KEKURANGAN CAIRAN
Ketua : Moh. Firdaus (1102017140)
Sekretaris : Nabila Raihani Susanto (1102017163)
Anggota :
Mustika Setya Nugraheni (1102016142)
Listia Almira Zahra (1102017127)
Moehammad Adriansyah (1102017139)
Mohammad Dipo Alamsyah (1102017141)
Muhammad Rangga Primus Saputra (1102017156)
Nadya Tasya Islami (1102017164)
Rika Alivia Agustin (1102017196)
KATA SULIT
Infus
Elektrolit
Cairan
Pingsan
Larutan
Cairan tubuh
HIPOTESIS
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari pelarut dan terlarut. Dalam tubuh
manusia mengandung Laki-laki : 60% BB, Wanita : 50-55 % BB, Bayi : 7-75 %
BB, Lansia : 45-50% BB cairan didalam tubuhnya. Kurangnya cairan didalam
tubuh dapat mengakibatkan Dehidrasi, hipokalemia, hiperkalemia, hiponatremia,
hipernatremia, hipoklorinemia, hiperklorinemia. Ciri ciri tubuh kekurangan cairan :
Bibir kering, suhu tubuh diatas normal, lemas, denyut jantung lemah yang
disebabkan Jumlah output lebih banyak dari intake, diare, terlalu banyak
berkeringat, aktivitas fisik berat, suhu lingkungan yang tinggi. Jenis-jenis
kekurangan cairan yaitu : Hipertobik (tubuh kehilangan banyak air sehingga kadar
sodium meningkat), isotonik (kondisi dimana air dan natrium tubuh berkurang
dengan kadar yang sama), Hipotonik (keadaan natrium dalam pembuluh darah
kurang dari kadar air). Berdasarkan tingkat drajatnya : ringan dan sedang (hanya
menyebabkan rasa haus, mulut kering, musah mengantuk, pusing, dll), berat (harus
segera ditangani). Etika minum yang baik menurut kaidah islam : Niat untuk
beribadah kepada allah, membaca basmallah, menggunakan tangan kanan, tidak
bernafas atau meniup air minum, tidak mencela minuman, bernafas 3x ketika
minum, tidak minum langsung dari teko, duduk, menutup bejana air lada malam
hari.
KEKURANGAN CAIRAN
A. Berdasarkan Fasanya :
1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya
tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
2. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari,
yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
(kolon).
3. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis pada kulit.
4. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit.Melalui kulit dengan
mekanisme diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses
respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
LO 2.2. Mekanisme Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
CES
Golongan
Mineral CIS
Mineral Plasma CISt
Natrium 144 137 10
Kalium 5,0 4,7 141
Kation
Kalsium 2,5 2,4 0
Magnesium 1,5 1,4 31
Klorida 107,0 112,7 4
HCO3- 27,0 28,3 10
Anion HPO42- 2,0 2,0 11
SO42- 0,5 0,5 1
Protein 1,2 0,2 4
• LO 3.2. Drajat
Berdasarkan persentase kehilangan air dari total berat badan, derajat/skala
dehidrasi dapat ringan, sedang, hingga derajat berat (tabel 1).
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan usia
dewasa. Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami dehidrasi karena
komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna dan masih
bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu
penurunan berat badan juga relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda
dehidrasi lebih cepat terlihat dibandingkan bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih
rendah. Menentukan derajat dehidrasi pada anak juga dapat menggunakan skor
WHO, dengan penilaian keadaan umum, kondisi mata, mulut dan turgor (tabel 2).
Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi,
gangguan hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran dapat menjadi
tolak ukur penilaian klinis dehidrasi (tabel 3).
A. dehidrasi hipotonik (Na<125 mEq/L)
◦ gejala lebih dini muncul
◦ gejala ini biaanya diakibatkan oleh penggantian kehilangan dengan
cairan rendah solute, seperti sari buah, cola dan teh.
B. Dehidrasi isotonic (Na = 130 sampai 150 mEq/L)
– Gejala tidak sedramatis pada dehidrasi hipotonik
C. Dehidrasi hipertonik
◦ Biasanya terjadi karena penggunaan cairan dengan kandungan solute
tinggi, gangguan pemekatan ginjal dengan kehilangan air yang banyak,
paparan ke lingkungan panas dengan IWL besar.
