Anda di halaman 1dari 41

“ ABSES HEPAR ”

REFERAT
HERMAN BINTANG PARAWIRA
N 111 16 012

Pembimbing Klinik:

dr. WINARTI ARIFUDDIN, SP.PD


Anatomi Hepar

2
Struktur Mikroskopik Hepar

3
FISIOLOGI HEPAR

• Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrient (karbohidrat, protein dan lemak)
setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.

• Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing
lain.

• Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang
mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah.

• Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.


FISIOLOGI HEPAR

• Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.

• Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag (sel Kupffer).

• Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian yang berasal
dari destruksi sel darah merah tua.
ABSES HEPAR

A.DEFINISI B. KLASIFIKASI
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang
Abses Hati
disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit,
Amuba (AHA)
jamur, maupun nekrosis steril yang bersumber dari
sistem gastrointestinal yang ditandai dengan Abses Hati
adanya proses supurasi dengan pembentukan pus Piogenik
(AHP)
yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel
inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati.
6
C. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

▪ AHA  sering dijumpai didaerah tropik/subtropik


▪ AHP  lebih jarang dibandingkan AHA
▪ AHA  1,3 kasus per 100.000 populasi.
▪ AHP  8-16 kasus per 100.000 populasi.

7
D. FAKTOR RISIKO

▪ Faktor Risiko Klinis: ▪ Faktor Risiko Lain:


▪ Syok septik ▪ Alkoholism
▪ Jaundice klinis ▪ Malignansi
▪ Koagulopati ▪ HIV
▪ Leukositosis ▪ Malnutrisi
▪ Hipoalbuminemia ▪ Penggunaan kortikosteroid
▪ Multipel abses ▪ Aktivitas homoseksual
▪ Ruptur intraperitoneal
▪ Malignansi (terutama pada
sistem hepatopancreatobiliary). 8
E. ETIOLOGI

Abses Hati Amuba Abses Hati Piogenik

Enterobacteriaceae, Microaerophilic streptococci,


Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae,
Protozoa Entamoeba Bacteriodes, Fusobacterium, Staphylococcus
hystolitica milleri, Candida albicans, Aspergillus actinomyces,
Eikenella corrodens, Yersinia enterolitica,
Salmonella typhi, Brucella melitensi, dan fungal.

Transmisi fecal-oral
Sistem vena portal

9
F. PATOFISIOLOGI

10
G. MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Mual
spontan Berkurangnya
Batuk Atelektasis dan
perut kanan nafsu makan
muntah
atas

Penurunan
berat badan
Ikterus Anemia Malaise Demam
yang
unintentional
H. DIAGNOSIS

Anamnesis diperlukan identitas pasien yang


Anamnesis
lengkap, disertai riwayat penyakit sebelumnya.
Serta adanya kebiasaan minum alkohol atau
tidak. Anamnesis mengenai riwayat pasien
Pem. Fisik penting untuk membantu penegakkan
diagnosis dari pasien
Pem.
Penunjang

12
H. DIAGNOSIS

Pada beberapa pasien kadang sudah dapat


Anamnesis
terlihat abses hepar secara inspeksi dikarenakan
abses telah menembus kulit sehingga terlihat dari
Pem. Fisik luar. Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan
atas abdomen, selain itu didapatkan hepatomegali
yang teraba sebesar tiga jari sampai enam jari
Pem.
Penunjang arcus-costarum.

13
H. DIAGNOSIS

Anamnesis

Pem. Fisik Laboratorium: Darah rutin, fungsi hati, LED,


kadar bilirubin, total protein dan kadar albumin.
Serologis: IHA, GDP, ELISA, counterimmun-
Pem.
Penunjang electrophoresis, indirect immunofluorescence,
dan complement fixation.
Radiologi: USG dan CT Scan abdomen 14
I. TATA LAKSANA

Operasi (hepatektomy)
Drainase Perkutan
Aspirasi
Antibiotik
I. TATA LAKSANA

Ukuran abses Modalitas Pengobatan

Hanya antibiotik
< 5 cm
Antibiotik + Percutaneous Needle Aspiration (PNA)
5 – 10 cm
Antibiotik + Percutaneous Catheter Drainage (PCD)
>10 cm
J. KOMPLIKASI

Perforasi abses
Efusi pleura
Tamponade jantung
Peritonitis
Kulit  Infeksi sekunder

17
K. PROGNOSIS

Prognosa abses hati tergantung dari investasi parasit, daya


tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder,
komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan.

Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan


diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang
memperlihatkan penyebab bakterial organisme
multipel, tidak dilakukan drainase terhadap abses,
adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleura atau
adanya penyakit lain.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Tn. A
Umur : 57 tahun
Alamat : Baras Mamuju Utara
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Ruangan : AMC
Anamnesis Keluhan Utama : Demam..

Riw. Penyakit Sekarang


Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Demam dirasakan sejak
3 minggu yang lalu, dirasakan ketika malam hari dan mulai turun pada
pagi hari. Demam disertai juga dengan Sakit perut di sebelah kanan atas,
sakit terasa seperti ditekan, tembus sampai belakang dan kadang menjalar
sampai perut sebelah kiri atas, sakit dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
Anamnesis Keluhan Utama : Sakit perut

Riw. Penyakit Sekarang


Bila sakit datang terasa selama 10-15 menit, kemudian sakit mereda (sakit
hilang timbul). Sebelumnya pasien belum pernah mengalami hal serupa.
Mual (+), Muntah (-). Batuk (+), flu (-), pasien sering merasa sesak napas
disertai nyeri dada ketika sakitnya muncul. Pasien pernah memiliki riwayat
BAB baik dan lancar, tanpa darah ataupun lendir. BAK berwarna seperti teh.
Pasien juga mengeluhkan merasa cepat lelah apabila beraktivitas dan nafsu
makan berkurang.
Anamnesis
Riw. Penyakit Terdahulu : Riw. Penyakit Keluarga:
1. Riwayat Hipertensi disangkal 1. Tidak ada keluarga yang
menderita gejala yang sama
2. Riwayat Diabetes disangkal dengan pasien menurut
3. Riwayat alergi makanan maupun keluarga.
obat-obatan tidak ada.
2. Tidak ada riwayat hipertensi
ataupun diabetes mellitus dalam
keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Vital Sign:
Kondisi : sakit sedang / Tekanan darah : 120/90 mmHg
compos mentis / gizi Nadi : 80 kali/menit
baik (reguler)
BB : 75 kg Pernapasan : 24 kali/menit
TB : 167 cm Suhu axilla : 37,9°C
IMT : 20,22 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Pem. Kepala: Mata:
Kepala : bentuk normocephal, - Palpebra: Normal, edema (-)
deformitas (-) - Conjungtiva: Anemis (-/-)
Rambut : warna hitam, - Sclera: Ikterik (+/+)
distribusi normal - Pupil: bulat, isokor, refleks
Wajah : tampak lemas, ruam +/+
(-), edema (-) - Lensa: jernih
Pemeriksaan Fisik
Mulut: Hidung:
Bibir : warna normal Bentuk simetris, deviasi (-),
Gigi : susunan normal sekret (-), darah (-)
Lidah : bentuk normal,
warna merah muda Telinga:
Mukosa : stomatitis (-) Bentuk normal, warna normal,
Faring : kesan normal jejas (-).
Tonsil : T1/T1
Pemeriksaan Fisik
Pem. Leher: Pem. Paru:
Otot : eutrofi, kesan normal I : Ekspansi simetris, retraksi
KGB : pembesaran (-), nyeri intercostal (-), pola pernapasan
tekan (-) kesan normal.
Tiroid : pembesaran (-), nyeri P: taktil fremitus kanan=kiri
tekan (-) P: bunyi sonor di semua lapang
JVP : R5 + 2 cm H2O paru
Trakea : deviasi (-) A: vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Pemeriksaan Fisik
Pem. Jantung:
I : pulsasi katup tidak terlihat
P: pulsasi katup tidak teraba
P: batas jantung:
atas: SIC II linea parasternal sinistra
kanan: SIC IV linea parasternal dextra
kiri: SIC V linea midclavicularis sinistra
A: bunyi jantung S1 dan S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik
Pem. Abdomen :

