Anda di halaman 1dari 10

DAYA ANTIJAMUR SERUM KELINCI YANG DIBERI EKSTRAK

ETANOL 70% BIJI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) TERHADAP


Candida albicans
USULAN PENELITIAN

Oleh:
Ferina Koscahyanti
066113010

Dosen Pembimbing:
Drh. Min Rahminiwati M.Sc, Ph.D.
Lusi Indriani M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2017
LATAR BELAKANG
Candida dikenal sebagai jamur dimorfik
yang secara normal ada pada saluran
pencernaan, saluran pernafasan bagian atas
dan mukosa genital pada mamalia tetapi
populasi yang meningkat dapat
menimbulkan masalah.

Diantara penyakit yang penting dan


ditimbulkan oleh jenis jamur adalah
kandidiasis. Kandidiasis merupakan penyakit
jamur yang bersifat akut dan dapat mengenai
kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau
paru-paru.

Maka dari itu akan dilakukan penelitian


tentang aktivitas antijamur dari ekstrak biji
bengkuang secara in vivo pada hewan
kelinci
Menentukan aktivitas
antijamur ekstrak biji
Tujuan
Tujuan bengkuang terhadap Candida
Penelitian
Penelitian albicans secara in vitro
melalui kajian lebar daerah
hambat serum kelinci yang
diberi ekstrak.

Ekstrak etanol biji bengkuang


Tujuan (Pachyrrhizus erosus)
Hipotesis
Penelitian berpotensi sebagai antijamur
terhadap Candida albicans.
DESKRIPSI TANAMAN
 Tanaman bengkuang
termasuk kedalam
family leguminosae,
genus Pachyrrhizae
dan spesies
Pachyrrhizus erosus
(L) Urban.

 Kandungan biji bengkuang


diantaranya saponin,
flavonoid, dan alkaloid
(Robinson, 1995).
 Fungsi dari biji bengkuang ini
biasanya digunakan sebagai
insektisida (Faradita, 2010)
serta dapat digunakan sebagai
antibakteri (Juriah, 2003).
SERUM
 Serum adalah salah satu bagian dari plasma
darah yang terdapat pada protein.
 Serum mengandung zat antibodi untuk
membunuh protein asing dalam tubuh.
MEKANISME FLAVONOID DALAM MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN JAMUR

Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat


pertumbuhan jamur yakni dengan menyebabkan
gangguan permeabilitas membran sel jamur. Gugus
hidroksil yang terdapat pada senyawa flavonoid
menyebabkan perubahan komponen organik dan
transport nutrisi yang akhirnya akan
mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap
jamur (Jupriadi, 2011 cit Sabir, 2005).
• Penelitian akan dilaksanakan pada bulan
Waktu dan November sampai Januari 2017 di Laboratorium
Toksikologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Tempat Pertanian Bogor dan Laboratorium Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Penelitian Alam, Universitas Pakuan Bogor.

• Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini


adalah oven, autoklaf, jarum ose, pinset,
penangas air, termometer, alumunium foil,

Alat
inkubator, pengayak mesh 40, alat sentrifuge,
cawan petri, kertas cakram, botol penampung
darah, tabung reaksi, spuit, bunsen, hot plate,
penggaris, mikropipet, vaccum drier, Laminary
Air Flow (LAF), moisture balance, peralatan
gelas lainnya.
• Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah biji tanaman bengkuang (Pachyrrhizus erosus),
kelinci New Zealand White, aquadestilata, etanol 70%,

Bahan metanol, ammonia, pereaksi Dragendorf, pereaksi


Mayer, FeCl3 3%, asam klorida 1N, asam klorida 5M,
gelatin 10%, magnesium (Mg), media PDA (Potato
Dextrose Agar), Candida albicans, NaCl 0,9%, NaCl
10%, natrium gelatin 10%, ketokonazol.
ALUR PEMBUATAN EKSTRAK
Biji Bengkuang

Serbuk
Simplisia

Ekstrak Cair

Ekstrak Kering
ALUR PENELITIAN
Hewan Coba

Aklimatisasi

Pengambilan darah kelinci padawaktu ke-0 sebelum


pemberian ektrak

Kontrol (-) Kontrol (-) Kontrol (-)


Akuades Akuades Akuades

Pengambilan darah kelinci pada waktu 1,2,5 dan 8


jam setelah pemberian ekstrak dan obat ketokonazol

Pemisahan serum darah dengan cara sentrifugasi

Penentuan kemampuan kadar daerah hambat


(LDH) pertumbuhan jamur Candida albican

Pengamatan

Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai