Anda di halaman 1dari 17

DEPOSITO & SURAT BERHARGA

Kelompok 2 :
1. Tutik Mulyani (201512
2. Eva Octafiyani ( 201512075)
DEPOSITO
Deposito merupakan simpanan masyarakat atau
pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan bank yang bersangkutan.
A. Deposito Berjangka
Pembukaan Deposito
• Untuk membuka deposito, deposan dapat
menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet giro,
bukti transfer masuk, wesel, atau warkat lain yang
disepakati bank.
Contoh :
Pada 31 Mei 2012 Reni membuka deposito
berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan
nominal Rp 50.000.000 bunga 18% pa, jangka waktu 3
bulan. Untuk itu Reni menyerahkan bilyet giro atas
nama Reni Rp 20.000.000, cek Bank Mitra Niaga
Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp
10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga
Cabang Bandung Rp 10.000.000 dan kekurangannya
dibayar tunai. Pajak bunga 15%
Pencatatannya adalah sebagai berikut :
, Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31 Mei 2012 Giro Reni 20.000.000


Giro Sinta 10.000.000
RAK. Cabang Bandung 10.000.000
Kas 10.000.000
Deposito Berjangka 50.000.000
Bunga Deposito Berjangka
Pencatatan Deposito Jatuh Tempo
Perpanjangan Deposito Berjangka
1. Perpanjangan Otomatis
Dilakukan karena permintaan deposan yang sudah
dibuat atau diperjanjikan pada saat pembukaan deposito.
2. Perpanjangan Biasa
Terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan
deposan di kemudian hari saat jatuh tempo.
• Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo
Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat
mengganggu likuiditas bank. Oleh karena itu, bank umum
(konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap
deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo.
Kebijakan mengenai penalty setiap bank secara umum yaitu :
• Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga
sebelum pajak.
• Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga
setelah pajak.
• Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal
deposito.
Perpindahan Deposito Berjangka Antarkantor Cabang
Perpindahan deposito berjangka antarkantor
cabang menimbulkan hubungan rekening antarkantor.
Selain itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah
berjalan.
Contoh :
Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp
10.000.000, telah dibuka di Bank Mitra Niaga Semarang
pada tanggal 31 Mei 2017 dengan suku bunga 18% pa.
Pada tanggal 5 Juni 2017 deposito tersebut
dipindahkan ke Bank Mitra Niaga Cabang Solo. Dengan
ketentuan alokasi beban bunga sebagai berikut :
Lama Pengendapan Alokasi Beban Bunga di
Deposito Cabang

1 – 7 hari 25%
8 – 15 hari 50%
16 – 21 hari 75%
22 – akhir bulan 100%
Jurnalnya adalah :
1. Di Bank Mitra Niaga Semarang
Tanggal Rekening Debit Kredit
31/05/17 Kas 10.000.000
Deposito 10.000.000
5/06/17 Deposito Berjangka 10.000.000
Biaya Bunga 37.500
Hutang PPH 5.625
RAK. Cabang Solo 10.031.875
2. Di Bank Mitra Niaga Solo

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


5/06/17 RAK Cab Semaramg 10.031.875
Deposito Berjangka 10.000.000
Bunga DB Harus dibayar 31.875
30/06/17 Biaya Bunga 112.500
Bunga DB Harus dibayar 31.875
Hutang PPH 16.875
Kas 125.700
• Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito yaitu simpanan dana pihak
ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed
time). Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa),
sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk
(nama). Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan
rumus :
Nilai Tunai Sertifikat Deposito = P x 360
360 + (i x t)
• P = nilai nominal sertifikat deposito
• i = tingkat suku bunga sertifikat deposito
• t = jangka waktu (dalam hari)
SURAT BERHARGA
Surat Berharga Pasar Uang adalah surat berharga
yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah,
yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas
pelunasan hutang nasabah kepada bank yang
bersangkutan.
A. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang Diperdagangkan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diperdagangkan
adalah :
1. Surat sanggup (surat aksep atau promes) yang berupa :
• Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka
penerimaan kredit dari bank atau Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu.
• Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka
pinjaman antarbank.
2. Surat wesel, dapat berupa :
• Surat wesel yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh
pihak lain dalam rangka transaksi tertentu penarik atau
pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB.
• Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB dan
diaksep oleh bank atau LKBB dalam rangka pemberian
kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
B. Perdagangan SBPU Dengan Bank Indonesia
SBPU harus berjangka waktu pendek dengan
minimal 30 hari dan bernilai nominal minimal Rp
25.000.000 yang selanjutnya berkelipatan Rp 5.000.000
dengan maksimum Rp 10.000.000.000. SBPU yang
diterbitkan tidak dalam rangka kredit yang sebagian
atau seluruh dananya berasal dari BLBI, penjualannya
dilakukan dengan cara lelang dengan sistem diskonto.
Penyelesaian transaksi diperhitungkan dengan nilai
tunai SBPU yaitu :
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑥 360
Nilai tunai =
360+(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜 𝑥 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)
C. Akuntansi Surat Berharga Diterbitkan

Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat


penerbitan, penjualan, dan pelunasan. Pada saat
penerbitan surat berharga, bank baru mendapat surat
pengakuan hutang dari nasabah/bank lain yang
selanjutnya menjadi aset bank.
Surat berharga yang diterima bank dari
nasabah/bank lain akan menjadi sumber dana bank bila
dijual di pasar uang. Penjualan surat berharga akan
diterima sebesar harga jualnya

Anda mungkin juga menyukai