◦ Gejala khas mencakup tekstur kulit kasar, tangisan memekik, lemah,
takipnea dan sangat haus
LO 3.3 Penyebab dan Gejala Dehidrasi
Penyebab :
1. Pada Bayi dan/atau Anak
a. Demam
b. Overheat
c. Diare dan Muntah
d. Tidak Mau Minum
e. Pneumonia
2. Pada Dewasa
a. Menstruasi
b. Obat-obatan
c. Diare
d. Diabetes
e. Stres
f. Menyusui
g. Faktor usia
h. Mengonsumsi alkohol dan intoksilasi (keracunan)
i. Suhu/ cuaca yang sangat panas
j. Ketoasidosis diabetik
k. Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS)
Gejala :
Variabel Ringan (3 – Sedang (6 – Berat (≥ 10%)
5%) 9%)
Tekanan Normal Normal Normal/rendah
Darah
Tekanan Nadi Normal Normal (-) Agak rendah
Denyut Normal Meningkat Meningkat
Jantung
Turgor Kulit Normal Turun Turun
Fontanela Normal Cekung Cekung
Membran Agak kering Kering Kering
Mukosa
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Ekstremitas Hangat CTR lambat Dingin
Status Mental Normal Normal → Letargi
gelisah
Urin Output Sedikit < 1 ml/kg/jam << 1 ml/kg/jam
menurun
Haus Sedikit Agak haus Sangat haus
meningkat
Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi
Variabel Ringan -
Dehidrasi Berat
Sedang
Keadaan Baik Sedang Lemas
Umum
Mata Normal Cekung Cekung
Haus Normal Haus Tidak bisa
minum
Keterangan:
Turgor Kulit Normal Lambat Sangat lambat
Turgor kulit : Kelenturan kulit
Fontanela : Bagian lunak di antara pelat tengkorak kepala bagian atas dan belakang
kepala bayi
Letargi : Keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan,
nafsu tidur berlebihan, muncul pada penderita penyakit otak atau keracunan
LO 3.4. Cara Penanganan
Penanganan dan terapi Dehidrasi
Terapi klinik dehidrasi bertujuan untuk :
1. Mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi.
2. Mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
3. Mencegah kehilangan cairan lanjutan.
Salah satu faktor penting dalam terapi klinis dehidrasi yaitu menentukan tingkat
dehidrasi penderita.Dehidrasi ringan biasanya cukup dengan mengkomsumsi banyak
cairan ditambah dengan pemberian Cairan Rehidrasi oral (CRO) atau ORALIT.CRO
diberikan sebanyak15-20 ml/kgBB/jam.Untuk mengganti cairan yang hilang. Makanan
tidak perlu dibatasi karena pemberian makanan akan mempercepat penyembuhan
Sedangkan pada dehidrasi sedang dan dehidrasi berat penderita harus segera
dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus(intravena).
Selain itu untuk memudahkan pengobatan terhadap penyebab dehidrasi seperti diare,
muntah-muntah dan penyebab lainnya.Keadaan penderita harus sesering mungkin di
evaluasi.
A. Pertolongan pertama terhadap dehidrasi ringan
Setelah mengetahui gejala dehidrasi ringan, anda dapat melakukan penderita
dehidrasi agar gejala-gejala tersebut tidak menjadi semakin parah. Berikut adalah
pertolongan pertama pada dehidrasi ringan :
1. hentikan aktivitas sejenak
2. jika anda merasakan gejala-gejala dehidrasi, segeralah menghentikan aktivitas
anda. Cari tempat untuk istirahat atau sekedar untuk merebahkan b
3. minum air putih
4. dehidrasi terjadi kurangnya cairan volume air dalam tubuh, jadi anda harus
segera mengisi ulan cairan tersebut dengan minum air ppytuh. Namun
usahakan agar suhu air putih yang anda minum tidak terlal dingin apalagi
manis. Air putih dengan suhu ruangan adalah yang terbaik disarankan, anda
bias juga mengkonsumsi minuman isotonic. Minum secara perlahan jangan
tergesa-gesa agar tubuh tidak mengalami shock
5. istirahat sampai anda merasa pulih kembali
6. jangan paksakan untuk bekerja yang berat-berat dulu
B. pertolongan pertama terhadap dehidrasi berat
Penanganan dehidrasi berat berbeda dengan dehidrasi ringan. Pada dehidrasi
yang berat, cairan yang dikeluarkan jauh lebih banyak dan kondisi tubuh jauh lebih
kritis.Karena itu, penanganan dehidrasi berat sangat perlu untuk dilakukan. Berikut
adalah pertolongan pertama pada dehidrasi berat:
1. Minum oralit atau campuran air hangat dengan gula dan garam. Kandungan
oralit bias mengisi cairan dan elektrolit tubuh yang hilang
2. istirahat, ketika terkena dehidrasi berat tuuh akan tersa lemas sekali. Pastikan
anda sudah berada di rumah dan segera cari tempat tidur. Pastikan ada orang
lain yang membantu anda.
3. Jangan gegabah untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat
karena malah akan melancarkan saluran pembuangan
4. Segera pergi ke dokter, jangan tunggu sampai kondidi tubuh menjadi parah.
Segeralah pergi ke dokter agar penyakit dehidrasi tidak menjadi parah. Dokter
bias memberi infus cairan sehingga tubuh bias tercukupi.