I : bentuk perut tidak simetris, Kesan P : didapatkan:


Cemung  Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan
A: peristaltik +, Kesan Normal atas dan bawah.
 Hepar teraba ± 3 jari di bawah arcus
P: Timpani pada 13 titik perkusi
Abdomen costae dengan permukaan rata, tepi
tumpul dan konsistensi keras.
 Palpasi ginjal tidak teraba, nyeri tekan
(-). Nyeri ketok ginjal -/-
Pemeriksaan Fisik
Pem. Anggota Gerak : Pem. Khusus :
Atas : bentuk otot eutrofi, kekuatan Tidak ada
otot 5/5, edema -/-, dan ROM
normal
Bawah : bentuk otot eutrofi,
kekuatan otot 5/5, edema -/-, dan
ROM normal
Resume

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Demam


dirasakan sejak 3 minggu yang lalu, dirasakan ketika malam hari
dan mulai turun pada pagi hari. Demam disertai juga dengan
Sakit perut di sebelah kanan atas, sakit terasa seperti ditekan,
tembus sampai belakang dan kadang menjalar sampai perut
sebelah kiri atas, sakit dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
Resume

Bila sakit datang terasa selama 10-15 menit, kemudian sakit


mereda (sakit hilang timbul). Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami hal serupa. Mual (+), Muntah (-). Batuk (+), flu (-),
pasien sering merasa sesak napas disertai nyeri dada ketika
sakitnya muncul. Pasien pernah memiliki riwayat BAB baik dan
lancar, tanpa darah ataupun lendir. BAK berwarna seperti teh.
Pasien juga mengeluhkan merasa cepat lelah apabila beraktivitas
dan nafsu makan berkurang.
Resume

Dari pemeriksaan fisik, pada mata didapatkan sclera ikterik


+/+. Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas dan bawah. Hepar
teraba ± 3 jari di bawah arcus costae dengan permukaan rata, tepi
tumpul dan konsistensi keras. Palpasi ginjal tidak teraba, nyeri
tekan (-). Nyeri ketok ginjal -/-.
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
 Hepatitis B  Abses Hepar
 Cholesistitis
 Cholelithiasis
Penatalaksanaan
 Medikamentosa
 IVFD Futrolit 20 tpm
 Non Medikamentosa  IVFD Metronidazol 0,5 mg/8
 Tirah baring jam
 Ceftriaxone inj. 2 gr/IV/24 jam
 Diet rendah lemak  Lansoprazole 2x1
 Ambroxol 30 mg 3 x 1
 Sistenol
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Hasil Nilai
Jenis Pemeriksaan Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Rujukan
30-1-2017 WBC 11,49 x 103/uL 3,8 – 10,6 ↑
RBC 2,19 x 106/uL 4,4 – 5,9 ↓
Darah Lengkap

HGB 11,5 g/dl 13,2 – 17,3 ↓


HCT 38,9,7% 40 – 52 ↓
PLT 209 x 103/uL 150 – 440 N
NEUT 77,1% 50 – 70 ↑
LYMPH 14,7% 25 – 40 ↓
LED 115 mm/jam <10 ↑
SGOT 217u/L 8 – 33 ↑
Kimia
Darah

SGPT 208 u/L 4 – 36 ↑


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan USG: Kesan:
Hepar : hepatomegaly, Sugestif abscess hepar
permukaan reguler tampak lesi Nephrolitiasis bilater
hipoechoid batas tidak tegas Usul : CT scan abdomen dengan
pada segmen posterolateral, contras
tidak tampak dilatasi vascular
maupun bile duct intra dan
extrahepatik
Diagnosis Akhir
• Abses Hepar
• Empiema Dextra
Prognosis
Dubia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai