Kelompok
Preseptor
dr. Riama Margaretha, Sp.A
Merupakan penyakit yang dapat menyerang semua orang baik anak maupun
dewasa
Kini penyakit asma sering ditemukan baik di negara dengan pendapatan tinggi
maupun rendah dan prevalens asma ringan sedang dan asma berat meningkat
lebih cepat di negara dengan pendapatan rendah dan menengah.
FAKTOR RESIKO
Penelitian ISAAC (International Study of Asthma and Allergies in Childhood) :
Ventilasi
Berat lahir tidak
memadai
Merokok
Makanan
didalam
cepat saji
rumah
Rendahnya
Asap
pendidikan
rokok
ibu
Polusi Cooking
RISK
udara fuel
Penelitian di Padang, faktor resiko yang bermakna adalah:
Atopi pada
ayah atau
ibu
Pemberian
Faktor
obat
berat lahir
paracetamol
Kebiasaan
merokok
pada ibu
PATOGENESA
PATOGENESA
Klasifikasi Asma
Berdasarkan
serangan
Berdasarkan Berdasarkan
kendali kekerapan
Berdasarkan derajat serangan asma
Asma serangan Serangan asma dengan
Asma serangan berat
ringan-sedang ancaman henti napas
Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan
Persisten
>1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang
Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
Berdasarkan derajat kendali
Penilaian klinis dalam 6-8 minggu
Manifestasi Klinis Terkendali dengan/ tanpa Terkendali sebagian ( TidakTerkendali
obat pengendali ( bila minimal satu kriteria
semua kriteria terpenuhi) terpenuhi )
Gejala siang hari > 2 kali / minggu Tiga atau lebih kriteria
terkendali sebagian
Sesak nafas
Batuk Dada tertekan
menciut
Cenderung
Timbul jika ada memberat pada
faktor pencetus malam hari atau
ini hari
Diagnosis
Anamnesis yang baik cukup untuk menegakan diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Adanya riwayat
wheezing atau alergi pada
batuk berulang pasien atau
keluarganya
ASMA
Pemeriksaan Fisik
Batuk nokturnal
Pigeon chest
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin
Pem.IgE
spesifik
Uji
Rontgen
provokasi
thoraks
bronkus
KRITERIA DIAGNOSIS ASMA
Gejala Karakteristik
Wheezing , batuk , sesak Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
napas, dada tertekan, produksi Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu
sputum Gejala memberat pada malam atau dini hari
Gejala timbul bila ada pencetus
Circulation
Kesadaran Breathing
Airways
Tatalaksana serangan asma berat
Jika mengalami penurunan kesadaran (mengantuk atau gelisah), suara paru tidak
terdengar segera siapkan PICU.
O2 2-4 Aminofilin
liter/menit IV
Steroid sistemik
Inhalasi agonis beta 2
short acting + (prednison/prednisolon
ipratropium bromide 1-2 mg/kgBB/hari, max
40 mg/hari)
Pasang infus
Dextrosa atau Nacl Rontgen thoraks
0,9%
Tatalaksana serangan asma ringan-sedang
• Agonis beta 2 short acting ( diulang hingga 2 kali dalam satu jam), pemberian
ipratropium bromide dipertimbangkan pada nebulisasi ketiga.
• Observasi pasien
• Agonis beta 2 short acting (oral) diberikan 4-6 jam/ hari
• Steroid sistemik (oral),
diberikan prednison atau prednisolon dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari selama 3-5 hari
Tatalaksana serangan asma di fasyankes (1)
Tatalaksana serangan asma di fasyankes & RS/UGD (1)
Tatalaksana serangan asma di fasyankes & RS/UGD (2)
Obat-obatan serangan asma
Agonis beta 2
short acting
Ipratropium
Adrenalin
bromida
Steroid Aminofilin
sistemik IV
Magnesium
sulfat
Steroid
Mukolitik
inhalasi
Antibiotik
Obat sedasi
Antihistamin
Non medikamentosa :
• Tatalaksana medikamentosa
Obat
controller
Obat
reliever
Steroid inhalasi
MDI DPI
Steroid inhalasi
1. Inhalasi dosis terukur/Metered Dose Inhaler (MDI)
Yang terpenting pada MDI adalah katup terukur (metered valve ) yang secara akurat
melepaskan partikel obat dengan dosis tertentu.