C. Pada usia lanjut
1. terapi rehidrasi oral
pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-
2500ml/jam (30 ml/kg berat badan /24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah
dengan pengantian deficit cairan dan kehilangan cairan yang masih
berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi
2. terapi rehidrasi parenteral
jenis cairan krisatoloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis
dehidrasinya
LI 4. Memahami dan Menjelaskan Mineral
LO 4.1. Definisi Mineral
A. Natrium
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60
mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10-14 mEq/L) berada dalam cairan
intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang
mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel
menggambarkan perubahan konsentrasi natrium.
B. Kalium
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi
kalium intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 mEq/L (sekitar 2%).
Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kilogram berat badan
(3000-4000 mEq). Jumlah kalium ini dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Jumlah
kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang
dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak.
C. Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi
klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan
asam-basa, dan menghitung anion gap.
LO 4.2. Fungsi Mineral
1. Natrium
– Menyeimbangkan cairan, Na menjaga tekanan osmotic agar stabil di CES
– Kepekaan pada Neuromuscular
– Menyeimbangkan asam basa, pertukaran Na-H di tubulus ginjal untuk
tingkat keasaman urin
– Menjaga viskositas darah, garam Na dengan globulin dapat larut serta Na-K
dpt menjaga tingkat hidrasi protein plasma
– Membantu kontraksi otot
– Membantu menjaga volume darah.
2. Kalium
– Lebih banyak di CIS daripada CES karena berpengaruh pada aktivitas otot
jantung.
– Berperan penting dalam regulasi asam basa.
– Menjaga tekanan osmotic.
– Berguna untuk biosintesi protein.
– Sebagai kofaktor enzim piruvat kinase.
3. Klorida
◦ Memelihara keseimbangan air & asam basa dlm tubuh
◦ Berperan dlm pembentukan asam hidroksida
◦ Berperan sbg komponen HCl dlm lambung
◦ Mengatur aktivitas enzim tertentu
◦ Memudahkan transfer CO2 dari darah ke paru-paru
◦ Membantu dalam memelihara keseimbangan cairan, elekrolit, asam basa, &
tekanan (nilai) osmotik dalam bagian-bagian tubuh.
LO 4.3. Metabolisme Ekskresi Mineral
1. Natrium
Eskresi Na dilakukan oleh ginjal. Pengaturan ini dilakukan untuk
mempertahankan homeostasis Na, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan
volume cairan tubuh.
2. Kalium
Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui traktus gastrointestinal 5%, kulit dan
urine mencapai 90%.
3. Klorida
Klorida yang masuk tergantung dari time dan jenis makanan. Kandungan
klorida dalam makanan sama dengan Na. Orang dewasa keadaan normal
mengkonsumsi 50.200 mEq/Lklorida/hari, dan ekskresi klorida bersama feses
sekitar 1-2 mEq per hari. Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L.
Ekskresi utama klorida melalui ginjal.
• LO 4.4. Sumber Mineral
1. Sumber natrium
Garam dapur/meja, daging, keju, mentega dan sayuran hijau
2. Sumber kalium
Sayuran, buah & kacang
3. Sumber klorida
Garam dapur, daging, susu, telur
A. Al-Qur’an
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesji,
makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS Al Araf : 31 )
B. Hadits
1. Memulai minum dengan membaca basmallah.
Dari Amir bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda,
“Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada didekatmu. (HR
Thabrani dalam Mu’jam Kabir).
2. Minum dangan tangan kanan.
Rasulullah Shalllallahu’alaihi wasalam Bersabda, “Jika salah seorang dari
kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan
makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. (HR.Muslim).
3. Tidak Bernafas dan meniup air minum.
Dari abu Qatadah, Nabi shallallahu’alai wasalam bersabda, “Jika kalian minum
maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan
Muslim no.263).
4. Minum Dengan Keadaan duduk.
Disunnahkan minum dengan keadaan duduk, karena dalam hadits Anas
disebutkan “Bahwa sesungguhnya nabi Shallallahu’alaihi wasalam melarang
minum sambil berdiri”. (HR.Muslim).
5. Bersyukur dan jangan mencela makanan dan minuman.
Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan
jangan sekali sekali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallahu’anhu di dalam
haditsnya menuturkan: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam sama sekali tidak
pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia
tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
6. Larangan makan dan minum menggunakan emas/perak
"Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan jangan (pula)
makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas dari emas dan perak) untuk
mereka (non-muslim) didunia dan untuk kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim,
Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah).
7. Larangan makan dan minum dalam posisi bersandar
"Aku pernah bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ketika beliau
berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak makan dalam posisi
bersandar." (HR Bukhori, Ahmad, At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).
8. Tidak berlebihan dan kekurangan
"Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk
nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).