stadium yaitu: a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi.yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik PENYEBAB Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). 1. bayi berumur lebih dari 1 tahun 2. bayi yang tidak mendapatkan imunisasi 3. remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. GEJALA Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan - hidung meler - batuk - nyeri otot - demam - mata merah - fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). 2-4 hari -- muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yg terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gej. diatas. Ruam bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Pada puncak penyakit, pend. merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Pengobatan
Pasien morbili tanpa penyulit dapat berobat jalan.
Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila diperlukan. Sedangkan pada morbili dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap.Di rumah sakit pasien morbili dirawat di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan, diet yang memadai. Vitamin A 100.000 IU per oral satu kali pemberian, apabila terdapat malnutrisi dilanjutkan1500 IU tiap hari. ASUHAN KEPARAWATANA. PENGKAJIAN 1.Identitas diri : 2.Riwayat Imunisasi 3.Kontak dengan orang yang terinfeksi 4.Pemeriksaan Fisik : 1.Mata : konjungtivitis, fotophobia 2.Kepala : sakit kepala 3.Hidung : >> secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahanhidung ( stad erupsi ). 4.Mulut & bibir : • Mukosa bibir kering, • stomatitis, batuk, mulut terasa pahit 5.Kulit : • Permukaan kulit ( kering ), • turgor kulit, • rasa gatal, • ruam makuler pd leher, muka, lengan dan kaki (stad. Konvalensi), eritema, panas (demam). 6.Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, ronchi, sputum 7.Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi. 8. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare. 9. Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan 5.Keadaan Umum : Kesadaran, TTV B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko penyebaran infeksi b/ d organisme
virulen 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d adanya batuk 3. Gangguan integritas kulit b/ d adanya rash 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intakeyang tidak adekuat 5. Gangguan aktivitas diversional b.d isolasi dari kelompok sebaya C.RENCANA KEPERAWATAN 1. Perluasan infeksi tidak terjadi 2. Anak menunjukkan tanda-tanda pola nafas efektif 3. Anak dapat mempertahankan integritas kulit 4. Anak menunjukan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi 5. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota keluarga D.Intervensi 1. cegah peluasan infeksia. a. Tempatkan anak pada ruangan khusus b. Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit c. Gunakan prosedur perlindugan infeksi jika melakukan kontak dengan anak. d. Pertahankan istirahat masa prodromal e. Berikan antibiotik sesuai dengan order 2. Pertahankan pola nafas yang efektif. a. kaji ulang status pernafasan (irama, kedalaman, suara nafas, penggunaanotot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut) b. kaji ulang tanda-tanda vital c. berikan posisi tempat tidur semi fowler / fowler d. Bantu klien utk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dg kemampuannya e. Anjurkan anak utk cukup minum f. Beri oksigen sesuai dg indikasi g. Beri obat-obatan yg dpt meningkatkan efektifnya jalan nafas(seperti Bronkodilator, antikolenergik, dan anti peradangan) 3. Mempertahankan integritas kulit.
a. Pertahankan kuku anak tetap pendek,
jelaskan pd anak utk tidak menggaruk rash b. berikan obat antipruritus topikal, dan anestesi topikal c. Berikan antihistamin sesuai advis dan memonitor efek sampingnya d. Mandikan klien dg menggunakan sabun yg lembut utk mencegah infeksi e. Jika ada fotofobia, gunakan bola lampu yg tidak terlalu terang dikamar klien f. Periksa kornea mata thd kemungkinan ulserasi 4.Pertahankan kebutuhan nutrisia. a. Kaji ketidakmampuan anak untuk makan b. Ijinkan anak utk makan yg dpt ditoleransi anak,rencanakan utk memperbaiki status gizi pd saat selera makan anak meningkat. c. Berikan makanan yg disertai supleman nutrisi utk meningkatkan kualitas intake nutrisi. d. Kolaborasi utk pemberian nutrisi parenteral k/p. e. Nilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (bb, LL, membran mukosa) f. Anjurkan ortu utk memberikan makanan dg teknik porsikecil sering. g. Timbang bb tiap hari pada waktu yang sama. h. Pertahankan kebersihan mulut anak. i. jelaskan ttg nutrisi yg adekuat utk penyembuhan penyakit 5.Pertahankan kebut. aktivitas sesuai dg usia dan tugas perkembangan a. berikan aktivitas ringan yg sesuai dg usia anak (permainan,keterampilan tangan, nonton televisi) b. berikan makanan yg menarik utk memberikan stimulasi yg bervariasi bagi anak c. libatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas yg diinginkan d. ijinkan anak utk mengerjakan tugas sekolah selama di RS,anjurkan anak untuk berhubungan dg teman melalui telepon jika memungkinkan