Anda di halaman 1dari 34

BAB 2:

KARAKTERISTIK
WIRAUSAHA

YSP
SASARAN
 Kiat membuka usaha dirumah
 Karakteristik wirausaha
 Ketrampilan seorang wirausaha
 Sikap seorang wirausaha

YSP
 Dalam berwirausaha, seseorang diawal
bisa mulai dari rumah. Bisnis dirumah
berkembang sangat cepat.
 Di Amerika Serikat terdapat 27,1 juta
bisnis dirumah dengan pertumbuhan lahir
setiap 11 detik dan menciptakan 8.219
lapangan kerja baru setiap hari dan 44%
rumah dipakai untuk usaha.
 Perusahaan dirumah memiliki tingkat
keberhasilan yang tinggi, yaitu 85%
masih beroperasi setelah tiga tahun.
YSP
 Dimasa lalu bisnis rumah cenderung
berupa perdagangan dan industri rakyat
yang tidak menarik seperti kerajinan,
menjahit, toko kelontong, toko sembako
(sembilan bahan pokok) dan warung
makan.
 Pada saat ini bisnis dirumah lebih
beragam dengan usaha modern seperti
jasa kursus, pelatihan, konsultan sampai
bisnis yang berkaitan dengan teknologi
tinggi seperti perusahaan komputer.
YSP
Kiat usaha dirumah:
 Lakukan penelitian lokasi, pesaing dan pembeli
disekitar rumah anda.
 Pusatkan gagasan bisnis anda pada kebutuhan
tertentu dan pembeli tertentu. karena akan
sangat sukar untuk dapat melayani semua
orang dan semua kebutuhan.
 Kenali peruntukan lokasi rumah anda, karena
ada beberapa komplek perumahan yang tidak
mengijinkan membuka usaha dirumah,
meskipun demikian anda mungkin dapat minta
pengecualian.
YSP
 Hindari membuka bisnis di kamar tidur atau
ruang tamu. Hal ini kalau memungkinkan.
Karena anda masih perlu pergaulan, sehingga
bila ada tamu, masih ada tempat untuk
mereka. Mengapa tidak boleh dikamar tidur?
Kalau kamar tidur dipakai bisnis, anda akan
tidur dimana?
 Bicarakan bisnis dengan keluarga anda,
menjalankan bisnis dirumah akan banyak
waktu berkumpul dan bersama keluarga.

YSP
 Pilih nama usaha yang bagus, menggunakan
nama anda biasanya tidak membantu
meningkatkan penjualan. Nama yang mudah
diingat oleh pelanggan sangat perlu, Bila belum
punya nama usaha, biasanya memang nama
pemilik yang dipakai. Nama hari sering tidak
pas untuk untuk nama usaha, contohnya: PT
Senen-Kamis, kurang menjual.
 Menjadi pekerja rumahan memang
menyenangkan, tetapi anda harus berpakaian
layak dirumah. Hindari memakai pakaian
mandi, sarungan handuk basah, celana kolor,
kaos oblong atau piyama sepanjang hari
didepan pelanggan. Penampilan harus
professional dan rapi.
YSP
 Kadangkala teman dan tetangga memiliki
pandangan salah, karena anda dirumah
berarti tidak bekerja. Berikan penjelasan
bijaksana untuk datang diluar jam kantor
saja. Kalau ada tamu, sering pelanggan
terabaikan. Mengusir tetangga atau teman
yang datang memang tidak bijaksana.
 Bangga terhadap bisnis dirumah anda. Hanya
beberapa dasawarsa lalu, kerja dirumah
memberi kesan kurang baik. Saat ini usaha
dirumah sangat dihargai.
 Peluang bisnis dirumah dapat dikembangkan
sesuai dengan lokasi rumah dan luas lahan.
YSP
 Karakteristik seorang wirausaha meliputi
berbagai macam sebagai berikut.

