DM)
Kandungan 8. Penyakit Menular
2. Penyakit Kardiovaskuler 9. Infeksi Toxoplasma,
3. Penyakit Darah & Rubella,
Anemia Cytomegalovirus, Herpes
(ToRCH)
4. Penyakit Saluran
Pernafasan 10. Penyakit Autoimun (SLE)
5. Penyakit Saluran Cerna,
Hepar & Pankreas
6. Penyakit Ginjal
Penyakit & Kelainan Alat Kandungan
Anatomi :
– Perineum
– Vulva & Vagina
– Uterus
– Adneksa : tuba & ovarium
Jenis Penyakit / Kelainan :
– Kelainan Bawaan & Anatomi
– Infeksi
– Tumor & kista
– Kelainan simptomatik  penyakit lain

 Menyebabkan kesulitan dalam kehamilan & persalinan


Jenis Kelainan berdasarkan Anatomi
Perineum : perineum kaku, lebar perineum sempit.
Vulva & vagina :
– Atresia vulva/vagina, septum vagina, striktur vagina
– Varises, edema, hematoma
– Peradangan oleh karena infeksi : sifilis, gonorrhea,
trikomoniasis vaginalis, kandidiasis, amoebiasis,
skabies, pedikulosis pubis. Kondiloma akuminata,
bartholinitis, abses/kista bartholin
– fistula vesikovaginalis/rektovaginalis, kista vagina
Uterus :
– Kelainan bawaan : uterus didelfis/dupleks, uterus
subseptus, uterus arkuatus, uterus bikornis unilateral
rudimentarius, uterus unikornis.
Jenis Kelainan berdasarkan Anatomi
– Kelainan letak : anteversio, retrofleksio, prolapsus
uteri.
– Tumor : miomata uteri, Ca serviks, Ca corpus.
Adneksa : kelainan tuba  kehamilan ektopik,
tumor/kista ovarium.
Prinsip Penanganan :
– Bila dijumpai keadaan yang abnormal dalam kehamilan
lakukan pemeriksaan lengkap sedapat mungkin, bila tidak
memungkinkan dalam penanganannya lakukan rujukan.
– Pengobatan berdasarkan penyebab dengan
mempertimbangkan risiko terhadap ibu & kehamilannya
serta kemungkinan yang akan terjadi pada saat persalinan
& nifas, dilakukan pada pelayanan kesehatan yang
memadai
Penyakit Kardiovaskuler
Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis
kardiovaskuler sehingga dapat mempengaruhi tindakan
maupun prognosis jantungnya.
Oleh karena kelainan jantung dapat mempengaruhi
kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan serta
nasihat yang perlu diberikan pada masa kehamilan.

 Pengetahuan efek Kehamilan terhadap sistem


kardiovaskuler.
 Pengetahuan identifikasi dan klasifikasi penyakit jantung
dalam kehamilan sehubungan dengan tatalaksana yang
akan diberikan.
Pengaruh Kehamilan pada Sistem
Kardiovaskuler
1. Cardiac Output ~ meningkat
2. Stroke Volume ~ meningkat
3. Heart Rate ~ meningkat progresif selama kehamilan
4. Volume Darah ~ meningkat saat kehamilan, menurun saat
persalinan, normal kembali dalam 4-6 minggu post partum
5. Plasma ~ meningkat
6. Volume Eritrosit ~ meningkat  anemia fisiologis pada
kehamilan

