Oleh: Hari Wujoso, dr., SpF., MM Simulasi kasus Seorang laki-laki dalam perdebatan suatu sidang tiba-tiba mengalami sesak nafas dan meninggal di kursinya
Seorang gelandangan ditemukan di pinggir
jalan meninggal dunia, jenasah sudah kaku Setelah diotopsi diketetahui mati karena radang hati kronis
Seorang wanita meningal dunia karena kanker payudara.
Demikian ringkasan hasil otopsi di labfor FKUNS/RSDM. Tidak ada Saudaranya yang datang dan mayat dikuburkan oleh pemerintah Apa kriteria disebut mati mendadak
1. Karena penyakit alamiah
2. Onset gejala sampai meninggal <= 24 jam 3. Tidak ada unsur trauma 4. Tidak ada unsur keracunan 5. Tidak ada unsur kesengajaan 6. Ada unsur tidak disangka/mendadak Penyakit alami • Sebagai dasar klasifikasi dimasukkanya dalam kasus mati mendadak • Forensik berkepentingan untuk mengetahui sebab kematian dan mengelminer adanya kemungkinan mati karena kriminal • Tidak dibatasi hanya pada kasus penyakit yang akut saja Onset <= 24 jam • Untuk mengecilkan jumlah kasus, dalam kelompok mati mendadak sehingga tidak merupakan tindakan otopsi klinik • Otopsi klinik dilakukan oleh dokter forensik dan dokter yang berkompeten untuk mengetahui diagnosa pasti kematian setelah dilakukan tindakan pengobatan tapi tidak diketahui apa diagnosa klinik penyakitnya Tidak ada unsur trauma • Adanya trauma memindah klasifikasi kedalam kelompok kematian akibat trauma. • Kemungkinan merupakan tindak kriminal atau kecelakaan. • Jika ada tanda trauma harus diperhatikan, kemungkinan benar SD dengan adanya luka sebelumnya dan dibuktikan bahwa kematian tidak berhub dengan adanya luka itu. • Adanya tanda kekerasan dapat dipakai sebagai perancu dalam penyelidikan. Tidak ada unsur keracunan • Kematian karena keracunan merupakan kelmpok sendiri dalam bidang forensik. • Keracunan dapat merupakan kasus kriminal, kecelakaan, atau bunuh diri. • Adanya keharusan dalam otopsi SD untuk mengeliminer adanya kemungkinan keracunan. • Pemeriksaan penunjang dalam hal ini sangat diperlukan Tidak ada unsur kesengajaan • Kesengajaan membawa kasus tersebut kedalam tindak pidana atau bunuh diri. • Kesengajaan dapat dilacak dari hasil pemeriksaan TKP, otopsi dan keterangan saksi. • Harus dicari adanya kemungkinan kesengajaan pada kasus kematian dengan asuransi jiwa dengan klaim tinggi. • Kesengajaan jelas menyingkirkan kasus tersebut dari SD. Ada unsur mendadak atau tidak terduga • Hal ini merupakan unsur subyektif. • Mungkin bagi keluarga yang sudah tahu akan penyakit yang diderita, tidak akan merupakan kasus yang dianggap mati mendadak. • Kemendadakan menimbulkan kecurigaan polisi dan teman atau orang sekitar, adanya kemungkinan peristiwa itu adalah pembunuhan. PENYEBAB • Penyakit alami. • Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan mati mendadak? • Penyebab mati mendadak dikelompokkan menurut sistematika organ. – Organ cardiovaskuler – Organ respirasi – Organ sistema saraf – Organ GIT – Organ uropoetika – dll Manfaaat Otopsi • Pada kasus SD manfaat dari otopsi adalah: – Untuk menentukan sebab kematian – Untuk mengeliminer adanya kemungkinan tindak kriminal – Untuk klaim asuransi. – Untuk data statistik.
Kesimpulan adanya SD hanya dapat ditentukan
dengan adanya OTOPSI PEMERIKSAN PENUNJANG • Di dalam otopsi kasus SD harus dilakukan pemeriksaan penunjang. • Hal ini dilakukan karena otopsi pada SD digunakan untuk mengelimner adanya kemungkinan keracunan dan kriminal, serta mencari sebab pasti kematian. • Pemeriksaan penunjang yang dilakukan harus lengkap. • Yaitu: – Pemeriksaan PK darah, urin, dan cairan tubuh yang dapat dicurigai sbegai pintu masuk untuk menentukan kesimpulan sebab kematian. – Pemeriksaan PA. – Pemeriksan imunologi klinik. – Pemeriksaan kimia darah. – Dll yang diperlukan HASIL • 10-15% dari kasus SD yang diotopsi tidak diketahui hasilnya, walau sudah dilakukan pemeriksaan penunjang lengkap. • Kesimpulan sebab kematian atau diagnosa penyakit dari otopsi adalah diagnosa terminal. Semoga Manfaat