Toksikologi Industri, Pneumokoniosis, Logam Berat
Toksikologi Industri, Pneumokoniosis, Logam Berat
Industri
J. Hudyono
Definisi
Toksisitas: kemampuan suatu zat untuk
menyebabkan gangguan kejadian tidak
dikehendaki pada suatu organisme
Toksikologi: Ilmu yg mempelajari interaksi
kimia yg membahayakan pada jaringan
hidup
Toksikologi Okupasi
Pajanan tempat kerja terhadap kimia
Suatu episode toksikologi
Cedera atau kematian karena:
Inhalasi asap
Difusi
Pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yg
lebih rendah
Transport aktif
Pergerakan melalui membran dengan cara mekanisme
transport (selain impermiabel)
Reaksi kimia atau molekul pembawa, membutuhkan
energi
Fagositosis
Toksin “dimakan” atau ditelan sel lainnya atau
memanfaatkan sel darah putih sebagai fagosit
Biotransformasi & Ekskresi Toksin
Zat larut air: mudah mengeliminasinya
Zat larut lemak sulit mengeliminasinya
Biotransformasi: proses dimana bahan secara
kimiawi diubah untuk membuatnya mudah
dieliminasi (zat larut lemak zat larut air)
Biotransformasi dan ekskresi melalui hati
Filtrasi dan exkresi melalui ginjal
Oleh karenanya, hati dan ginjal berguna untuk
mengeliminasi toksin dari tubuh, tetapi di lain sisi,
menjadi organ target dari toksin karena sifatnya
Klasifikasi Toksin dan Respons
Toksik
kuat
Iritasi akut
Kemerahan, inflamasi, umumnya reversibel
Sensitizer
Zat yg menstimulasi respons sistem imun,
umumnya pd pajanan kedua/berikut
Dapat dipicu pd dosis yg sangat rendah
Kadmium – ginjal
Logam berat
J. Hudyono
Dept K3 FK. UKRIDA
PNEUMOKONIOSIS
Definisi (International Labour Organisation)
Suatu kelainan yang terjadi akibat
penumpukan debu dalam paru dan
timbulnya reaksi jaringan terhadap debu
tersebut
Reaksi jar. non kolagen stroma minimal,
serat retikulin
Reaksi jar. kolagen jar. parut menetap
Istilah pneumokoniosis digunakan untuk
menyatakan berbagai keadaan :
1. Kelainan yg terjadi akibat pajanan debu
silika (silikosis), asbes (asbestosis), timah
(stannosis).
2. Kelainan yg terjadi akibat pekerjaan
seperti pneumokoniosis batubara
3. Kelainan yg ditimbulkan oleh debu
organik, misal kapas (bissinosis)
Mekanisme pertahanan paru
terhadap debu
1. Bentuk, struktur dan kaliber sal. napas yg berbeda-beda
merupakan saringan mekanik yg progresif thd udara yg
dihirup.
Iritasi mekanik / kimia bronkokonstriksi
mengurangi penetrasi partikel. Refleks bersin / batuk
mengeluarkan partikel asing.
2. Lapisan cairan yg melapisi sal. napas yg dengan
mekanisme fisik mengeluarkan benda asing yg melekat
pd sal. napas. Gerakan silia mucociliary
escalator. Cairan detoksifikasi dan bakterisidal.
Makrofag alveolar memfagosit partikel di permukaan
alveoli.
3. Sistem imunitas (spesifik) humoral dan selular
Sifat debu
Penyakit / gangguan sal napas akbt debu tgt
dari faktor debu dan faktor individu
Faktor debu : sifat kimiawi, bentuk, ukuran
partikel, daya larut, konsentrasi dan lama
pajanan
Faktor individu : mekanisme pertahanan
tubuh
Jenis debu
Non-fibrogenik : tidak menimbulkan reaksi
jar paru (debu besi, kapur, timah) dulu
disebut “inert” (tidak merusak jaringan
paru), sekarang tidak ada yg benar-benar
inert, sebab dlm jumlah besar semua debu
dapat merangsang dan menimbulkan reaksi
jaringan, memproduksi lendir banyak,
menyebabkan perubahan jar retikulin,
disebut pneumokoniosis non-kolagen
Reaksi Jar. Paru thd Debu
Debu anorganik lama reaksi inflamasi awal
pengumpulan sel di sal napas bawah
alveolitis
Pneumokoniosis sederhana (batubara / silikosis)
Pneumokoniosis komplikasi (fibrosis masif
progresif) batubara, silikosis, asbestosis lesi
besar fibrosis dan kolaps paru, kadang-kadang
ada kavitas / lesi yg menembus bronkus
SILIKOSIS
Inhalasi silikon dioksida (silika), dlm bentuk kristalin
(kuarsa).
Tempat kerja yg beresiko silikosis :
1. Pertambangan, pembuatan terowongan, galian dll,
Permukaan tanah: batubara, besi, logam, bukan besi
2. Penggalian granit, pasir, batu tulis
3. Tukang batu, pembuatan monumen, granit, pemotongan batu
4. Penuangan logam
5. Penggosokan
6. Keramik
7. Lain-lain : pembuatan gelas, gigi, pembersihan ketel
Berdasarkan kronisitas, masa inkubasi
dan tingkat pajanan : 3 bentuk
Silikosis kronik, terakselerasi, akut
Sil. Kronik : btk plng sering, pajanan konsentrasi
rendah, jangka > 20 th
Sil. Terakselerasi : pajanan yg tinggi 5-10 th
Sil. Akut : plng jarang ditemukan, pajanan konsentrasi
tinggi, bbrp minggu sp 5 th
Komplikasi silikosis
Infeksi mikobakteria --. Silikotuberkulosis
Komplikasi sistem imun
Komplikasi ginjal
Pneumotoraks
Pencegahan
Penggunaan air
Mengontrol kadar debu (<NAB)
Ventilasi yg baik
Penggunaan masker
PENATALAKSANAAN
o Menghindari pajanan > lanjut
o Oksigen
o Antibiotika
o Anti TBC
o Pencucian bronkus
o Pemberian kortikosteroid
PNEUMOKONIOSIS BATUBARA
(Coal Worker’s Pneumoconiosis=CWP)
Inhalasi debu BB menumpuk di paru rx jar.
Pneumokoniosis BB simpel (simple CWP)
Inhalasi hanya debu BB saja, klinis hampir tdk ada gejala
Pneumokoniosis BB komplikasi (complicated
CWP=Fibrosis masive progresive)
1. Tdp silika dlm debu BB
2. Konsentrasi debu >>>
3. Infeksi mikobakteria tipikal atau atipik
4. Faktor imunologi penderita buruk
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN : IDEM
SILIKOSIS
Simple CWP
CWP massive fibrosis
Asbestosis
Inhalasi asbes fibrosis parenkim paru dan pleura, napas
pendek, batuk kering sampai produktif, berat badan turun,
ISN, ronki, takipnea, sianosis dan jari tabuh.
Komplikasi : resiko kanker >>, mesotelioma >> (TB
jarang)
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN
Pencegahan diutamakan (krn iriversibel)
Pemeriksaan berkala
Berhenti merokok
Oksigen, obat-obat gagal jantung
BISSINOSIS
“Monday morning chest tighness” dan “Monday morning
asthma”
Inhalasi kapas, linen serta rami
Gejala akut & kronik
o Timbul rasa berat di dada atau napas pendek pada hari I
kembali bekerja
o Penurunan kapasitas ventilasi pada I x bekerja
o Meningkatnya prevalensi bronkitis : batuk menetap dan
sputum
o Tdp ‘Mill fever syndrome”, yg tjd pd hari I kerja atau ketika
kembali dari cuti yg lama. Gejala demam disertai linu dan
nyeri yg mirip dgn demam akbt endotoksin Gram negatif
DERAJAT BISSINOSIS ditentukan dari
kapasitas ventilasi serta kuesioner standar
Derajat 0 : tidak ada bissinosis
Derajat ½ : kadang-kadang rasa dada tertekan pd hari I
minggu kerja
Derajat 1 : rasa dada tertekan atau sesak napas pd tiap hari
I minggu kerja
Derajat 2 : rasa berat di dada dan sukar bernapas tidak
hanya pd hari I kerja, tetapi juga pd hari lain minggu kerja
Derajat 3 : gejala spt derajat 2 di + berkurangnya toleransi
thd aktivitas secara menetap dan atau pengurangan
kapasitas ventilasi
Pencegahan dan penatalaksanaan
USA : standar debu kapas yg diperbolehkan
0,2/m3, di samping itu, dianjurkan :
1. Melakukan pemeriksaan prakerja : anamnesis
(kuesioner standar), KV, VEP1
2. Setiap TK baru diperiksa KV dan VEP1 secara
berulang slm 6 bln pertama kerja.
3. Pemeriksaan berkala kapasitas ventilasi dilakukan pd
hr I kerja. Dilakukan sblm dan ssdh pajanan,
setidaknya slm 6 jam. Pemeriksaan dilakukan pd
berbagai interval bila ada penurunan kapasitas
ventilasi
BRONKITIS INDUSTRI
Pajanan debu yg lama dan konsentrasi besar bronkitis
industri
Yg sering : pekerja tambang BB dan pekerja tepung
Pekerja BB : debu partikel besar 3-5 mikron menumpuk
di sal napas proksimal dan menimbulkan gejala klinis.
Pajanan (-) keluhan (-)
Pekerja tepung : disebabkan antigen padi-padian,
jamur, kumbang padi, tungau dan binatang lainnya,
endotoksin bakteri dan debu inert menimbulkan
gejala. Disebabkan pengendapan partikel yg > besar.
Pajanan lama paralisis silia, hipertropi & hiperplasia
kel mukus batuk produktif menahun.
ASMA KERJA
Penyakit sal napas yg reversibel, disebabkan rangsangan
berbagai zat di lingkungan pekerjaan
Penyakit seringkali muncul setelah masa bebas gejala yg
berlangsung bbrp bulan – tahun (bervariasi)
Keluhan : mengi yg berhubungan dgn kerja. Khas pd
individu yg “atopi” stlah bekerja 4 atau 5 thn.
Pd individu yg non atopi, asma muncul bbrp thn > lama
dibanding pekerja yg atopi
Asma dpt muncul > awal (bbrp minggu) pd tempat dgn
pajanan kuat spt isosianat atau colophony
Faal paru menunjukkan obstruksi yaitu
penurunan VEP1 tetapi reversibel stlh
pemberian bronkodilator
Foto toraks biasanya N dpt membedakan
dgn Pneumonitis hipersensitif (gejalanya sama)
PNEUMONITIS HIPERSENSITIF
Redistribusi
• Yang terjadi secara alamiah – pemecahan
batu
• Manusia – pertambangan, pemurnian,
rekombinasi, penggunaan
• Misal timah – timbul di es Greenland
Perubahan dari
• Misal dari merkuri inorganik ke organik
Pajanan okupasi
Pajanan rumah tangga
Kepekaan terhadap logam