Jantung yang normal dapat dengan mudah mengadakan kompensasi


pada kehamilan.
Persalinan dan pengeluaran bayi akan menambah beban jantung yang
bersifat sementara, sedangkan beban jantung pada saat pospartum lebih
tinggi lagi akibat aliran balik darah vena meningkat
DIAGNOSIS
Saat yang paling berisiko bagi ibu dengan kelainan
jantung :
1. Kehamilan 32 – 36 minggu
2. Partus kala II
3. Masa postpartum, terutama 3 – 5 hari pertama
Keluhan yang dapat mengarah pada dugaan adanya
gangguan jantung pada kehamilan, adalah :
1. Sesak nafas waktu bekerja
2. Peningkatan frekuensi respirasi
3. Sesak nafas pada posisi ½ duduk
4. Edema tungkai
PEMERIKSAAN FISIK
1. Bising diastolik, presistolik, atau pansistolik
2. Pembesaran jantung yang jelas
3. Bising jantung yang nyaring, terutama bila disertai thrill
4. Aritmia yang berat
KLASIFIKASI PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN
(New York Heart Association)
Kelas I tanpa pembatasan kegiatan fisik, tidak ada
gejala saat melakukan aktivitas biasa.
Kelas II sedikit pembatasan kegiatan fisik. Tidak ada
gejala saat istirahat, gejala timbul saat aktivitas
biasa.
Kelas III kegiatan fisik terbatas. Tidak ada gejala saat
istirahat, gejala timbul saat aktivitas ringan.
Kelas IV tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
tanpa menimbulkan keluhan. Gejala juga timbul
saat istirahat.
PRINSIP PENANGANAN
1. Kenali kelainan jantung sedini mungkin.
2. ANC tiap 2 minggu pada trimester I & II, kemudian tiap minggu
3. Gagal jantung  dirawat di RS.
4. Bila ada tanda gagal jantung  dirawat 2 minggu sebelum
aterm.
5. Atasi faktor pemberat  preeklampsia, anemia, gagal jantung
6. Penderita Functional Class I-II:
– Restriksi garam
– Kontrol BB, max 600 gr/Mg, total 9 kg.
– Tidak perlu digitalis
7. Functional Class III-IV
– Pembatasan aktivitas
– NaCl 500 mg/hr
– Digitalisasi
– Dirawat minimal 2 minggu atau selama kehamilannya.
8. Sectio Cesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetrik
PENANGANAN SAAT PERSALINAN
1. Prinsip utama : mengatasi rasa sakit dan cemas.
2. Oksigenisasi
3. Analgesik
4. Cara persalinan disesuaikan dengan kondisi obstetrik
bukan jantungnya
5. Penderita dalam kelas III & IV disarankan untuk tidak hamil
karena risiko terjadinya gagal jantung terlalu besar bagi ibu.
6. Pengawasan lebih ketat terutama nadi dan pernafasan,
kala I 10 – 15 menit, kala II 10 menit.
7. Pada kala II, bila tidak ada gejala gagal jantung, bayi dapat
lahir spontan (diusahakan tanpa mengedan), atau
sebaiknya diakhiri dengan ekstraksi forceps/vakum bila
telah berlangsung > 20 menit.
Jenis Penyakit Jantung
Endokarditis bakterialis
Kelainan katup :
– Mitral stenosis/insufisiensi
– Aorta stenosis/insufisiensi
– Penyakit katup pulmonal
– Penyakit katup trikuspid
Kelainan jantung bawaan
– Golongan sianotik
Tetralogi Fallot
Penyakit Eisenmenger
– Golongan asianotik
Patent Ductus Arteriosus
Atrial Septal Defect
Ventricular Septal Defect
Coarctacio Aorta
HIPERTENSI DAN KEHAMILAN
Klasifikasi Hipertensi dan hubungan dengan kehamilan :
– Hipertensi Kronik
– Hipertensi dalam kehamilan
– Preeklampsia
– Hipertensi Kronik superimposed preeklampsia
Hipertensi Kronik :
Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih sebelum wanita
menjadi hamil, atau menunjukkan kenaikan tekanan darah sebelum
kehamilan 20 minggu, tanpa disertai gejala preeklampsia,
glomerulonefritis, atau pielonefritis.
 Bila hipertensi disertai proteinuria pada saat kehamilan disebut
preeklampsia.
 Bila telah terjadi hipertensi sebelum kehamilan dan diperburuk
oleh adanya kehamilan disertai proteinuria disebut superimposed
preeklampsia
 Bila hipertensi terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan
tanpa ada perburukan gejala ke arah preeklampsia disebut
Hipertensi dalam Kehamilan.
PENANGANAN
1. Istirahat : tidur cukup 8 – 10 jam, pekerjaan rumah
tangga dikurangi
2. Pengawasan pertumbuhan janin : USG serial, EKG
fetal, amnioskopi, dll.
3. Obat penenang bila diperlukan
4. Obat antihipertensi.
5. Mengurangi kenaikan berat badan yang berlebihan
dengan diet tinggi protein, rendah karbohidrat, lemak &
garam.
6. Terminasi kehamilan bila terdapat tanda-tanda
superimposed preeklampsia pada kehamilan muda.
PENYAKIT DARAH
ANEMIA
– Anemia mikrositik hipokrom ~ defisiensi Fe
– Anemia Megaloblastik
– Anemia Hemolitik
– Anemia Hipoplastik
LEUKEMIA
PENYAKIT HODGKIN
HEMOSTASIS DAN KELAINAN PEMBEKUAN DARAH
– Purpura trombositopenik
– Hipofibrinogenemia
ISOIMUNISASI
– Inkompatibilitas Rhesus
– Inkompatibilitas ABO
ANEMIA
Anemia : bila kadar Hb < 12 g/dl
Anemia pada wanita hamil : bila kadar Hb < 10 g/dl