YSP
1. BERSIFAT MANDIRI
Memiliki inisiatif sendiri.
 Dapat bekerja sendiri tanpa instruksi atasan, berbeda
dengan seorang karyawan yang bekerja bedasarkan
instruksi atasan. Dengan demikian wirausaha memiliki
dorongan sendiri untuk bertindak. Asal dorongan ini bisa
berbagai macam. Dorongan ekonomi adalah dorongan
utama untuk berwirausaha.
 Seseorang yang pendapatannya kurang atau tidak memiliki
pendapatan sendiri, dengan berwirausaha diharapkan
memiliki penghasilan yang mencukupi kehidupan dirinya
maupun keluarganya. Ada juga dorongan karena tidak
dapat peluang bekerja di perusahaan. Tetapi ada juga
karena keluarganya adalah wirausaha sehingga sebagai
turunannya menjadi wirausaha juga. Ada juga memang
wirausaha menjadi pilihan kerja.
YSP
Bekerja penuh waktu
 Seperti halnya karyawan biasa, wirausaha
harus bekerja penuh dan mencurahkan segala
kemampuannya untuk memajukan usaha.
Memang diawal ada wirausaha yang bekerja
penggal waktu misalnya bekerja hari Sabtu
atau Minggu, atau sebagai tambahan
penghasilan saja waktu malam hari.
 Penuh waktu bisa bedasarkan waktu yang
dimanfaatkan, tetapi juga pemikiran yang terus
dilakukan dalam mengembangkan usaha.
Wirausaha tidak terikat jam kerja, tetapi
wirausaha bekerja lebih dari 40 jam per
minggu secara mandiri dengan tekun dan teliti.
YSP
Suka kerja keras.
 Kerja keras adalah memikirkan usahanya secara serius agar
perusahaannya maju. Rajin mencari pemasok baru dengan
persyaratan yang lebih lunak. Rajin mencari teknologi dan
metode baru dan kegiatan kegiatan inovatif yang lain. Kerja
keras berorientasi terhadap tindakan yang diperhitungkan
dengan cermat.
 Semua risiko diperhitungkan, bukan diambil risiko yang tinggi
tetapi menengah. Yang dimaksud tentu saja tidak mencari
keuntungan sebesar besarnya untuk jangka pendek atau
diperkirakan untung besar tetapi ternyata risiko ruginya juga
besar. Pengambil keuntungan yang besar tetapi dengan
kemungkinan berhasil yang sangat kecil seperti penjudi bukan
wirausaha. Sebaliknya terlalu banyak gagasan tetapi tidak
dijalankan sedikitpun masuk kategori pemimpi, dan kurang
cocok jadi wirausaha. Kerja keras dapat diukur dari jumlah
jam kerja per minggu yaitu lebih dari 40 jam.
YSP
2. MEMILIKI KETRAMPILAN YANG UTUH

Menguasai ketrampilan teknis


 Wirausaha perlu memiliki ketrampilan teknis, misalnya
memasak, perbengkelan, berjualan, salon dsb.
 Bila seseorang tidak memiliki ketrampilan perlu
mengikuti kursus ketrampilan.
 Pada umumnya seseorang selalu memiliki ketrampilan
tetapi sering dilupakan. Bila hal ini terjadi perlu digali
ketrampilan apa saja yang dimiliki yang masih
merupakan potensi. Ketrampilan ini dapat berasal dari
hobi yang dimiliki, pendidikan dari sekolah,
pengalaman kerja. Sebagai contoh ketrampilan
menggambar, olahraga, hobi senam, suka menulis, bela
diri dsb.

YSP
Memiliki ketrampilan yang bisa dijual.
 Ada ketrampilan ketrampilan yang dapat mudah dijual,
tetapi ada ketrampilan yang sukar untuk dijual. Ketrampilan
yang mudah dijual cenderung sebagai ketrampilan bisnis
yaitu ketrampilan industri, ketrampilan jasa, ketrampilan
dagang.
 Ketrampilan yang sukar dijual memerlukan usaha yang
keras untuk menjadikan bisnis, dan bila berhasil, tidak
mudah ditiru. Misalnya memiliki keahlian bidang sejarah,
memerlukan usaha khusus menjual jasa ini. Keahlian dalam
bidang sejarah dapat dimanfaatkan untuk menulis buku
sejarah yang bisa dijual, menulis cerita berbasis sejarah.
Banyak masa lampau yang belum tertulis dengan rapi.
Sejarah asal usul kota tertentu juga belum banyak ditulis.
Ahli bidang matematik, bisa menjadi guru privat matematik,
dan sebagainya,

YSP
Menguasai proses bisnis secara utuh.
 Yang dimaksud utuh adalah mulai dari

 masukan (input),
 proses sampai
 keluaran (output).
 Yang dimaksud menguasai tidak harus
menjalankan sendiri. Bila perusahaan
sudah mulai mapan, memang
kepercayaan dan pendelegasian harus
dikembangkan.
YSP
Masukan.
 Yang dimaksud masukan atau input adalah pengadaan
bahan baku dan peralatan. Perlu mengetahui berbagai
pemasok yang menawarkan harga murah dengan
persyaratan yang lunak. Wirausaha harus melengkapi
berbagai barang secara lengkap, dengan demikian para
pemasoknya harus diketahui juga.
Proses.
 Wirausaha harus memiliki ketrampilan teknis untuk
memproduksi barang atau jasa yang akan dijual seperti
yang telah diuraikan sebelumnya.
Keluaran.
 Yang dimaksud keluaran atau output adalah kemampuan
untuk menjual produk yang sudah dihasilkan. Seseorang
perlu berubah sikap dalam menghadapi pelanggan yaitu
harus ramah dan murah senyum, bila sebelumnya adalah
pemarah dan berwajah muram. Atasan wirausaha adalah
pelanggan yang harus dilayani sebaik baiknya.
YSP
Meskipun demikian, ketrampilan yang
utuh tersebut dapat dikurangi dengan
mengadakan berbagai kerjasama yaitu:
 Pada aspek input, wirausaha bisa bekerja
dengan membeli wara laba. Dengan
demikian tugas wirausaha hanya dalam
aspek penjualan sebagai oulet. Maka
pekerjaan sebagai wirausaha menjadi
jauh berkurang, karena wirausaha hanya
focus kepada penjualan saja. Bahkan
promosi biasanya sudah dibantu oleh
perusahaan induk.
YSP
 Pada aspek proses, seseorang dapat
menggunakan lisensi untuk pengguaan
mesin atau proses tertentu. Dengan
demikian wirausaha tidak perlu bersusah
payah melakukan penelitian terhadap
proses, misalnya pencetakan foto di gelas
atau cangkir, setiap pembelian mesin
telah termasuk pelatihannya.

YSP
 Pada aspek pemasaran, keterjaminan
pasar bisa dilakukan dengan kerja sama.
Hal ini bisa terjadi pada subkontraktor.
Dimana prodoknya sudah akan dibeli oleh
yang memberi pekerjaan,

YSP
 Bila salah satu bagian diserahkan pihak
mitra kerja memang wirausaha ada
kecenderungan tidak terlalu bebas, tetapi
hal ini sebagai usaha meningkatkan
keberhasilan berusaha agar tinggi.

YSP
3. BERSEDIA MULAI DARI AWAL

 Sebagaimana seorang karyawan yang


memulai dari awal untuk meniti karier,
seseorang sewaktu memulai usaha juga
memerlukan waktu.

YSP
Memerlukan proses
 Menjadi wirausaha memerlukan proses. Bila secara
alamiah proses berlangsung lama, tetapi, dengan
adanya metode pelatihan, magang tersedianya
teknologi dan metode baru, maka proses ini
dimungkinkan dapat dipercepat atau instant, tetapi
tetap bukan merupakan suatu sulap dengan cepat
berubah seketika.
 Oleh sebab itu sebagai wirausaha baru investasi
awal tidak boleh terlalu besar. Sesuai dengan daur
hidup produk pada tahap awal, perusahaan dapat
mengalami kerugian, atau kalau untungpun sedikit,
oleh sebab itu wirausaha harus ulet untuk tetap
melanjutkan usahanya yang telah dipilih dan
diperhitungkan dengan masak-masak.
YSP
Bersedia belajar lagi
 Karena usaha ini merupakan hal yang
baru, seorang calon wirausaha harus
bersedia belajar lagi. Sewaktu menjadi
karyawan baru juga selalu harus
mengikuti pelatihan-pelatihan terus
menerus sampai kariernya meningkat.

