Teknik scoring MCUA

• Emergency
• Greatest Member
• Expanding Scope
• Expanding Scope
• Expanding Scope
• Feasibility
• Feasibility
• Policy
Total Scoring MCUA
Dari lima masalah dihitung menggunakan Teknik scoring MCUA didapatkan 2 masalah dengan
total score tertinggi yaitu masalah ke-4 dan masalah ke-5

1. MS-4 Angka Putus Berobat Penderita TB di Puskesmas Kecamatan Menteng sebesar 19,14% dengan target < 10
%, dikatakan melebihi target.

2. MS-5 Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-Kecamatan Menteng sebesar 35,9 %
dengan target 100 %, dikatakan tidak mencapai target.
Prioritas Masalah terpilih
Berdasarkan skoring MCUA, maka dipilih prioritas masalah antara lain:
• MS-4 Angka Putus Berobat Penderita TB di Puskesmas Kecamatan
Menteng sebesar 19,14% dengan target < 10 %, dikatakan melebihi
target.
• MS-5 Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng sebesar 35,9 % dengan target 100 %, dikatakan
tidak mencapai target.
Menentukan Kemungkinan Penyebab
Masalah
Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga
dengan diagram tulang ikan (fishbone).
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses.

Input : Proses :
- Man - Planning
- Method - Organizing
- Money - Actuating
- Material - Controlling
Bagan 2.1. Fishbone Angka Putus Berobat Penderita Tuberkulosis di Puskesmas
Kecamatan Menteng
Bagan 2.2. Fishbone Angka Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng
Mencari Penyebab Masalah Yang Paling
Dominan
Angka Putus Berobat Penderita TB di
Puskesmas Kecamatan Menteng
sebesar 19,14% dengan target < 10 %,
dikatakan melebihi target.
Tiga Akar penyebab masalah yang
paling dominan :
1. Kurangnya waktu petugas untuk
melatih PMO. (Man)
1.2. Kurangnya evaluasi pelaporan hasil
program. (Organizing)
2.3. Kurang terjalinnya komunikasi yang
efektif. (Planning)

Angka Penemuan Penderita
Pneumonia Balita di Puskesmas se-
Kecamatan Menteng sebesar 35,9 %
dengan target 100 %, dikatakan tidak
mencapai target.
Tiga Akar penyebab masalah yang
paling dominan :
1. Kurangnya petugas yang menguasai
bidang tersebut (Man)
1.2. Satu petugas membawahi
beberapa program (Controlling)
2.3. Petugas menganggap program
sebelumnya sudah baik (Planning)