Anda di halaman 1dari 31

REFLEKSI KASUS

OLEH :
RINA NURUL QALBI
N 111 16 044

Pembimbing Klinik :
dr. Kartin Akune, Sp.A
PENDAHULUAN

 Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan


tanda-tanda penampilan seseorang akibat
keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan
yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan
pada kategori dan indikator yang digunakan
dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada
ukuran baku yang sering disebut reference.
 Nama : An. R
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia: 4 tahun
 Alamat : Toaya
 Tanggal Masuk : 8 Januari 2017
 Keluhan Utama : Demam
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien anak perempuan umur 4 tahun di bawa ke Rumah


Sakit Undata dengan keluhan mengalami demam 5 hari sebelum
masuk rumah sakit, batuk(+) berlendir sejak 2 hari yang lalu,
sesak(-), kejang(-), mual(+), muntah(+) sejak 5 hari yang lalu
setiap habis makan, flu(-), nafsu makan menurun, malas minum,
anak rewel , BAB tidak lancar dan BAK normal.
 Riwayat demam tinggi : (-)
 Riwayat batuk pilek : (+)
 Riwayat TB : (-)
 Riwayat diare : (-)
 Riwayat trauma : (-)
 Riwayat alergi : (-)
 Keluarga pasien saat ini tidak ada yang sakit
seperti ini.
 Pasienadalah anak keenam dari tujuh bersaudara
dan hidup bersama kedua orangtuanya. Ayah
bekerja sebagai tani dan ibu sebagai ibu rumah
tangga.
 Kesan : ekonomi kurang.
 Pasien lahir cukup bulan dibantu oleh bidan dan tanpa penyulit
apapun. Pasien merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara.
 Imunisasi dasar lengkap
 ASI : lahir sampai 6 bulan

 Susu Formula : 6 bulan sampai dengan umur 1 tahun

 MP : umur 2 bulan

 Nasi : umur 8 bulan

 Kesan : Riwayat Gizi TIDAK diberikan sesuai usia


 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Kompos mentis
 Berat Badan : 9 kg
 Tinggi/Panjang Badan : 87 cm
 Status Gizi : Z Score <(-3) (gizi buruk).
 Tanda vital:
 Denyut Nadi : 140 kali/menit
 Respirasi : 40 kali/menit
 Suhu : 38 °C
 Kulit : Warna sawo matang, turgor <2 detik, ruam (-)
 Kepala : Normocephal, wajah seperti orang tua, rambut
tampak rambut jagung, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik, mata cowong (+), bibir sianosis (-), bibir kering, tonsil
T1 - T1 hiperemis faring (-).
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), Pembesaran
Kelenjar tiroid (-)
 Thorax
 Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-)
 Palpasi : Massa (-), Vokal fremitus kiri kanan sama
 Perkusi : sonor (+) di seluruh lapang paru, batas paru-hepar SIC VII
 Auskultasi : bunyi napas brokovesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

 Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC IV linea midclavicula sinistra
 Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V linea parasternal dextra, batas kiri
janttung SIC V linea axillaanterior
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-)
 Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak cekung
 Auskultasi: Peristaltik usus kesan meningkat
 Perkusi : Timpani pada seluruh permukaan abdomen
 Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (-)
 Ekstremitas
Ekstremity Superior Inferior

Pergerakan Kurang aktif Kurang aktif

Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Rumple leed Tidak dilakukan Tidak dilakukan