Terjadi pengenceran darah akibat kenaikan plasma yang lebih
tinggi dari kenaikan eritrosit dan hemoglobin (hemodilusi).
Penyulit yang timbul akibat anemia :
– Abortus
– Partus prematurus
– Partus lama karena inersia uteri
– Perdarahan postpartum karena atonia uteri
– Syok
– Infeksi intrapartum/postpartum
– Gagal jantung bila kadar Hb rendah sekali.
JENIS ANEMIA
Anemia Defisiensi Fe
karena kekurangan zat besi dalam unsur makanan,
gangguan resorbsi, gangguan penggunaan atau karena
perdarahan.
Anemia Megaloblastik
karena defisiensi asam folik atau vitamin B12 (jarang)
Anemia Hipoplastik
karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru.
Anemia Hemolitik
karena penghancuran sel darah merah yang
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya akibat
kelainan bentuk sel darah merah
DIAGNOSIS & PENANGANAN
Anemia defisiensi Fe
– Tanda-tanda anemia secara umum. Hb rendah, bila kadar
besi serum rendah dapat diberikan preparat besi
Anemia megaloblastik
– Bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas pada
darah. Diberikan tablet asam folat (15 – 30 mg) bersama
dengan preparat besi. Bila disebabkan defisiensi vit. B12
dapat diberikan dengan dosis 100-1000 ug per hari.
Anemia hipoplastik
– Tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi Fe, asam folik atau vit.
B12. Pengobatan dengan transfusi darah.
Anemia Hemolitik
– Ditemukan gejala proses hemolitik : anemia, Hburia, dll.
Pengobatan tergantung jenis dan beratnya kelainan
LEUKEMIA
Kelainan darah pada lekosit
Bentuk : mielositik dan limfositik
Tidak dipengaruhi oleh kehamilan
Risiko terhadap partus prematurus &
perdarahan postpartum
Pengobatan tergantung dari jenis penyakit :
radiasi, transfusi darah, antimetabolit,
kortikosteroid. Hasil pengobatan tidak selalu
memuaskan
Penderita Leukemia sebaiknya tidak hamil
karena prognosis penyakitnya sendiri buruk.
PENYAKIT HODGKIN
Merupakan jenis limfoma, mirip dengan leukimia
dan limfosarkoma.
Umumnya terdapat pada kelenjar leher dan
mediastinum
Tidak mempengaruhi kehamilan dan persalinan &
tidak dipengaruhi kehamilan.
Pengobatan seperti pada leukemia ~ dosis rendah.
Bila penyakit sedang aktif sebaiknya wanita tidak
boleh hamil ~ tunggu 2 tahun sampai penyakitnya
tenang.
KELAINAN PEMBEKUAN DARAH
Proses hemostasis tergantung 3 faktor :
– Ekstravaskuler : kulit, jaringan bawah kulit, otot
– Vaskuler : dinding pembuluh darah
– Intravaskuler : yang terdapat dalam pembuluh darah
& menyebabkan pembekuan
Terdapat 12 faktor pembekuan
Setiap kelainan pembekuan berbahaya bagi kehamilan,
yang terpenting :
– Purpura trombositopenik
– Hipofibrinogenemia
PURPURA TROMBOSITOPENIK
Kelainan pada trombosit yang bermanifestasi pada kulit
berupa purpura.
Diagnosis :
– Ada purpura pada kulit
– Tes torniquet positif
– Trombosit kurang dari 100.000/mm3
– Masa perdarahan memanjang
– Jumlah megakariosit sumsung tulang lebih banyak
Dapat bersifat idiopatik atau sekunder
Bahaya perdarahan  usahakan partus pervaginam dengan
menghindari episiotomi luas.
Risiko perdarahan dapat dikurangi dengan transfusi trombosit
dari donor dengan polisitemia vera atau trombositosis
HIPOFIBRINOGENEMIA
Terjadi defisiensi fibrinogen (<100 mg%)
Sering dijumpai pada :
– Solusio plasenta : perdarahan banyak, pembekuan
intravaskuler, fibrinolisis.
– Missed abortion / missed labour : kerusakan plasenta
dan janin menghasilkan tromboplastin yang masuk ke
peredaran darah ibu.
– Emboli air ketuban : sering terjadi mendadak, benda-
benda dalam air ketuban bersifat tromboplastik.
– Sepsis :disebabkan endotoksin kuman  DIC
– Eklampsia & preeklampsia
Pengobatan tergantung dari penyebab.
ISOIMUNISASI
Bila antigen darah bayi masuk ke peredaran darah ibu &
terjadi pembentukan antibodi.
Biasanya terjadi pada anak kedua setelah paparan
antigen anak pertama
Terjadi hemolisis, hiperbilirubinemia & ikterus
Pembagian darah : sistem ABO & sistem rhesus.
Inkompabilitas  eritroblastosis fetalis :
– Rhesus : wanita Rh negatif hamil dari suami Rh positif
dengan bayi Rh positif
– ABO : perbedaan golongan darah ibu & bayi,
tersering : ibu golongan O - anak golongan A atau B
Diagnosis didasari pada pemeriksaan imunologis, klinis
bayi & hematologis bayi.
Pemeriksaan imunologis :
– Ibu Rh negatif
– Bayi Rh positif
– Test coombs tak langsung pada ibu positif
– Test coombs langsung & tak langsung pada anak positif.
Klinis Bayi :
– Pucat, kuning atau hidrops.
– Kurang aktif, malas minum
– Spasme otot
– Syok / gagal jantung
– Plasenta besar & pucat
– Hepatosplenomegali
Hematologis bayi :
– Hb rendah
– hiperbilirubinemi
– Eritroblastemi
– Retikulosis
PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN

