Anda di halaman 1dari 14

GIGITAN ULAR

• Ratusan jenis ular, hanya sebagian kecil


saja yang berbahaya / beracun
• Namun sulit menentukan yang mana
yang berbahaya  anggap semua
gigitan berbahaya sampai terbukti
sebaliknya
• 40% gigitan tidak berbahaya
3 jenis yang berbahaya :
a. Viperidae : kepala segitiga dan panjang.

b. Elapidae : pendek, gigi taring depan yang


kuat. Yang termasuk dalam spesies ini
adalah ular kobra, ular karang dan ular
laut.

c. Hidrophiidae
RACUN ULAR
1. Peptida : merusak endotel  edema
2. Enzym :
a. protease dan L-aminoacid oxidase  nekrosis
b. hyaluronidase  penyebaran toksin
c. phospholipase  eritrosit dan otot
3. Neurotoksin : blok neuromuscular junction
4. Lain-lain :
a. endonuclease, haemolysin, cardiotoxin
b. alkaline / acid phosphatase
c. cholinesterase
Gejala dan tanda-tanda
gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular
yang menggigit dan banyaknya bisa yang
diinjeksikan pada korban. Gejala dan tanda-
tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan
taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan
lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah
bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan
nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular
dari famili Viperidae).
1. Elapidae

Cobra biasanya menyebabkan nyeri dan bengkak pada daerah yang digigit
yang berlanjut menjadi gejala neurologik seperti ptosis, ophtalmoplegia,
disfagi, afasia dan paralisa pernapasan.

Nekrosis dari gigitan ular cobra

Ptosis
2.Viperidae

Efek racun viper yang lain menyebabkan efek lokal yang hebat seperti nyeri,
bengkak, bula, bengkak, nekrosis dan kecenderungan perdarahan sistemik

Bula dan multiple bula haemoraghic karena gigitan ular viper


Bilateral Conjunctival Oedema
(chemosis) setelah gigitan ular viper

Perdarahan sulkus
ginggiva setelah gigitan
ular viper

Perdarahan subkonjungtiva karena


gigitan ular viper
PENANGANAN
1. Primary survey : ABC
2. Lokasi tubuh yang digigit (tungkai, lengan) ?
3. Sudah berapa lama?
4. Cegah penyebaran toksin :
a. insisi, pengisapan
b. pasang perban elastis / bidai
c. berikan antibisa ular / SABU
4. Penanganan luka : wound toilet
5. Istirahatkan ekstremitas
PENANGANAN

6. Pemeriksaan laboratorium : darah, urin,


faal ginjal, faal hepar
7. Pemberian antitetanus
8. Dirawat di rumah sakit untuk deteksi
komplikasi paling tidak 24 jam
9. Bila perlu dilakukan fasciotomi
The venoms of snakes, blue-ringed octopus, cone shell and
Funnelweb Spider circulate through the body via the
lymphatic system, which works by muscular action. In order to slow down venom circulation for these
specific creatures the pressure-immobilisation technique should be used.

Immediately apply pressure to envenomed area.


Apply broad pressure Apply a splint to limb to inhibit
bandage movement. Fasten splint to limb
using another bandage.

Bandage should be tight


and firm but not too mush Bind splint as firm as possible to
as to stop circulation. restrict all movement. Then seek
Start from below bite and urgent medical assistance.
work you way up.

When the arm is the site of


Apply bandage as far up affected area, after applying
limb as possible. above steps a sling should also be
used to immobilise the limb.

Pictures from: AVRU (Australian Venom Research Unit). (December 2006) Pressure Immobilisation Bandaging.
(Online) http://www.avru.org/firstaid/firstaid_pib.html (Retrieved 29-8-08)
Klasifikasi menurut Schwartz

Derajat 0 dan 1 tidak perlu SABU. Evaluasi dalam 12 jam. Jika derajat meningkat,
berikan SABU
Derajat 2 3-4 vial SABU; Derajat 3 5-15 vial SABU; Derajat 4 berikan
penambahan 6-
8 vial SABU

Anda mungkin juga menyukai