Anda di halaman 1dari 13

Definisi Astigmatisma

• suatu kelainan refraksi


dimana sinar sejajar
dengan garis pandang
oleh mata tanpa
akomodasi dibiaskan
tidak pada satu titik tetapi
lebih dari satu titik.
Epidemiologi
• Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan
sekitar 800 juta sampai 2,3 milyar.

• Di Indonesia prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama


pada penyakit mata. Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Ditemukan jumlah penderita kelainan
refraksi di Indonesia hampir 25% populasi penduduk atau sekitar 55
juta jiwa.
Etiologi
• kelainan kornea dimana permukaan luar kornea tidak teratur. Media refrakta
yang memiliki kesalahan pembiasan yang paling besar adalah kornea.
• Kesalahan pembiasan pada kornea ini terjadi karena perubahan lengkung
kornea dengan atau tanpa pemendekan dan pemanjangan diameter anterior
posterior bolamata. Perubahan lengkung permukaan kornea ini terjadi karena
kelainan kongenital, kecelakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea
serta akibat pembedahan kornea.

• Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan


pada lensa.
• bertambah umur seseorang, maka kekuatan akomodasi
lensa kristalin juga semakin berkurang dan lama
kelamaan lensa kristalin akan mengalami kekeruhan
yang dapat menyebabkan astigmatismus.
Klasifikasi
• Astigmatisme Reguler
Didapatkan dua titik bias pada sumbu mata karena adanya dua
bidang yang saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga
pada salah satu bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari
pada bidang yang lain.

• Astigmatisme With the Rule


Bila pada bidang vertical mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada
bidang horizontal.sering ditemukan pada anak-anak dan orang muda.
• Astigmatisme Against the Rule
Bila pada bidang horizontal mempunyai daya bias yang lebih kuat dari
pada bidang vertikal. Serinng ditemukan pada orang tua.
• Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur.

• Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina dibagi


sebagai berikut:
• Astigmatisme Miopia Simpleks
• Astigmatisme Hiperopia Simpleks
• Astigmatisme Miopia Kompositus
• Astigmatisme Hiperopia Kompositus
• Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme Miopia Simpleks
• titik A berada di depan retina,
sedangkan titik B berada tepat
pada retina (dimana titik A
adalah titik fokus dari daya bias
terkuat sedangkan titik B adalah
titik fokus dari daya bias
terlemah). Pola ukuran lensa
koreksi astigmatisme jenis ini
adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph
-X Cyl +Y di mana X dan Y
memiliki angka yang sama.
Astigmatisme Hiperopia Simpleks
• titik A berada tepat pada
retina, sedangkan titik B
berada di belakang retina.
Astigmatisme Miopia Kompositus
• titik A berada di depan retina,
sedangkan titik B berada di
antara titik A dan retina. Pola
ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah
Sph -X Cyl -Y.
Astigmatisme Hiperopia Kompositus
• , titik B berada di belakang
retina, sedangkan titik A
berada di antara titik B dan
retina. Pola ukuran lensa
koreksi astigmatisme jenis ini
adalah Sph +X Cyl +Y.
Astigmatisme Mixtus
• titik A berada di depan retina,
sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran
lensa koreksi astigmatisme jenis
ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau
Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran
tersebut tidak dapat
ditransposisi hingga nilai X
menjadi nol, atau notasi X dan Y
menjadi sama - sama + atau -.
Tanda dan gejala
• Melihat ganda dengan satu atau kedua
mata
• Melihat benda yang bulat menjadi lonjong
• Penglihatan akan kabur untuk jauh
maupun dekat
• Bentuk benda yang dilihat berubah
• Sakit kepala
• Mata tegang dan pegal
• Mata dan fisik lelah
• Astigmat tinggi (4-8D) sering
mengakibatkan ambliopia
Penatalaksanaan gangguan refraksi
• Kacamata  merupakan koreksi kelainan
refraksi yang paling aman dan sederhana.
Jenis lensa dan besar koreksi yang
diberikan akan disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan.
• Lensa Kontak  Indikasi optik,
termasuk untuk anisometropia,
aphakia unilateral, myopia yang
berminus tinggi, keratokonus dan
astigmatisma irregular.
• Laser Assisted in situ Keratomileusis  Indikasi
Hipermetropia hingga 4 D, silindris hingga 5 D dan
miopia hingga 12 D
• Mengurangi risiko ectasia

Anda mungkin juga menyukai