HIV dan AIDS • Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. • Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. • HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4 • AIDS adalah suatu kondisi atau sindrom yang dapat disebabkan oleh HIV. AIDS singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. Sindrom ini berkembang ketika HIV sudah sangat merusak sistem kekebalan tubuh. • AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar (bukan dibawa sejak lahir ) • AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV • Penularan HIV AIDS adslah : 1. Hubungan seks 2. Transfusi darah 3. Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik). 4. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui Etiologi Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu : 1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala. 2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness. 3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada. 4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut. 5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist Manifestasi klinis
1. Demam berkepanjangan >1 bulan
2. Kandidiasis 3. Badan menjadi kurus 4. Diare 5. Pembesaran kelenjar getah bening 6. Kesadaran menurun 7. Penurunan ketajaman penglihatan 8. Nyeri sendi 9. Bercak merah di kulit Transmisi HIV • HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti darah, ASI, semen dan sekret vagina. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui port d’entrée yang terdapat pada tubuh, umumnya kemungkinan ini meningkat melalui perilaku berisiko yang dilakukan. • Virus kemudian masuk ke dalam sel dengan menempel pada reseptor CD4 melalui pembungkus glikoprotein. Sebagai Retrovirus, HIV menggunakan enzim reverse-transcriptase, memungkinkan terbentuknya DNA-copy, untuk terbentuk dari RNA-virus. Virus menempel dan merusak CD4, sehingga terjadi deplesi nilai CD4 dalam darah, seiring dengan terjadinya peningkatan replikasi virus yang direfleksikan dari hasil nilai viral load yang tinggi, menandakan tingkat virulensi yang tinggi Helper T-Cells yang disebut juga dengan nama Sel T4 atau CD4. Tugasnya adalah mengkoordinir dan menggerakkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab penyakit yang masuk ke tubuh manusia Diantara sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia, maka tanggung-jawab sel-sel CD4 amat besar. Tugas mereka adalah mengatur berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Sel CD4 inilah yang memberi sinyal bahaya dan selanjutnya menggerakkan sel-sel pertahanan tubuh yang lain untuk menyerang mikroorganisme yang akan mengganggu tubuh manusia, misalnya virus dan bakteri. Bisa dikatakan bahwa sel CD4 adalah jenderalnya sistem kekebalan tubuh. Patofisiologi • Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper. Pemeriksaan Diagnostik Tes untuk diagnosa infeksi HIV : • Tes antibody serum : Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa
• Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
• Sel T limfosit :Penurunan jumlah total
• Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun
(jumlah <200 ) Next… Histologis: pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.
Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak,
EMG (pemeriksaan saraf) •Sinar X dada ; Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial tahap lanjut atau adanya komplikasi lain Infeksi Oportunistik : • Sistem Respirasi : Pneumonia, TBC, • Sistem gastrointestinal: kandidiasis oral, diare kronis, hepatitis ( virus, bakteri ) • Reproduksi: HPV, kandidiasis, Herpes • Neurologi: Ensepalitis,Meningitis, Dimensia, Neuropati • Dermatologi : kandidiasis, Herpes, dermatitis Penatalaksanaan Universal precaution 1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh 2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien 4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran yang dipakai 5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan 6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman Next… •ARV ( Anti Retro Virus ) – Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV, memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan sel CD4, menurunkan komplikasi HIV – Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut: 1. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4 atau limfosit total. 2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk mendukung pengambilan keputusan. 3. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk atau limfosit total < 1.200/mmk. Asuhan keperawatan PENGKAJIAN : • Riwayat saat ini : terkait dengan gejala infeksi HIV/AIDS Klien sering datang dengan gangguan sistem pernafasan / sistem pencernaan ( diare lama ) • Riw. Masa lalu : klien sering mengalami infeksi ( demam ) yang hilang timbul, penyakit pernafasan, saluran pencernaan ( kandidiasis oral s.d diare ) • Faktor pencetus : Narkoba dengan injeksi, sexual dengan penderita, karena tranfusi, karena proses kelahiran (pada pasien anak/bayi) Pemeriksaan fisik : Keadaan umum :kesadaran : composmentis s.d coma Penurunan BB yang drastisTTV : adanya nilai abnormal : adanya tanda infeksi, gangguan pernafasan & gangguan sirkulasi Lakukan pemeriksaan pada semua sistem tubuh, Fokus utama pada keluhan saat ini Contoh : Ps datang dengan diare : pemeriksaan fisik awal pada sistem pencernaan & status hidrasi Masalah Keperawatan 1. Resiko perluasan infeksi b.d. penurunan kekebalan tubuh 2. Resiko kekurangan volume cairan 3. Tidak efektifnya pola nafas 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 5. Nyeri akut/kronis b.d. kerusakan jaringan 6. Kelelahan b.d. penurunan produksi energi 7. Isolasi sosial b.d. perubahan status sosial, sistem pendukung yang tidak adekwat