MDI (metered dose inhaler) + spacer
berikan agonis B2 kerja pendek serial via spacer dengan dosis 2-4 semprot.
Berikan satu semprot obat kedalam spacer diikuti : 6-8 tarikan nafas melalui
antar muka (interface) spacer berupa masker atau mouthpiece. Bila belum ada
respon berikan semprot berikutnya dengan siklus yang sama
Kesalahan umum yang sering terjadi pada MDI
Kurang koordinasi
Terlalu cepat inspirasi
Tidak menahan nafas selama 10 detik
Tidak mengocok kanister sebelum digunakan
Tidak berkumur setelah menggunakan MDI
Posisi MDI terbalik
Bagaimana cara penggunaannya?
MDI MDI dengan spacer DPI ( turbuhaler)
Membuka tutup inhaler Membuka tutup inhaler Putar dan buka tutupnya
Memegang inhaler tegak lurus dan Memegang inhaler tegak lurus dan Posisi inhaler tegak lurus sambil
mengocok tabung inhaler mengocok tabung inhaler memutar pegangan dan putar kembali
sampai terdengar klik
Bernapas dengan pelan Memasag inhaler tegak lurus dengan Bernapas dengan pelan
spacer
Meletakkan mouthpiece diantara gigi Meletakkan mouthpiece diantara gigi Meletakkan mouthpiece diantara gigi
dengan tanpa menutup bibir hingga dengan tanpa menutup bibir hingga dengan tanpa menutup bibir hingga
mouthpiece tertutup rapat mouthpiece tertutup rapat mouthpiece tertutup rapat
Mulai inhalasi pelan melalui mulut dan Pertahankan posisi inhaler dan tekan -
tekan canister canister
Melanjutkan inhalasi dan menahan Melakukan inhalasi dan ekhalasi secara Inhalasi dengan kuat dan dalam
napas sampai 10 detik normal untuk 4 kali napas
Ketika sedang menahan napas, Mengeluarkan inhaler dari mulut Mengeluarkan inhaler dari mulut
keluarkan inhaler dari mulut
Ekhalasi dengan pelan dari mulut Ekshalasi dengan pelan dari mulut Ekshalasi dengan pelan dari mulut
Menutup kembali inhaler Menutup kembali inhaler Menutup kembali inhaler
Berkumur-kumur setelah menggunakan Berkumur-kumur setelah menggunakn Berkumur-kumur setelah menggunakn
inhaler inhaler inhaler
Perbedaan MDI dan DPI
MDI membutuhkan koordinasi tangan/paru yang tinggi
Banyak anak dan usia lanjut yang sulit menggunakan MDI secara benar
Latihan berulang agar terampil dalam menggunakan MDI
DPI tidak menggunakan campuran propelan
2. Dry powder inhaler (DPI)
Bentuk : rotahaler (single dose), diskhaler dan turbuhaler (multidose).
Obat dihirup saat menarik napas, tidak diperlukan koordinasi tangan dan tarikan napas
Tidak menggunakan propelan sehingga pasien harus dapat menarik napas dengan kuat
Praktis dan mudah dibawa
Tahapan Tatalaksana
The Global Initiaitive for Asthma (GINA) tatalaksana dibagi menjadi dua
yaitu tatalaksana di rumah dan difasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes)/RS
Tatalaksana yang dapat dilakukan pasien/orang tua dirumah
jika tidak ada keadaan pasien resiko tinggi, berikan inhalasi agonis
B2 kerja pendek, via nebulizer atau dengan MDI + spacer
Via nebulizer
Berikan agonis B2 kerja pendek, lihat responnya. Bila gejala (sesak
napas dan wheezing) menghilang, cukup diberikan satu kali
Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian sekali
lagi
Jika dengan 2 kali pemberian agonis B2 kerja pendek via nebulizer
belum membaik, segera bawa ke fasyankes
berikan agonis B2 kerja pendek serial via spacer dengan dosis 2-4
semprot. Berikan satu semprot obat kedalam spacer diikuti : 6-8
tarikan nafas melalui antar muka (interface) spacer berupa masker
atau mouthpiece. Bila belum ada respon berikan semprot berikutnya
dengan siklus yang sama
- Jika membaik dengan dosis <4 semprot, inhalasi dihentikan
Emfisema
Atelektasis
Bronkietasis
Gagal napas
kematian
Prognosis