 Pasien anak perempuan umur 4 tahun di bawa ke
Rumah Sakit Undata karena mengalami demam 5
hari SMRS, batuk (+) berlendir sejak 2 hari yang lalu,
mual (+), muntah (+) sejak 7 hari yang lalu setiap
habis makan, nafsu makan menurun, malas minum,
anak rewel dan BAB tidak lancar. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan wajah seperti orang tua,
rambut jagung, mata cekung(+), lidah kotor(+),
Rhonki(-/-) dan derajat dehidrasi ringan sedang. Dari
hasil pemeriksaan lab tidak ditemukan kelainan.
ISPA+ Gizi buruk kondisi III
 IVFD Dextrose 5% 8 tpm  10 jam berikutnya teruskan
 Paracetamol 4 x 1 Cth pemberian resomal 45 ml diselang
seling dengan pemberian F75 100
 GG 33mg + CTM 1mg (Pulv) 3 x 1 ml pemberian tiap 2 jam.
pulv
 Vit A 200.000 IU
 Inj. Ceftriaxone 2 x 350mg
 Vit B comp 2 x 1 tab
 Stabilisasi Hari 1
 Vit C 2 x 1 tab
 Minum Dextrose 10% 50 ml
 As. Folat 5mg/ hari
 Pemberian Resomal 2 jam pertama
: 45 ml diberikan tiap 30 menit.
Follow up..
Assesment (A) : ISPA+ Gizi buruk kondisi III
Tanggal : 9 Januari 2017 Plan (P) :
Subjek (S) : Demam (+), batuk (+)  IVFD Dextrose 5% 8 tpm
berlendir, nyeri menelan (-), mual (+),  Paracetamol 4 x 1 Cth
muntah (+), sakit kepala (-), sesak (-), BAB  GG 33mg + CTM 1mg (Pulv) 3 x 1 pulv
(-) sudah 3 hari, dan BAK (+) lancar.
 Inj. Ceftriaxone 2 x 350mg
Objek (O) :  Stabilisasi Hari 2
 Tekanan darah : 90/60 mmHg  Berikan ReSoMal tiap muntah 100-
 Nadi : 108 x/menit 200ml/setiap muntah.
 Lanjutkan pemberian F-75 145cc setiap 3
 Suhu : 38 °C
jam, bila tidak ada muntah dan anak dapat
 Pernafasan : 28 x/menit menghabiskan F-75 ubah pemberian 200cc
tiap 4 jam.
 Berat badan : 9 kg
 Vit A 200.000 IU
 Mata cekung (-), konjungtiva  Vit B comp 2 x 1 tab
anemis (-), bibir kering (-), turgor
 Vit C 2 x 1 tab
kembali cepat, peristaltik (+)
 As. Folat 1mg/ hari
 Dulcolax Supp 5mg
Assesment (A) : ISPA + Gizi Kurang
Tanggal : 10 Januari 2017
Plan (P) :
 IVFD Dextrose 5% 8 tpm
Subjek (S) : Demam (+), batuk
(+), kejang (-), nyeri menelan (-), mual (-),  GG 33mg + CTM 1mg (Pulv) 3 x 1
muntah (-), sakit kepala (+), sesak (-), BAB pulv
(-) sudah 4 hari dan BAK (+) lancar.
 Inj. Ceftriaxone 2 x 350mg
 PCT 4 x 1 cth
Objek (O) :
 Transisi Hari 3
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Pemberian F-100 205cc tiap 4 jam
 Nadi : 10 x/menit
 Vit A 200.000 IU
 Suhu : 37,8 °C
 Vit B comp 2 x 1 tab
 Pernafasan : 28 x/menit
 Berat badan : 9,5 kg  Vit C 2 x 1 tab
 Mata cekung (-), konjungtiva  As. Folat 1mg/ hari
anemis (-), bibir kering (-), turgor  Dulcolax Supp 5mg
kembali cepat, peristaltik (+)
normal.  Periksa IgM anti Salmonella
Tanggal : 11 Januari 2017 Assesment (A) : Demam Tifoid + Gizi
kurang
Subjek (S) : Demam (-), batuk (+),
kejang (-), nyeri menelan (-), mual (-), Plan (P) :
muntah (-), sakit kepala (-), sesak (-),
BAB (+) dan BAK (+) lancar.  Cloramfenikol 4 x 250mg
 Transisi Hari 4
Objek (O) :  Pemberian F-100 205cc tiap 4 jam
 Tekanan darah : 90/60 mmHg  Vit A 200.000 IU
 Nadi : 84 x/menit  Vit B comp 2 x 1 tab
 Suhu : 36,5 °C  Vit C 2 x 1 tab
 Pernafasan : 32 x/menit  As. Folat 1mg/ hari
 Berat badan : 10 kg  Pasien diperbolehkan pulang dan
 Mata cekung (-), konjungtiva berobat jalan.
anemis (-), bibir kering (-), turgor
kembali cepat, peristaltik (+).
DISKUSI
terdapat beberapa factor yang menyebabkan anak mengalami gizi
buruk yaitu:

Asupan yang kurang disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

 Tidak tersedianya makanan secara adekuat

 Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang

 Pola makan yang salah

Sering sakit (frequent infection)


Gizi buruk dikalsifikasikan berdasarkan
gambaran klinisnya sebagai berikut :

 Marasmus (Atrofi infantile, kelemahan, insufisiensi nutrisi


bayi (athrepesia))
Malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau hygien jelek. Sinonim marasmus
ditetapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu
atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori
Pada awalnya, terjadi kegagalan menaikkan berat badan,
disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat
kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi
berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang
Cont..
Ciri dari marasmus menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2004) antara lain:
 Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
 Perubahan mental
 Kulit kering, dingin dan kendur
 Rambut kering, tipis dan mudah rontok
 Lemak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang
 Otot atrofi sehingga tulang terlihat jelas
 Sering diare atau konstipasi
 Kadang terdapat bradikardi
 Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya
 Kadang frekuensi pernafasan menurun
Cont..
 Malnutrisi
protein (Malnutrisi protein-kalori (PCM),
kwashiorkor)

Kwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari


malnutri protein berat (MEP berat) dan masukan kalori
tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari
kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik
yang disebabkan oleh infeksi kronis, akibat defisiensi
vitamindan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda
dan gejala-gejala tersebut
Cont..
Ciri dari Kwashiorkor menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
(2004) antara lain:

 Perubahan mental sampai apatis


 Sering dijumpai Edema
 Atrofi otot
 Gangguan sistem gastrointestinal
 Perubahan rambut dan kulit
 Pembesaran hati
 Anemia
Cont..

 Marasmik-kwashiorkor

Gambaran klinis merupakan campuran dari


beberapa gejala klinis kwashiorkor dan
marasmus. Jika diukur dengan menggunakan
antropometri maka didapatkan hasil
perhitungan BB/TB < -3SD. Makanan sehari-
hari tidak cukup mengandung protein dan
juga energi untuk pertumbuhan yang normal.
Penatalaksanaan gizi buruk berdasarkan
kondisi yang dialaminya.
 Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
 Mencegah dan mengatasi hipotermia
 Mencegah dan mengatasi dehidrasi
 Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
 Mengobati infeksi
 Memperaiki kekurangan zat gizi mikro
 Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
 Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
 Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
 Mempersiapkan diri untuk tindak lanjut dirumah.
Prognosis pasien ini adalah dubia, berkaitan
dengan gizi buruknya yang dialami. Oleh karena
itu, diperlukan tatalaksana yang baik untuk
penanganan gizi buruk yang dialami demi
mencapai kesembuhan dan perbaikan kondisi tubuh
anak.

Anda mungkin juga menyukai