INFLUENZA
BRONKITIS
PNEUMONIA
ASMA BRONKIALE
TB PARU
PENGARUH KEHAMILAN PADA
SISTEM RESPIRASI
Rahim membesar  mendorong diafragma ke
atas sehingga rongga dada menjadi sempit,
pernafasan menjadi lebih cepat
Perubahan hormonal  relaksasi otot-otot
pernafasan
Peningkatan volume darah dan curah jantung
Perubahan imunologik  bila kadar IgE
meningkat pada penderita asma dengan
kehamilan akan menyebabkan serangan yang
lebih sering dan lebih berat
INFLUENZA
Wanita hamil lebih rentan terhadap
influenza
Pengobatan dengan melihat etiologi
– Banyak istirahat
– Banyak minum
– Analgetika
– Antibiotika ; bila diperlukan
Bila ada tanda-tanda pneumonia  rujuk
BRONKITIS
Radang pada bronkus
Dapat disebabkan virus atau bakteri
Pengobatan harus cepat dan tepat
– Banyak istirahat baring
– Banyak minum
– Obat-obat bronkodilator : aminophylin
– Antibiotika : bila perlu
– Bila memungkinkan lakukan kultur sputum
dan sesuaikan antibiotik yang diberikan
PNEUMONIA
Peradangan pada paru-paru
Penyebab kematian non obstetrik kedua
setelah penyakit jantung
Pengobatan harus cepat dan tepat
– Bed rest
– Oksigenasi
– Antipiretik
– Koreksi elektrolit dan analisa gas darah
– Antibiotik
ASMA BRONKIAL
Serangan umumnya timbul mulai usia kehamilan 24-36
minggu
Pengaruh asma pada ibu dan janin tergantung sering dan
beratnya serangan  hipoksia  abortus,dll.
Faktor pencetus: alergen, infeksi, udara & psikis
Penanganan:
– mencegah timbulnya stres
– menghindari faktor risiko (pencetus) secara intensif
– cegah obat: aspirin (pencetus serangan)
– Asma ringan  isoproterenol inhalasi/ peroral
– Asma berat dirawat  obat: Epinefrin sc 0,2-0,5 cc,
Isoproterenol inhalasi 3-7 hari, O2, Aminofilin 250-500 mg/
D5 500 cc, Hidrokortison 260-1000 mg iv/ drip dalam D5.
– Antibiotik (bila ada infeksi)
Persalinan dapat spontan, kecuali bila dalam serangan
dilakukan dengan EF/EV. Jarang SC atas indikasi asma
PENYAKIT TRAKTUS DIGESTIVUS,
HEPAR & PANKREAS
Traktus digestif (saluran cerna) :
– Mulut  esofagus  lambung  usus halus
 usus besar  anus
Hepar :
– Bukan karena komplikasi kehamilan
– Komplikasi kehamilan
Pankreas ~ jarang
PENGARUH KEHAMILAN PADA
SISTEM PENCERNAAN
Terjadi perubahan hormonal, anatomis dan fisiologis
pada kehamilan.
Penurunan motilitas saluran cerna
– Tonus otot berkurang
– Perubahan letak & penekanan oleh rahim
Menimbulkan gejala : mual, muntah, nafsu makan
menurun, ketidaksukaan terhadap makanan & bau-
bauan tertentu.
Membahayakan bila terus berlanjut.
Penyakit pada mulut :
– Ptialismus (hipersalivasi) ~ penerangan pada ibu
hamil
– Gingivitis & epulis ~ kebersihan mulut
– Karies dentis ~ kebersihan gigi & kebutuhan kalsium
yang cukup
Penyakit pada Esofagus :
– Esofagitis
– Pirosis (nyeri dada/heart burn)
– Varises esofagus
Penyakit pada lambung :
– Hernia hiatus diafragmatika
– Ulkus peptikum
– Gastritis