YSP
Bersedia berubah status
 Terutama status sosial, seorang
wirausaha sering masih dinilai rendah
dibandingkan dengan seorang karyawan
swasta maupun pegawai negeri.
Perubahan sikap mental ini perlu benar-
benar disadari.

YSP
4. TIDAK MALU
Tidak malu sebagai wirausaha
 Malu adalah hambatan utama dalam
berwirausaha. Malu muncul karena
menganggap dirinya atau mungkin juga
orang lain telah gagal sebagai karyawan,
sehingga perlu pindah profesi. Tetapi
karena jumlah PHK (pemutusan
hubungan kerja) sedemikian besar, maka
hambatan ini dengan otomatis terkikis.

YSP
Segera bertindak
 Bila ingin berwirausaha, langkah awal adalah

bertindak. Apakah mulai mencari informasi


pasar, mulai mencari sumber-sumber bahan
baku dan mulai mengikuti pelatihan dari bidang
yang diminati, terutama pelatihan teknis.
Berani mengambil risiko tingkat sedang atau
yang telah diperhitungkan. Janji keuntungan
yang terlalu besar, dengan tingkat keuntungan
yang menjanjikan setahun balik modal agar
perlu dicermati.

YSP
Berorientasi keuntungan
 Berpikiran pada keuntungan merupakan
salah satu tujuan utama dalam
berwirausaha dan hal ini akan mengatasi
seseorang dari malu. Bila untung akan
sangat senang, kalau rugi bisa
menanggung utang. Rasa malu ini sering
terkikis dengan keuntungan yang
diterima.

YSP
5. MEMANFAATKAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI

Hoby
 Mengembangkan hoby yang dimiliki dapat
dipakai sebagai langkah awal berwirausaha.
Misalnya hoby memancing, membuka usaha
pemancingan, ternak ikan dsb. Hoby
memelihara burung, dapat membuka usaha
ternak burung. Hoby memperbaiki motor,
membuka usaha bengkel, hoby memasak buka
rumah makan dsb. Hoby menanam tanaman
hias, kadang kala bisa kaya mendadak karena
ternyata nilai tanamannya sangat mahal, dapat
bernilai satusan juta rupiah.
Mengkomersialisasikan hoby menjadi bekal
dalam berwirausaha.
YSP
Latar belakang pendidikan
 Pendidikan juga dapat dijadikan modal awal

dalam berwirausaha. sebagai berikut:


 Pendidikan teknik sipil bisa menjadi kontraktor
bangunan.
 Pendidikan teknik elektro dapat membuka

bengkel elektronik, bengkel dynamo.


 Pendidikan pertanian dapat membuka
agribusiness pertanian, perikanan, tanaman
dsb

YSP
 Pendidikan matematik, dapat membuka
kursus atau privat matematik, sempoa
 Pendidikan seni rupa menjadi pelukis,
kursus menggambar.
 Pendidikan bahasa Indonesia menjadi
pengarang buku.
 Pendidikan bahasa Inggris, membuka
kursus bahasa Inggris, penterjemah
 Dan pendidikan yang lain.
YSP
Pengalaman
 Pengalaman kerja umumnya digunakan dalam

menentukan jenis usaha dalam berwirausaha.


Sebelumnya bekerja di pabrik kertas, kemudian
usaha daur ulang kertas. Sebelumnya bekerja di
pabrik sabun, kemudian berusaha membuat sabun
dsb. Banyak orang bekerja di perusahan setelah
keluar mendirikan usaha yang sejenis. Sebelumnya
bekerja di perusahaan donat, keluar mendirikan
usaha donat juga. Sebelumnya bekerja di
perusahaan burger, keluar mendirikan perusahaan
burger yang sama.
YSP
Latihan:
1. Pilih 3 karakteristik yang menurut anda
paling penting untuk dimiliki oleh
seorang wirausaha sesuai dengan
kondisi anda.
2. Jelaskan pakaian wirausaha bila
membuka usaha dirumah, bolehkah
hanya memakai kaos dalam saja?
3. Wirausaha itu apakah bisa diciptakan
atau dididik? Jelaskan.

YSP
YSP
YSP

Anda mungkin juga menyukai