Anda di halaman 1dari 29

Tujuan Pembelajaran :

Tujuan dari managemen nyeri adalah :


1. Memperbaiki kualitas hidup pasien
2. Memfasilitasi proses penyembuhan dan fungsi yang
optimal
3. Mengurangi Morbiditas
4. Early Discharge dari Rumah Sakit
5. Pasien Satisfaction
6. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan
7. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut
menjadi gejala nyeri kronis yang persisten
Pokok Bahasan :
 Definisi
 Etiologi
 Klasifikasi
 Tanda dan Gejala
 Fisiologi Nyeri
 Fase Pengalaman Nyeri
 Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri
 Pengkajian Nyeri
 Penatalaksanaan Nyeri
Definisi
 Menurut International Association for the Study of Pain /
IASP (1994)
An unpleasant sensory and emotional xperience associated with
actual or potensial tissue damage, or described in terms of such
damage.
 Menurut Hamilton (2006)
Nyeri adalah perasaan sensori dan emosional yang tidak
terkatakan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang aktual
dan potensial.
Etiologi Nyeri
Nyeri dapat disebabkan oleh trauma, yaitu
mekanik, thermis, dan elektrik, neoplasma (jinak
dan ganas), peradangan, gangguan sirkulasi
darah dan kelainan pembuluh darah serta
trauma psikologis.
Klasifikasi Nyeri :
 Menurut Tempat
Peripheral pain, central pain, psychogenic pain, phantom pain, dan radiating pain
 Menurut Sifat
Insidentil, steady, paroxysmal dan intraactable pain
 Menurut Berat Ringannya
Nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat
 Berdasarkan Durasinya
Nyeri akut dan nyeri kronis
 Berdasarkan Patofisiologinya
Nyeri nosiseptic; nyeri viseral, nyeri somatik; superfical dan dalam, nyeri neuropatic
Lanjutan...
Berdasarkan Durasinya :
Nyeri akut
Berperan sebagai alarm protektif terhadap cedera
jaringan
Nyeri kronis
Sebagai nyeri yang menetap melebihi proses yang
terjadi akibat penyakitnya atau melebihi waktu
yang dibutuhkan untuk peyembuhan, biasanya 1
atau 6 bulan setelah onset
Lanjutan...
Berdasarkan Patofisiologinya :
Nyeri Nosiseptik
Nyeri yang disebabkan oleh adanya trauma, penyakit atau proses radang. Nyeri
Nosiseptik dibagi menjadi 2, antara lain:
A. Nyeri Viseral : Nyeri yang bersal dari organ viseral, biasanya gejala yang muncul
adalah cramping, nyeri alih
B. Nyeri Somatik : Nyeri biasanya berasal dari kulit, otot, tulang atau sendi dengan
ciri nyeri terlokalisir, berdenyut, terasa perih berasal dari tulang atau jaringan
lunak. Nyeri Somatik dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Nyeri Somatik Superficial (dari kulit, tajam)
2. Nyeri Somatik Dalam (nyeri tumpul)
Lanjutan...
C. Nyeri Neuropatik
Nyeri dengan impuls yang
berasal dari adanya
kerusakan atau disfungsi
dari sistem saraf baik perifer
atau pusat.
Tanda dan Gejala :
 Respon fisiologik
Dilatasi saluran bronkial dan peningkatan RR, HR, BP, Blood Glucose,
kekuatan otot, dilatasi pupil, diaphoresis, vasokonstriksi perifer, penurunan
motilitas GI NYERI RINGAN s/d MODERATE
Muka pucat, otot mengeras, penurunan HR, BP, RR cepat dan irreguler,
nausea dan vomitus, kelelahan dan keletihan NYERI BERAT
Respon Tingkah Laku
Verbal (mengerang, merengek, berteriak), ekspresi wajah (meringis,
mengernyit, dll), gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, dll), interaksi sosial
menurun
Indikator yang dapat diandalkan: intensitas keluhan nyeri pasien
Fisiologi Nyeri dan terjadinya nyeri
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah organ tubuh yang menerima
rangsang nyeri. Secara singkat terjadinya nyeri adalah sebagai berikut :
Tissue damage Nerve fibers activated Impulse sent to the spinal
cord Travels to brain Interpreted as pain
Fase Pengalaman Nyeri
• Fase Antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)
Fase dimana ada sharing pengetahuan, Peran perawat yaitu memberikan edukasi kepada
pasien
• Fase Sensasi (terjadi saat nyeri terasa)
Pendapat subyektif nyeri dari pasien
• Fase Akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)
Pada fase ini pasien masih membutuhkan kontrol dari perawat untuk meminimalkan rasa
takut akan kemungkinan nyeri berulang
Faktor yang Mempengaruhi
Respon Nyeri
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kultur
4. Makna Nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas
7. Pengalaman Masa Lalu
8. Pola Koping
9. Support keluarga dan sosial
Pengkajian
Nyeri
1. Skala Wong-Baker Face
2. Numeric Scale
3. FLACC Pain Scale
4. CRIES Pain Scale
5. COMFORT Scale
Comprehensive
Pain Assessment
Dilakukan Pengkajian O - P – Q – R – S
– T – U – V, yaitu :
O : Onset
P : Provocating
Q : Quality
R : Region
S : Severity
T : Treatment
U : Understanding
V : Value
Skala Wong-Baker
Face