Penyakit pada usus halus :
– Ileus, volvulus, hernia, ileitis.
Penyakit pada usus besar :
– Appendisitis akut ~ bahaya perforasi lebih besar pada
wanita hamil  rujuk !! Diagnosis agak sukar.
Tanda tanda :
– Nyeri perut daerah periumbilikal (kanan): tiba-tiba,
hilang timbul, .
– Mual, muntah, kembung.
– Lekositosis
– Kolitis ulserosa  diare berdarah & nanah/lendir, demam,
lekositosis, takikardi, perut tidak enak, berat badan turun.
– Tumor ganas ~ jarang
– Megakolon ~ jarang
Penyakit pada daerah anus :
– Pruritus ani ~ terapi dengan hilangkan faktor penyebab
– Wasir (hemoroid) : pelebaran vena hemoroidalis
– Fissura ani : luka-luka memanjang pada dinding belakang
anus
KELAINAN HEPAR
Bukan komplikasi kehamilan :
– Hepatitis infeksiosa : virus hepatitis.
– Hepatitis obat : tetrasiklin*, fenotiazin, INH,
asetaminofen, klorpromazin.
– Ruptura hepatis ~ sering didahului preeklampsia /
eklampsia & memiliki angka kematian yang tinggi.
Gejala : nyeri epigastrium, akut abdomen, syok.
Dapat diselamatkan bila penanganan cepat.
– Sirosis hepatis : tidak dipengaruhi kehamilan,
mempengaruhi kehamilan. Bila berat dianjurkan untuk
tidak hamil.
– Kolelitiasis (batu empedu) & kolesistitis (radang
saluran empedu). Gejala : mual, muntah, nyeri perut
kanan atas, demam, menggigil. Pengobatan :
istirahat, diet, antibiotika.
Akibat komplikasi kehamilan :
– Sekunder akibat penyakit pada kehamilan :
preeklampsia, solusio plasenta, inkompatibilitas
rhesus, dll.
– Ikterus rekurrenns gravidarum ~ idiopatik, biasanya
ringan. Gejala : anoreksia, mual, muntah, ikterus,
pruritus, nyeri epigastrium, diare. Gejala hilang pada
masa nifas. Pengobatan : simptomatik.
– Atrofi kuning akut pada hepar
Hepatitis virus & keracunan obat
Akibat komplikasi obstetri : timbul pada bulan
terakhir kehamilan, muntah hebat, nyeri
epigastrium, ikterus progresif, koma  kematian.
Pengobatan simptomatik & lahirkan janin segera.
KELAINAN PANKREAS
Pankreatitis jarang dijumpai pada wanita hamil
Faktor predisposisi :
– Adanya penyakit saluran empedu
– Peminum alkohol
– Obat-obat diuretik : thiazide, antibiotika : tetrasiklin
Gejala : nyeri hebat di epigastrium menjalar ke belakang,
mual, muntah, kembung, demam, bising usus menurun.
Laboratorium : amilase serum & urin meningkat
Penanganan  harus di RS
PENYAKIT GINJAL & KEHAMILAN
Berdasarkan penyebab :
• Kelainan bawaan : ginjal polikistik  sebaiknya tidak hamil
• Kelainan didapat :
• Infeksi
• Batu saluran kemih
Berdasarkan Gejala :
• Gagal ginjal akut
• Gagal ginjal kronik
• SLE
• Nefropati Diabetik
PERUBAHAN ANATOMI GINJAL
PADA KEHAMILAN
Penambahan massa ginjal
Ukuran ginjal bertambah panjang
Perubahan pelvis renal :
– Dilatasi
– 60% hidronefrosis
– 90% hidronefrosis kanan
– Disebabkan atonia otot polos dan obstruksi mekanik
oleh uterus
– Dapat bertahan 6 minggu post partum
PERUBAHAN HEMODINAMIK

