Anda di halaman 1dari 19

Di kala kating gak ada praktikum fisio,

Di kala praktikum fisio mendekati ujian bloko

Equinox telah kembali ke garis khatulistiwo.


Praktikum yang gagalo.
Fisio yang rasa Farmako .
Apalah daya kami yang gak ngerti Biokimio.

Hayati lelaho.
Hayati udah berusaho, hayati penuh
kekurangano
Jadi jika hayati ada salah mohon maapo.
Kritik dan saran bisa disampaikan ke PJ fisio
agar Segera diperbaiko..
Apa beda phasic smooth muscle dan Tonic smooth muscle?

Jadi gini nih, phasic smooth muscle itu kontraksinya teratur.


Contoh pada otot polos dinding GI tract. Dia kontraksi nya
teratur setelah makan. Jadi dia kontraksi beberapa kali saat Sedangkan Tonic smooth itu contohnya
makan gitu... pada spincther-spinchter an.. Contoh LES..
Kalau dia terus kontraksi nih.. Dan dia akan
relaksasi ya saat makanan lewat aja...

Sumber : http://courses.kcumb.edu/physio/smoothmuscle/classification.htm
Lebih jelasnya nonton : https://www.youtube.com/watch?v=wRvKpRnWVm8
Kalau gak ada gap junction,
maka dia berkontraksi sendiri-
sendiri... Bisa ini doang.. Itu B
doang gitu.. Dan harus A
dirangsang saraf satu persatu
untuk bekerja. Mirip kayak A
otot rangka B

Jadi umpamanya kalau yang


merangsang saraf A,, ntar yang
kontraksi serat A doang

Gap Junction inilah yang Ketika otot X menginisiasi X


memungkinkan unitary kontraksi, maka lewat gap
smooth muscle junction itu sinyal akan diterima Y
berkomunikasi dengan oleh sel Y dan ikut kontraksi
temannya dan terus gitu merembet..
berkontraksi bersama-
sama 
So, Jadi otot
polos
Action Potential kontraksinya bisa
with plateu kayak itu ya
Tapi khusus
Lambung dan
usus pakai yang
Spike

Spike potential
As we know, itu larutan fisiologis katak
Sumber : petunjuk praaktikum 

Agar efek obat


sebelumnya gak ada
Jangan memperhatikan ya gaes, biar gak bias
senyumnya ya.. :V datanya

MAAFKAN KAMI YANG SUKA SS-an 


Sumber : Google,, insha Allah sedikit menggambarkan ya,, ini contoh di usus tapi,, tapi kira2 hampir sama
Sumber : Google,, insha Allah sedikit menggambarkan ya,, ini contoh di usus tapi,, tapi kira2 hampir sama
Asetil Kolin

Pilokarpin

Muskarinik/kolinergik
/parasimpatomimetik

Antikolinergik Adrenergik Adrenalin (epinefrin)


Sulfas Atropin (simpatomimetik)
(parasimpatolitik)
 Penambahan Asetilkolin
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada penambahan Asetilkolin pada larutan thyrode terjadi kenaikkan
frekuensi (kontraksi per menit) pada tonus otot polos lambung katak. Asetilkolin merupakan parasymatic agent yang
menurunkan potensial membran dengan threshold agar tetap.. Dipolarisasi disini disebabkan penurunan permeabilitas Na dan
Influx Na ke dalam membran karena adanya pemasukan Ca ke dalam sel. Dalam grafik pada penulis seharusnya didapatkan
gambaran grafik amplitudo yang mengalami kenaikkan dibandingkan dengan amplitudo grafik kontrolnya.

 Penambahan Pilokarpin
Penambahan pilokarpin bersifat menurunkan potensial membran sehingga amplitudo meningkat. Bahan ini juga
menyebabkan peningkatan permeabelitas membran terhadap Na,sehingga terjadi peningkatan frekuensi kontraksi yang diikuti
oleh peningkatan tonus otot. Dalam grafik hasil percobaan seharusnya terjadi peningkatan kontraksi sehingga menyebabkan
amplitudo naik dibandingkan dengan grafik kontrolnya

Sumber : laporan praktikum anak farmasi unair.. Udah tau kan?


 Penambahan Atropin Sulfat
Atropin sulfat mempunyai fungsi yang sama dengan adrenalin yang menaikkan potensial membran sehingga
permeabilitas membrane menurun. Atropin sulfat merupakan parasympatolitic agent yang menghambat asetilkolin agar tidak
dapat bekerja pada membran, akibatnya frekuensi, amplitude, dan tonus yang didapatkan dari percobaan lebih rendah dari
kontrolnya.

 Penambahan Adrenalin
Pada penambahan adrenalin terjadi penurunan potensial sehingga frekuensi dan kontraksi ritmis turun. Adrenalin
merupakan suatu sympatic agent yang meningkatkan potensial membran dengan threshold tetap,sehingga depolarisasi sukar
terjadi,akibatnya potensial yang terjadi kecil. Adrenalin juga menghambat permeabilitas Na, sekaligus menghambat
pemasukan Na ke dalam sel, sehingga frekuensi kontraksi meningkat dan otot sulit mencapai nilai ambang karena jarang
terjadi potensial aksi. Peningkatan frekuensi ini juga menyebabkan peningkatan tonus otot. Penghambatan ini juga
berhubungan dengan penurunan arus keluar Ca dari sel-sel otot.Dari grafik kami didapatkan keadaan tonus yang turun yang
berbeda dengan keadaan aslinya(setelah penambahan adrenalin).

Sumber : laporan praktikum anak farmasi unair.. Udah tau kan?


Jadi
PJ

Praktikum

Anda mungkin juga menyukai