Banyak digunakan pada


pasien paediatric
Numeric Scale

Dimulai dari angka 0


hingga 10, pasien
diminta untuk
menunjukkan dimana
intensitas nyerinya pada
angka
FLACC Pain Scale

Digunakan pada anak-anak usia


2 bulan hingga 7 tahun.
 Face
 Legs
 Activity
 Cry
 Consolability
CRIES Pain Scale

Digunakan pada
neonatus (0 -6 bulan)
 Crying
 Requires
 Increased
 Expression
 Sleepless
COMFORT Pain Scale

Digunakan pada bayi, anak – anak,


dewasa terutama pada pasien tidk
sadar
 Alertness
 Calmness
 Respiratory Distress
 Crying
 Physical Movement
 Muscle Tone
Penatalaksanaan Nyeri

 Simple Comfort Measure


1. Bantal, bed yang bersih dan nyaman
2. Posisi yang baik
3. Waktu intervensi keperawatan yang tepat untuk
pemberian analgesia dan waktu istirahat pasien
4. Relaxing therapi dan distraksi, misal dengan
mendengarkan musik atau menonton TV
Lanjutan...
 Edukasi

Edukasi harus dilakukan dimulai pada pre-operasi diskusi antara perawat dan
pasien, dokter anastesi dan pasien dan dokter bedah/ operator dengan pasien.
Ini merupakan waktu yang tepat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat nyeri post operasi, misalnya:
a) Kecemasan
b) Pengalaman terdahulu : dapat mempengaruhi koping pasien terhadap nyeri
c) Kehilangan kontrol diri dan rasa helplessness dapat meningkatkan rasa nyeri
d) Pre existing pain yang berlanjut hingga periode post operasi dapat menjadi
faktor penyulit dan memperberat masalah
Teknik – Teknik Non Farmakologi
Penanganan Fisik / Stimulasi Fisik :
• Stimulasi kulit
• Stimulasi elektrik
• Stimulasi kontralateral
Tindakan menstimulasi kulit pada area yang berlawanan dengan area
nyeri
• Akupuntur
• Massage
Menurunkan ketegangan otot dan dapat mengurangi kecemasan
• Positioning
• Kompres panas dan dingin Intervensi Perilaku Kognitif :
Dapat meredakan nyeri dan meningkatkan pemulihan area cidera  Relaksasi
• Immobilisasi  Distraksi
Dapat membantu mengatasi episode nyeri akut  Aromaterapi
• Akupresor  Hipnoterapi
Menekan jari pada area spesifik
Teknik Farmakologi
 Paracetamol
memiliki properti analgesik dan antipiretik tapi memiliki
efek antiinflamasi yang sangat sedikit. Dosis maksimum
tidak boleh melebihi 4 gram/hari pada dewasa atau anak
berumur lebih dari 12 tahun karena resiko hepatotoxity

 Aspirin / Golongan NSAID’s (Non Steroin Anti


Inflamatory Drugs)
memiliki efek analgesia dan antiinflamasi yang sering
digunakan untuk nyeri ringan hingga sedang, berguna
untuk pasien yang mengalami nyeri pada gangguan
muskuloskeletal. Aspirin tidak direkomendasikan pada
pasien dengan riwayat asma anak-anak dibawah 12 tahun
Lanjutan...

 Opioids
Kebutuhan dosis sangat individual sehingga untuk mendapatkan dosis
yang tepat pemberian harus secara titrasi, dan lebih perhatian pada
pasien-pasien Geriatri yang membutuhkan dosis lebih rendah.
Harus dilakukan observasi setiap 3 jam.
 Morphine
Digunakan pada nyeri berat, dapat diberikan secara oral, SC, IM, IV dan
epidural. Efek samping yang biasanya ditimbulakan adalah mual, muntah
dan konstipasi sehingga dibutuhkan pemberian antiemetik dan laxantia
Lanjutan...
 Pethidine
Opioids sintesis yang memiliki cara bekerja dan efek yang hampir sama
dengan Morphine. Memiliki waktu paruh yang lebih pendek dan
memiliki bahan lokal anestetik yang sangat membantu bila diberikan
dengan rute epidural

 Fentanyl
Dilakukan observasi setiap 3 jam sekali
Penanganan Nyeri di Rawat Inap :
Penanganan pada pasien Post Operasi :
 Observasi 30 menit sekali dalam waktu 2 jam pertama di ruang
pulih sadar
 Lanjutkan observasi diruangan 1 jam 3X berturut-turut
 Lanjutkan observasi tiap 2 jam 3X berturut-turut
 Lanjutkan observasi tiap 4 jam sampai dengan 24 jam pertama
post operasi
 Selanjutnya observasi tiap 4 jam selama pasien dirawat
 Laporkan bila ada peningkatan rasa nyeri kepada anastesi
dalam waktu 24 jam pertama post operasi
Penerapan Managemen Nyeri
A – B – C – D – E, yaitu :
A : Ask
B : Believe
C : Choose
D : Deliver
E : Empower
Daftar Pustaka :

Pain Management
(Buku Paket Belajar
Mandiri) Siloam
Hospitals 2014

Anda mungkin juga menyukai