GFR meningkat + 50% pada hamil 10-16 minggu dan


bertahan hingga aterm
Aliran darah ke ginjal meningkat 60-80% pada
midtrimester
Plasma urea nitrogen (BUN) turun 13,0 + 3 menjadi 8,7
+ 1,5 (normal : 8 – 12 mg/100mk)
Kreatinin turun 0,67 + 0,14 menjadi 0,46 + 0,15 (normal
0,5 – 0,7 mg/100ml
KELAINAN GINJAL & SALURAN KEMIH
Infeksi :
– Bakteriuria simptomatik & asimptomatik
– TB ginjal ~ jarang
– Sistitis : peradangan kandung kemih. Kuman
tersering : E. Coli. Gejala : disuria, nyeri bagian atas
simfisis, kencing terasa panas. Pengobatan :
ampisilin, eritromisin.
– Pielonefritis : akut & kronik
– Glomerulonefritis : akut & kronik
Sindroma nefrotik : kumpulan gejala edema, proteinuria
(>5 g/hr) hipoalbuminemi, hiperkolesterolemi.
Batu ginjal & saluran kemih : faktor predisposisi infeksi.
GAGAL GINJAL AKUT
Definisi
– Produksi urin < 400 ml/24 jam
– Atau < 20 ml/jam
Etiologi
– Defisit aliran darah ke korteks ginjal
Preeklampsia  60%
HAP masif  30%
Sindrom nefrotik, HT maligna, hemolityc uremic
syndrom  5%
Sebab lain  obstruksi oleh uterus yg overdistensi,
nefritis lupus
GAGAL GINJAL AKUT
Patofisiologi
– Preeklampsia
Volume intravaskular ↓
Spasme arteriol afferen
Sumbatan kapiler2 glomerular oleh deposit fibrin
subendotel
– Solusio & plasenta previa
Vol intravaskular ↓
Vasospasme
DIC akut dgn mikrotrombus pd solusio plasenta
GAGAL GINJAL KRONIK

Wanita dengan gagal ginjal kronik derajat ringan-sedang


diperbolehkan hamil
Kadar kreatinin sebelum hamil < 1,4 mg/100 ml
Kadar klirens kreatinin < 35-40 ml/menit dan kadar
kreatinin >2-2,5 mg/dL tidak dianjurkan hamil
Peningkatan insidens BLR (24%), preterm (20%), IUFD
(9%)
GAGAL GINJAL KRONIK

Tipe Kelainan Ginjal :


– Poliartritis nodosa dan scleroderma  tidak
dianjurkan hamil
– Sindrom nefrotik dgn albuminuria, edema,
hipoalbuminemia dan hiperlipidemia :
Kemungkinan hamil kecil
pe↑ insidens abortus spontan, preterm dan IUGR
Sebaiknya diobati sebelum hamil
GAGAL GINJAL KRONIK
SLE
– Jika SLE sudah timbul sebelum hamil  cenderung
eksaserbasi, hipertensi, insufisiensi renal dan angka
kematian fetal tinggi
– Jika usia gestasi <32 minggu biopsi renal dapat
dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan
pengambilan keputusan
– Pada usia gestasi >32 minggu induksi persalinan
dapat dilakukan dan biopsi dilakukan postpartum
GAGAL GINJAL KRONIK
Nefropati Diabetik : komplikasi diabetes mellitus
ACE inhibitor yang dapat menghambat progresivitas
penyakit  kontraindikasi pada kehamilan 
kematian janin dan malformasi
Prinsip  pengendalian kadar gula darah
Prognosis dialisis pada pasien diabetes
dibandingkan pasien nondiabetik lebih buruk 
saran transplantasi ginjal
DIALISIS PADA KEHAMILAN

Komplikasi hemodialisis  hipotensi


Target BB perlu dinaikkan secara bertahap pada akhir
dialisis
Frekuensi lebih sering dengan pengeluaran cairan yang
dikeluarkan lebih sedikit  mencegah penurunan
resistensi vaskuler perifer
Kadar BUN sebelum terapi dipertahankan rendah 
mencegah polihidramnion pada janin
Beberapa laporan menunjukkan penggunaan
ertitropoetin selama hamil tanpa efek samping
TRANSPLANTASI GINJAL
Wanita hamil dengan riwayat transplantasi sebelumnya :
– 34% mengalami abortus spontan/terapetik
– 90% yang melewati trimester pertama berhasil baik
– Insidens persalinan preterm 40%
– Insidens IUGR 50%
– Komplikasi maternal tersering  hipertensi dan
preeklampsia (30%)
Komplikasi lain : infeksi bakteri & virus, penolakan jaringan
transplant
Resiko menurun jika jaral kehamilan 2 tahun setelah fungsi
renal stabil, tidak terdapat hipertensi, proteinuria atau tidak
membutuhkan imunosupresan dosis tinggi
DIABETES PADA KEHAMILAN
Gangguan metabolisme karbohidrat
Angka mortalitas dan morbiditas tinggi pada ibu dan janin.
Sebelum masa pemberian insulin
– 65 % kehamilan berakhir dengan kematian perinatal
– 30 % kematian ibu.
Penyulit maternal : preeklampsia, polihidramnion, infeksi
saluran kemih, trauma jalan lahir,seksio sesaria.
Komplikasi fetal : kelainan kongenital, sindrom distres
pernafasan, makrosomia, hipoglikemia bahkan IUFD
Penurunan risiko  gabungan dari :
– Penatalaksaan medis,
– Penatalaksanaan obstetrik dan
– Penatalaksanaan neonatal
Faktor kunci : diet seimbang, latihan jasmani dan pengobatan.
METABOLISME KARBOHIDRAT
PADA WANITA HAMIL
Perubahan hormonal mayor  adaptasi metabolisme
karbohidrat.
Wanita hamil : penurunan gula darah puasa dan asam amino,
peningkatan gula darah postprandial, asam lemak bebas,
keton, trigliserida. Sekresi insulin : respon terhadap glukosa
 pasokan nutrient ke janin.
Awal kehamilan (< 20 minggu) : metabolisme karbohidrat
dipengaruhi peningkatan estrogen dan progesteron
Estrogen  memperkuat kerja insulin  stimulasi sekresi
insulin dan memperbaiki penggunaan glukosa perifer.
Resistensi Insulin  sel beta pankreas tidak dapat secara
cukup mensekresi insulin  diabetes gestasional.
FAKTOR RISIKO
SKRINING DMG
WHO  wanita hamil keadaan puasa diberikan glukosa
75 gram  diperiksa plasma vena dalam 2 jam 
normal atau DMG.
Persiapan:
– makan makanan yang mengandung cukup
karbohidrat minimal 3 hari sebelumnya
– malam sebelum hari pemeriksaan pasien harus
puasa selama 8-10 jam
Komplikasi :
– Fetal
– Maternal
Tatalaksana :
– Kehamilan
– Persalinan
– Postpartum
KOMPLIKASI
Komplikasi Maternal
Nefropati Diabetik
Retinopati DM
Ketoasidosis DM
Preeklampsia atau eklampsia
Komplikasi Fetal
Makrosomia
Distosia bahu
Hipoglikemia (24 jam pertama)
Polisitemia
Gangguan metabolisme kalsium, magnesium dan fosfat
Risiko terjadinya respiratory distress syndrome
Polihidramnion
Hipertrofi septum jantung
Kematian janin akibat hiperinsulinemi asidemia & hipoksia
TATALAKSANA
1. Perencanaan makan yang sesuai dengan kebutuhan.
– Tujuan : mencapai normoglikemia dan pertumbuhan dan
perkembangan janin yang optimal.
– Hitung jumlah kalori, tambahan 300 kalori untuk kehamilan
– 40-50 % karbohidrat, 20 % protein dan 30-40 % lemak.
– Latihan jasmani untuk memperbaiki sensitivitas insulin
2. Pemantauan glukosa darah di rumah.
– Mempermudah normoglikemia bagi yang mendapat insulin
– Mencegah reaksi hipoglikemia berat.
– Pada pasien DMG juga dilakukan pemeriksaan HbA1c 6-8
minggu sekali.
Kadar HbA1c yang diinginkan adalah < 6%
3. Pemberian insulin
– indikasi : gagal diet dan latihan jasmani.
– pengaturan makan selama dua minggu tidak tercapai
sasaran  insulin, mulai dengan dosis minimal.
TATALAKSANA OBSTETRIK
TATALAKSANA POSTPARTUM
1. Kontrol kadar gula darah setelah
persalinan dan tiap 3 tahun 
perkembangan menjadi DM tipe II
2. Pengetahuan mengenai laktasi dan diet.
3. Edukasi efek jangka panjang DMG.
4. Pencegahan DM & komplikasi :
– Pencegahan secara umum yaitu dengan
modifikasi gaya hidup dan diet.
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

Merupakan penyakit kolagen autoimun.


Penyakit pada multi organ disertai kerusakan sel oleh
autoantibodi dan kompleks imun.

Penyakit autoimun :
Gangguan keseimbangan sistim imun dalam pengenalan
suatu jaringan yang berakibat timbulnya autoantibodi.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit.
Pengaruh SLE pada kehamilan tergantung tingkat penyakit.
– Ringan  prognosis baik
– Aktif (pada ginjal dan hipertensi)  abortus, partus
prematur & IUGR
DIAGNOSIS
4 dari 11 kriteria :
1. Malar rash 7. Proteinuria
2. Diskoid rash 8. Manifestasi neurologik
3. Fotosensitivitas 9. Kelainan hematologik
4. Oral ulcers 10. Manifestasi Imunologik
5. Arthritis 11. Anti Nuclear Antibody
6. Serositis

Antibodi pada SLE : ANA, anti DNA, anti SSA, anti SSB, ACA, anti
SM
Penyakit autoimun lain :
1. Antiphospholipid Syndrome (APS)
2. Myasthenia Gravis
3. Rheumatoid Arthritis
4. Idiopathic Trombocytopenic Purpura (ITP)
TERIMA KASIH
&
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai