Anda di halaman 1dari 37

SGD LBM 2 KGD

NADIA DWI NURHALIZA


30101507513
MENGAPA PASIEN BERNAPAS DENGAN BANTUAN CUPING HIDUNG,
RETRAKSI SUBKOSTAL , STRIDOR +, WHEEZING, DAN MUKA
KEBIRUAN?
• Nafas cuping hidung dan muka kebiru
Merupakan manisfestasi yang dapat dilihat langsung pada pasien yang mengalami gangguan
oksigenasi. Ketika tubuh kekurangan oksigen karena adanya peradangan pada bronkus yang
disebabkan oleh alergi yang ditimbulkan antibiotik penisilin  ketika mengalami alergi, tubuh
akan keluarkan Mediator Vasoaktif  salah satu contohnya adalah histamin  efek biologis
histamin terutama melalui reseptor H1 dan H2 yang berada pada permukaan saluran
sirkulasi dan respirasi  H1 (menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
spasme bronkus dan spasme pembuluh darah koroner) dan H2 (dilatasi bronkus dan
peningkatan mukus di jalan nafas)  Nafas cuping dan muka kebiruan
• Wheezing
• Wheezing yang dialami oleh pasien di skenario dapat diakibatkan oleh beberapa
mediator vasoaktif, seperti histamin yang menempel pada reseptor H2 yang akan
meningkatkan produksi mukus dan Platelet activating factor (PAF) yang akan
menyebabkan bronkospasme  penyempitan atau penyumbatan dari saluran nafas 
obstruksi intratorakal  manisfestasinya lebih ke ganggu proses ekspirasi, hal ini terjadi
karena pada waktu ekspirasi tekanan intratorakal meningkat sehingga akan lebih
mempersempit jalan nafas, sedangkan saat inspirasi tekanan intrathorakal menurun
sehingga melebarkan jalan nafas  Wheezing
• Stridor muncul akibat adanya udara yang melewati saluran pernafasan yang sempit akibat
adanya peningkatan produksi mukus dan bronkospasme  ketika udara melewati celah
yang sempit ini akan terjadi turbulensi  stridor
• Tingkat kesadaran :
• 1. KOMPOS MENTIS, yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya.
pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
• 2. APATIS, yaitu keadaan di mana pasien tampak segan dan acuk tak acuh terhadap lingkungannya.
• 3. DELIRIUM, yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang
terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta.
• 4. SOMNOLEN (letergia, obtundasi, hipersomnia), yaitu keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila
dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali.
• 5. SOPOR (stupor), yaitu keadaan mengantuk yang dalam, Pasien masih dapat dibangunkan dengan
rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat
memberikan jawaban verbal yang baik.
• 6. SEMI-KOMA (koma ringan), yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap
rangsang verbal, dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
• 7. KOMA, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respons
terhadap rangsang nyeri.
MENGAPA PASIEN MENGELUH MUNTAH DAN
NYERI ABDOMEN?
MENGAPA PASIEN SESAK HEBAT PASCA MINUM
ANTIBIOTIK GOLONGAN PENICILIN?
BAGAIMANA INTERPRETASI DARI KESADARAN SOMNOLEN, RR
40X/MNT, TD 60/40 MMHG, HR 130X/MNT DENGAN TEGANGAN
KURANG, AKRAL DINGIN DAN TEGANGAN SPO2 80%
• RR : 40x/menit
• RR meningkat karena sbgai salah satu kompensasi tubuh. Karena ada penyempitan bronkus 
saturasi oksigen turun  hipoksia  kompensasi tubuh RR meningkat. Otot2 pernafasan
bekerja lebih ekstra retraksi subcostal.
• • TD : 60/40 Pelepasan mediator oleh makrofag menyebabkan vasodilatasi arteriol dan
permeabilitas kapiler meningkat  venous return menurun  preload menurun  cardiac
output turun.
• Manifestasi klinis : takikardia, tekanan darah turun, perfusi perifer buruk, asidosis oliguria dan
kesadaran menurun.
• Nadi : 130/menit, isi dan tegangan kurang karena penurunan saturasi oksigen • akral
dingin (+) karena penurunan saturasi oksigen
• Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP
Somnolen?
• • Histamin memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkan permeabilitas kapiler yang
nantinya menyebabkan edema, sekresi mucus, dan vasodilatasi.
• histamin  efek : permeabilitas meningkat (sebabkan somnolen karena perfusi O2 diotak
menurun penurunan kesadaran), vasodilatasi perifer, vasodilatasi lokal.
• – Histamin  bronkospasme  kontraksi otot bronkus  aliran O2 ke paru menurun,
O2 di darah juga menurun, permeabilitas meningkat  perfusi ke otak menurun
• • Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler dan Bradikinin menyebabkan kontraksi
otot polos.
• • Platelet activating factor (PAF) berefek bronkospasme dan meningkatkan permeabilitas
vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit. Beberapa faktor kemotaktik menarik eosinofil
dan neutrofil.
• • Prostaglandin leukotrien yang dihasilkan menyebabkan bronkokonstriksi
BAGAIMANA PATFIS DR ANGIODERMA DAN
URTIKARIA?
APA DIAGNOSIS DAN DD DARI KASUS DI SKENARIO?
APASAJA PENILAIAN ABCDE PADA KASUS DI SKENARIO?
BAGAIMANA TATALAKSANA DARI KASUS DI SKENARIO?
MENGAPA PADA PENANGANAN PASIEN DIBARINGKAN
DAN DIELEVASIKAN KEDUA TUNGKAINYA?

Agar aliran darah balik menuju ke jantung lebih cepat


MENGAPA DILAKUKAN PEMASANGAN MONITOR EKG
DAN PULSE OXYMETRI?
• Pulse oxymetri utk mengukur kadar O2 dalam darah dan dilengkapi pengukuran detak jantung
atau HR. Alat in akan memancarakan cahay di jaringan seperi jari tangan dan jari kaki. Dapat
digunakan utk memonitor hipoksia dan pedoman terapi pasien, dan hasilnya dapat diektahui
secara cepat.
• Harus dilakukan terus krn jika o2 < 85 dpt mengancam jiwa, dimana treatmentnya diberi
Oksigen
• ECG merupakan pemeriksaan elektrik di jantung. Utk memeriksa laju/denyut dan irama
jantung.
• Kerja jantung hrs dipantau terus menerus krn jika keadaan tiba-tiba gawat dpt segera diberikan
inotropik dg cepat
APA SAJA PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG HARUS
DILAKUKAN?
JELASKAN FARMAKODINAMIK OBAT EMERGENCY DI
SKENARIO!
APA KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI DENGAN
KONDISI YANG DIALAMI PASIEN DI SKENARIO?

• syok anafilaktik dapat mengakibatkan komplikasi berupa


• gagal ginjal
• Aritmia
• serangan jantung
• kerusakan otak
• syok kardiogenik.

Anda mungkin juga menyukai