Anda di halaman 1dari 31

KEJANG DEMAM

SEDERHANA
OLEH :
Musdalipa Hi. Palanro
12 17 777 187

PEMBIMBING KLINIK :
dr. Winarny , Sp.A
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium.

Paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur


6 bulan sampai 4 tahun.

Kejang demam terbagi menjadi 2 yaitu kejang demam sederhana


dan kejang demam kompleks.
anamnesis

IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. TR
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Usia: 4 Tahun
Alamat : Jl. Mangga
Agama : Islam
Waktu Masuk : 27 maret 2018/02.00
anamnesis

Keluhan Utama : Kejang

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan kejang.
Kejang dialami dirumah ± 5 jam sebelum masuk rumah sakit sebanyak 1 kali
selama ± 3 menit. Saat kejang kedua tangan mengepal, mata mengarah keatas.
Setelah kejang pasien langsung menangis. Sebelum kejang orang tua pasien
mengaku anaknya sempat demam sejak 2 hari yang lalu. Demam dirasakan naik
turun. Batuk (+) sejak 3 hari yang lalu. Lendir (+) berwarna kuning, flu (+), sesak
(-). Mual (-), Muntah (-). BAB kesan biasa dan BAK lancar.
anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien sudah pernah mengalami kejang sebelumnya pada saat
berusia 2 tahun yang didahului oleh demam 1 kali.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama.
Hipertensi (-), asma (-), Diabetes Melitus (-)
ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, pasien lahir
secara normal di Puskesmas, cukup bulan, dan dibantu oleh
bidan. Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 45 cm. Warna
ketuban putih jernih. Selama kehamilan, ibu pasien tidak
menderita sakit ataupun masalah lainnya. Ibu pasien rajin
melakukan kontrol ke dokter hampir tiap bulan.
Riwayat nutrisi :
Pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir hingga usia 6 bulan,
kemudian dilanjutkan pemberian susu formula dari usia 6 bulan
sampai 1 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI diberikan
saat usia 7 bulan hingga sekarang.

Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar pasien lengkap
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 16 kg
Tinggi Badan : 95 cm
Status Gizi : CDC 112% (Gizi Baik)
Tanda Vital
Denyut Nadi : 120 x / menit
Suhu Axilla : 38,6 ‘C
Respirasi : 32 x / menit
Pemeriksaan fisik

Kulit : sianosis (-)


Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva bulbi hiperemis (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-)
Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
Telinga : Otorrhea (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Pemeriksaan fisik

THORAX
Paru-paru

Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi


dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
kesan normal, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang
paru
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+),
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan fisik
THORAX
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC
V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas jantung SIC II
Batas kanan jantung SIC IV
linea parasternal dextra
Batas kiri jantung SIC V linea
axilla anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni
regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik

ABDOMEN

Inspeksi : Bentuk datar, massa (-)


Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
normal
Perkusi : Timpani di 4 kuadran
abdomen
Palpasi : Organomegali (-), nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan fisik

Genital : Tidak ditemukan kelainan.


Anggota gerak : Ekstremitas atas akral
hangat (+/+), edema (-/-)
Ekstremitas bawah akral
hangat (+/+), edema (-/-)
Punggung : Skoliosis (-), Lordosis (-),
Kyphosis (-)
Otot-otot : Atrofi (-), Tonus otot baik
Refleks : Fisiologis (+), Patologis (-)
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium (Tanggal 9 Januari 2016)

Red Blood Cell 5,0 1012/L (3,60-6,50 1012/L)


Hemoglobin 12,2 g/dL (11,5-16,5 g/dL)
Hematocrit 45 % (35,0-55,0%)
MCV 80,2 fL (80-100 fL)
MCH 28,6 pg (25-34 pg)
MCHC 36,8 g/dL (30-35 g/dL)
Platelet 311. 109/L (150-450 109/L)
White Blood Cell 6,4. 109/L (3,5-10,0 109/L)
resume
Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan kejang.
Kejang dialami dirumah ± 5 jam sebelum masuk rumah sakit sebanyak 1 kali
selama ± 3 menit. Saat kejang kedua tangan mengepal, mata mengarah
keatas. Setelah kejang pasien langsung menangis. Febris (+) sejak 2 hari yang
lalu. Batuk (+) sejak 3 hari yang lalu. Lendir (+) berwarna kuning, flu (+), sesak
(-). Mual (-), Muntah (-). BAB kesan biasa dan BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis,
tampak sakitsedang, gizi baik. Pemeriksaan tanda vital didapatkan nadi
120x/menit, respirasi 32 kali/menit, suhu 38,6 oC. Genitalia dbn.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan : WBC:
6,4x103/uL () , RBC: 5,0 x 106uL (N), HGB: 12,2 g/dl ( N ), PLT: 311 x103/uL (N),
HCT: 45% (N).
diagnosis

Kejang demam e.c susp


ISPA
Medikamentosa :
•IVFD Ringer laktat 16 tetes per menit
•Paracetamol syrup 4 x 1½ cth
•Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
•Puyer batuk 3x1

Non medikamentosa :
•Melanjutkan pemberian makan dan minum
•Lakukan kompres air hangat bila anak demam
ANJURAN

PUNGSI
ELEKTROLIT
LUMBAL

URINALISIS
FOLLOW UP (27 MARET 2018)

Subjek (S) :
Demam(+) hari ke-3, kejang (-)
sakit menelan (-), batuk (+), flu (+),
muntah (-),BAB (+) baik BAK (+) lancer
Assesment (A) :
Objek (O) : Kejang demam sederhana e.c susp. ISPA
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis Plan (P) :
Tanda Vital •IVFD Ringer laktat 16 tetes per menit
•Paracetamol syrup 4 x 1½ cth
Denyut Nadi : 138 x/menit, kuat angkat •Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
Respirasi : 30 x/menit •Puyer batuk 3x1
Suhu Tubuh : 37,8 C
Berat Badan : 16 kg
Tinggi Badan : 95 cm
Status Gizi : gizi baik
FOLLOW UP (28 Maret 2018)
Subjek (S) :
Demam (-) bebas demam H-1, kejang (-)
Batuk (+), flu (+)
Muntah (-)
BAB (+) 1 kali , biasa
BAK (+) lancar
Assesment (A) :
Objek (O) : Kejang demam sederhana e.c susp. ISPA
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis Plan (P) :
Tanda Vital •IVFD Ringer laktat 16 tetes per menit
•Paracetamol syrup 4 x 1½ cth (k/p)
Denyut Nadi : 124 x/menit, kuat angkat •Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
Respirasi : 28 x/menit •Puyer batuk 3x1
Suhu Tubuh : 37 C
Berat Badan : 16 kg
Tinggi Badan : 95 cm
Status Gizi : Gizi baik
FOLLOW UP (29 Maret 2018)
Subjek (S) :
Demam (-), bebas demam hari ke-2
batuk (+), flu (+), sesak (-)
mual (-),muntah (-)
BAB biasa Assesment (A) :
BAK lancar Kejang demam sederhana e.c susp. ISPA
Objek (O) : Plan (P) :
Keadaan Umum : Sakit sedang •Aff infus
Kesadaran : Kompos mentis •Paracetamol syrup 4 x 1½ cth(k/p)
Tanda Vital •Diazepam rektal 10 mg (kalau kejang)
•Puyer batuk 3x1
Denyut Nadi : 124 x/menit, kuat angkat •Pasien boleh pulang
Respirasi : 28 x/menit
Suhu Tubuh : 37,4 C
Berat Badan : 16 kg
Tinggi Badan : 95 cm
DISKUSI

Anak yang pernah mengalami


Bila anak berumur kurang dari
Kejang demam merupakan kejang tanpa demam,
6 bulan atau lebih dari 5 tahun
bangkitan kejang yang terjadi kemudian kejang demam
mengalami kejang didahului
pada kenaikan suhu tubuh kembali tidak termasuk dalam
demam, pikirkan kemungkinan
(suhu rektal di atas 38’C) yang kejang demam. Kejang disertai
lain misalnya infeksi SSP, atau
disebabkan tanpa proses demam pada bayi berumur
epilepsi yang kebetulan terjadi
intrakranium kurang dari 1 bulan tidak
bersama demam.
termasuk kejang demam
PENGGOLONGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun

Kejang berlangsung singkat, tidak melebihi 15 menit.

Kejang bersifat umum

Kejang timbul dalam 16 jam pertama

Pemeriksaan neurologis sebelum dan sesudah kejang


normal

Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 2 minggu


setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.

Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak


melebihi 4 kali.
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM Kejang Demam
SEDERHANA Kompleks

Kejang berlangsung lama, lebih


Berlangsung singkat
dari 15 menit

Kejang fokal atau parsial satu sisi,


Umumnya serangan berhenti
atau kejang umum didahului
sendiri dalam waktu < 15 menit
dengan kejang parsial

Kejang berulang 2 kali atau lebih


Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik
dalam 24 jam, anak sadar kembali
tanpa gerakan fokal
di antara bangkitan kejang

Tidak berulang dalam waktu 24 jam


Dalam kasus ini, pasien masuk ke dalam kejang demam sederhana
karena memenuhi beberapa modifikasi kriteria Livingston, seperti kejang
berlangsung kurang dari 15 menit, frekuensi kejang dalam 1 tahun tidak melebihi
4 kali, kejang yang terjadi didahului oleh demam dan apabila menurut Consensus
Statement on Febrile Seizures, biasanya kejang demam terjadi antara umur 3
bulan dan 5 tahun, sedangkan pada kasus ini pasien berumur 4 tahun. Oleh
karena itu, hal ini sesuai dengan teori.
Pada kasus ini infeksi yang menyebabkan timbulnya kejang adalah
kemungkinan berasal dari infeksi saluran pernapasan dikarenakan
pasien mengeluhkan adanya batuk dan flu sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan
salah satu penyebab tersering terjadinya kejang demam.
PENATALAKSANAAN

PROFILAKSIS
FASE AKUT
INTERMITEN

PROFILAKSIS
KONTINYU
FASE AKUT
Seringkali kejang berhenti sendiri
Semua pakaian yang ketat harus dibuka
pasien dimiringkan apabila muntah untuk mencegah terjadinya
aspirasi.
Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin
Awasi keadaan vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah,
pernapasan dan fungsi jantung.
Suhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan dengan kompres dan
antipiretik.
Hal Yang Harus Dilakukan Bila Kembali Kejang

Tetap tenang dan tidak panik

Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala


miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut

Berikan diazepam rektal

Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5


menit atau lebih
PROGNOSIS

Prognosis pada pasien terhadap kemungkinan


mengalami kecacatan atau kelainan neurologis ad
bonam, karena kecatatan atau kelainan neurologis
setelah kejang demam sederhana tidak pernah
dilaporkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai