PPOK
PPOK
Oleh:
Stella Arzsa Sarahnaz
1820221128
Pembimbing :
dr. Wisuda Moniqa S, Sp.P, M.Kes
Nama :Tn. S
Umur :80 tahun
Jenis kelamin :Laki-Laki
Agama :Islam
Pekerjaan :Sudah tidak bekerja
Alamat :Sida Makmur RT 02/05
Karangjati – Susuka Kab.
Banjarnegara, Jawa Tengah.
Tanggal Masuk : Jumat, 08 Februari 2019
Tanggal Anamnesis : Kamis, 14 Februari 2019
No. CM :00954910
ANAMNESIS
1. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang.
Kesadaran : Compos mentis.
Vital sign :
T : 170/80 mmHg
N : 74 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S : 36.8 °C
Antropometri :
BB : 75 kg
TB : 160 cm
IMT : 29,29 kg/mm2
2. Status Lokalis
Kulit : Warna kulit sawo matang, ikterik (-)
Kepala :Mesochepal, rambut hitam namun sudah beruban,
distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil bulat,
Isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya (+/+).
Telinga : Simetris, serumen (-/-) dalam batas normal.
Hidung : Defomitas -/-, NCH -/-, discharge -/-
Mulut : Sianosis -/-
Leher : Trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak
membesar, kelenjar tiroid tidak membesar, tekanan
vena jugularis tidak meningkat.
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI linea
midclavicula sinistra dan kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas: SIC II LPSD,
Batas kiri atas : SIC II LPSS,
Batas kanan bawah : SIC IV LPSD 1 jari lateral,
Batas kiri bawah : SIC VI , 2 jari lateral LMCS
Auskultasi : S1>S2 reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
Paru-paru :
Inspeksi : hemithoraks dextra = sinistra, ketinggalan gerak (-/-),
retraksi intercostae (-/-), jejas (-/-)
Palpasi : vokal fremitus dextra = sinistra
Perkusi : sonor
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (+/+), RBH (-/-), wheezing
(+/+), crackles (+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan :
- Mild cardiomegaly (LV) disertai elongation aorta dan kalsifikasi arkus aorta
- Suspect bronchitis
USG Abdomen RSMS
Kesan :
- Simple cyst ginjal kiri (ukuran +/- 4,64 cm x 3,83 cm)
- Pembesaran prostat
- Ascites minimal
- Tak tampak kelainan lain pada organ-organ intraabdomen tersebut di atas secara sonografi
DIAGNOSA KERJA
Gejala respiratori
Batuk kronik
Produksi sputum berlebih
Sesak napas
Gejala umum
Malaise
Demam
Nafsu makan menurun
BB menurun
Gejala Keterangan
Sesak Progresif (sesak bertambah berat
seiring berjalannya waktu)
Bertambah berat dengan aktivitas
Persisten (menetap sepanjang hari)
Pasien mengeluhkan perlunya usaha
untuk bernapas
Berat, sukar bernapas, terengah-engah
a. Pemeriksaan rutin
Meliputi:
1. Faal paru
Spirometri
Dalam bhs indonesia VEP1 (vol ekspirasi paksa dalam 1 detik) dan KVP
(kapasitas vol paksa).
FEV1 (Forced Expiratory Volume in 1 s): vol udara yang dapat dikeluarkan
scr paksa dalam 1 detik pertama setelah inspirasi penuh.
FVC (Forced Vital Capacity): vol max total udara yang dpt dihembuskan
setelah inspirasi penuh.
Uji bronkodilator
DIAGNOSIS (4)
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
3. Radiologi
Foto thorax PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan
penyakit paru lain
pada emfisema terlihat:
hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar,
diafragma melebar, jantung menggantung (jantung
pendulum / tear drop/ eye drop appearance).
Pada bronchitis kronik terlihat:
Normal, corakan bronkovaskular bertambah pada 21 %
kasus.
DIAGNOSIS (5)
Tujuan:
mengurangi gejala
Mencegah eksaserbasi berulang
Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
Meningkatkan kualitas hidup penderita
TATALAKSANA (2)
B. Non farmakologis
Terapi oksigen
Ventilasi mekanik
Edukasi
Asupan nutrisi yang baik
FARMAKOLOGI
a. Bronkodilator
Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikan dengan
klasifikasi derajat berat penyakit , Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasi, nebuliser tidak
dianjurkan pada penggunaan jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat
lepas lambat ( slow release ) atau obat berefek panjang .
Macam –macam bronkodilator :
a. Golongan antikolinergik
Digunakan pada derjat ringan sampai berat dan dapat mengurangi sekresi mukus (maksimal 4
kali sehari )
d. Golongan xantin
dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan jangaka panjang terutama pada derajat
berat dan sedang .bentuk tablet biasa atau puyer untuk mengatasi sesak ( pelega napas )
,bentuk strip atau suntikan untuk mengatasi eksaserbasi akut contoh : aminofiin
b. Antiinflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi
menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison. Bentuk
inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu
terdapat perbaikan VEP1 pascabronkodilator meningkat > 20% dan minimal 250 mg.
C. Antibiotika
Hanya diberikan bila terdapat infeksi. Antibiotik yang digunakan :
- Lini I : amoksisilin
makrolid
- Lini II : amoksisilin dan asam klavulanat
sefalosporin
kuinolon
makrolid baru
d. Antioksidan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N- asetilsistein.
Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagai
pemberian yang rutin.
e. Mukolitik
Hanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat perbaikan
eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang viscous. Mengurangi
eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian rutin
Terapi oksigen
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan sel dan jaringan.dan Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan
sel baik di otot maupun organ.
Manfaat oksigen :
Suplemen oksigen akan mengurangi vasokontriksi kapiler paru
Mengurangi beban jantung kanan
Mengurangi iskemia otot jantung kanan
Memperbaiki penyerapan oksigen
suplemen oksigen yang berlebihan bisa menyebabkan hiperkapnia (perubahan
keseimbangan ventilasi –perfusi ) dan bisa menyebab kan penekanan ventilatory
drive hipoksik.