Anda di halaman 1dari 18

Referat

Januari 2019

ABLASIO RETINA

Pembimbing:
dr. Risky Magnadi, Sp. M

SURYA NINGSIH
K1A1 14 069
ANATOMI RETINA

2
ABLASIO RETINA

○ Ablasio retina (retinal detachment) adalah


pemisahan retina sensorik, yakni lapisan
fotoreseptor (sel kerucut dan batang) dan jaringan
bagian dalam, epitel pigmen retina dibawahnya.
○ Menyebabkan gangguan nutrisi retina
○ Antara sel kerucut dan sel batang retina tidak
terdapat adanya perlekatan struktural dengan
koroid  titik lemah yang potensial untuk lepas
secara embriologis
3
PATOGENESIS & KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, ablasio retina dibagi menjadi:
○ Jika terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang mengalami likuifikasi dapat
memasuki ruangan subretina dan menyebabkan ablasio progresif (ablasio
regmatogenosa).
○ Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada permukaan retina,
misalnya seperti pada retinopati proliferatif pada diabetes mellitus (ablasio retina
traksional).
○ Walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam ruangan subretina akibat
proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia pada kehamilan (ablasio
retina eksudatif).

Ablasi terdapat pada mata yang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadinya
ablasio retina. Faktor predisposisi ini berupa degenerasi retina perifer dan adanya
kelainan vitreoretinal yang menyertainya. Lepasnya retina dapat terjadi akibat
eksudasi, tarikan, dan terdapatnya robekan pada retina.
4
Ablasio Retina Primer (Ablasio Retina Regmatogenosa)

• Bentuk tersering dari ablasio


retina
• Akibat adanya robekan pada
retina sehingga cairan vitreus
masuk ke subretina( belakang
retina) yang mengakibatkan
pemisahan retina dari epitel
berpigmen oleh cairan vitreus
subretina. Retina menjadi
mengapung.

5
Ablasio Retina Primer (Ablasio Retina Regmatogenosa)

• Faktor predisposisi :
1. Usia (srg 40-60 th) Insiden ablasi retina rhegmatogenous
pada populasi umum di Eropa adalah 1
2. Jenis kelamin dari 10.000, sesuai dengan sekitar 8000
3. Miopia kasus baru setiap tahun di Jerman.
4. Afakia Bahayanya paling besar dalam rentang
usia 55 hingga 70 tahun. Sedangkan
5. Trauma insiden tahunan RRD diketahui sekitar
6. Fenile Posterior Vitreous Detachment 10,5 orang per 100.000 populasi. Tujuan
(PVD) perbaikan RRD adalah untuk menutup
7. Pasca retinitis retina, menghilangkan traksi vitreous dan
dengan demikian memungkinkan
8. Retina yang memperlihatkan
pemasangan kembali retina yang
degenerasi di bagian perifer
terlepas.
6
Ablasio Retina Eksudatif

○ Ablasi retina yang terjadi akibat


tertimbunnya eksudat di bawah
retina dan mengangkat retina.
○ Penumpukan cairan dibawah
retina akibat inflamasi ataupun
lesi vaskular (skleritis, koroiditis,
uveitis).
○ Ablasio retina ini akan hilang dan
dapat menetap tergantung hilang
atau tidangnya penyebab

7
Ablasio Retina Eksudatif

Penyebab Ablasio retina eksudatif dibagi menjadi dua yaitu:


○ Penyakit sistemik yang meliputi toksemia gravidarum,
hipertensi renalis, poliartritis nodosa.
○ Penyakit mata meliputi akibat inflamasi (skleritis posterior,
selulitis orbita), akibat penyakit vascular (central serous
retinophaty), akibat neoplasma (malignant neoplasma
koroid dan retinoblastoma), akibat perforasi bola mata
pada operasi intraokuler.

8
Ablasi Retina Traksi (Tarikan)

○ Lepasnya jaringan retina akibat


traksi/tarikan jaringan parut pada
badan kaca yang menyebabkan
ablasi retina dengan penurunan
visus tanpa rasa sakit
○ Penyebab : retinopati diabetik
proliferatif, trauma (penetrating
injury), perdarahan akibat
bedah/infeksi.

9
G Gejala dini: floaters dan fotopsia (kilatan halilintar kecil pada
A lapang pandang)
M
B
Penderita mengeluh dan merasa seperti ada tirai yang menutupi
A sebagian lapang pandang (gangguan lapang pandang)
R
A
N Visus menurun tanpa disertai rasa sakit

K
Pada pemeriksaan funduskopi retina terlihat berwarna abu-abu.
L Robekan pada retina dapat berbentuk ladam kuda, lubang kecil
I atau bentuk bulan sabit.
N
Tekanan bola mata pada ablasio retina dapat rendah, normal
I ataupun tinggi tergantung pada lama proses dan luasnya ablasio
S retina. 10
Diagnosis Ablasio Retina

Anamnesis

Pemeriksaan
Oftalmoskopi

a. Pemeriksaan visus
b. intraokuler biasanya sedikit
lebih atau mungkin normal
c. Pemeriksaan funduskopi
d. Electroretinography (ERG)
11
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah pembedahan

Scleral
buckling Pertama-tama dilakukan cryoprobe atau laser untuk memperkuat
perlengketan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina.

Sabuk dijahit mengelilingi sklera sehingga terjadi tekanan pada


robekan retina sehingga terjadi penutupan pada robekan
tersebut.

Penutupan retina ini akan menyebabkan cairan subretinal


menghilang secara spontan dalam waktu 1-2 hari.

12
PENATALAKSANAAN

Spons silikon dijahit pada bola mata untuk


Penekanan yang didapatkan dari spons silikon,
menekan sklera di atas robekan retina
retina sekarang melekat kembali dan traksi
setelah drainase cairan subretina dan
pada robekan retina oleh vitreus dihilangkan
dilakukan crioterapi 13
PENATALAKSANAAN
Retinopeksi Menyuntikkan gelembung gas ke dalam rongga vitreus.
pneumatik
Hanya digunakan pada robekan retina tunggal kecil, cairan subretina minimal, tidak
ada traksi

Jika robekan dapat ditutupi oleh gelembung gas, cairan subretinal biasanya akan
hilang dalam 1-2 hari.

Setelah pengangkatan gel vitreus pada drainase cairan subretina,


gas fluorokarbon inert disuntikan ke dalam rongga vitreus 14
PENATALAKSANAAN

Vitrektomi Paling banyak digunakan pada ablasio


akibat diabetes, dan juga pada ablasio
regmatogenosa yang disertai traksi vitreus
atau perdarahan vitreus.

15
KOMPLIKASI

Jika retina tidak segera dipasang kembali (biasanya kurang dari satu
minggu setelah ablasi makula), maka pemulihan visual akan semakin
terpengaruh.
- Proliferative vitreoretinopathy (PVR)
- Complicated cataract
- Uveitis
- Glaukoma
- Pembuluh iris baru

16
PROGNOSIS

Pasien dengan ablasio retina yang melibatkan makula dan


perlangsungannya kurang dari 1 minggu, memiliki kemungkinan sembuh
post operasi sekitar 75 % sedangkan yang perlangsungannya 1-8 minggu
memiliki kemungkinan 50 %. Di India, 80% retina yang berhasil dipasang
kembali memperoleh penglihatan 6/60 atau lebih baik.

Prognosis baik bila; robekan kecil, adanya garis demarkasi


ablasi pada retina, dan cairan subretina sangat sedikit.

Prognosis kurang memuaskan bila; ablasi dengan afakia,


ablasi total, dan ablasi terjadi dengan bibir ruptur melipat.

Prognosis buruk pada; ablasio retina dengan ablasi koroid dan


ablasio retina dengan ruptur besar.
17
TERIMAKASIH
18

Anda mungkin juga menyukai