Islam sejak dari awal terbitnya di jazirah Arab, telah menuntun umat ini untuk
memiliki skill tulis menulis.
BUKTINYA :
“Surat Al-‘Alaq yang memuat seruan membaca (iqra’) dan Surat Al-Qalam yang lebih
ekplisit lagi mengupas karya tulis (wa maa yasthuruun dan apa-apa yang mereka tulis)
”
Bahkan dalam satu kasus, Nabi Muhammad SAW meneladankan, dengan meminta
kepada tawanan perang yang tidak mampu menebus diri dengan harta, untuk
mengajari kaum Muslimin membaca dan menulis.
Pertama, adalah keberhasilan saat kita sebagai guru mengajar dan anak-
anak paham materi yang diajarkan. Dan yang kedua, adalah kegagalan dari
penyampaian materi kita akibat kurangnya persiapan hingga –mohon maaf–
hanya asal-asalan.
1.Meningkatkan Efikasi Diri
Meningkatkan
Keterampilan 04 01 Motivasi
Menulis
Me-manage Meningkatkan
Beban Kerja
03 02 Efikasi Diri
1. Motivasi
Banyak hal yang mendorong para guru atau dosen untuk menulis buku. Dorongan itu
dapat dibagi menjadi motivasi dalam dan motivasi luar.
Motivasi dalam adalah motivasi yang bersumber dari dalam, antara lain keinginan
memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat, memperoleh promosi, memperoleh
kenaikan tunjangan jabatan, memperoleh gelar profesor, dan memperoleh materi/
uang/ royalti.
Sedangkan motivasi luar adalah yang bersumber dari luar, terdiri dari keinginan
untuk memperoleh pengakuan, mempengaruhi orang lain, mendapatkan rasa hormat
dari mahasiswa, kepuasan keinginan untuk berkontribusi, kepuasan keinginan untuk
berkreativitas, mengamalkan ilmu yang diperoleh, dan memperoleh amal jariyah.
2. Meningkatkan Efikasi Diri
Efikasi berupa keyakinan individu bahwa ia mampu mengerjakan suatu tugas. Melalui
kata lain, sejauh mana guru meyakini dirinya mampu menulis sebuah buku. Efikasi
diri seseorang bersumber dari pengalaman penguasaan, keinginan mencontoh orang
lain, persuasi sosial, dan kondisinya. Untuk Guru yang bukunya telah diterbitkan cende
rung memiliki efikasi diri yang tinggi dibandingkan yang tidak karena berbekal
pengalamannya yang berhasil. Hal ini menambah keyakinan untuk menulis buku kedua
kalinya.
Selain itu efikasi diri dipengaruhi oleh persuasi sosial yang meliputi pengaruh
lingkungan kerja terhadap ide/gagasan yang dituangkan ke dalam buku referensi
ataupun buku ajar. Tidak bisa dipungkiri lingkungan menjadi faktor utama dalam
mendorong seseorang untuk menulis. Kampus yang telah memiliki budaya menulis
dengan sendirinya menggerakkan dosennya menghasilkan buku.
3. Me-manage Beban Kerja
Tanpa langkah tersebut, kita tidak akan pernah memulai sebuah tulisan.
Setiap usaha untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas buku ajar sudah pasti
membawa dampak besar bagi pendidikan. Setelah banyak dosen di Indonesia yang
menerbitkan buku, akan menjadi budaya akademik. Budaya tersebut akan menjalar
kelapisan paling dasar. Harapannya, tulisan ini dapat memotivasi para akademik yang
lain untuk menulis sehingga produktivitas buku ajar semakin meningkat. Nantinya,
dosen pun mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dengan memanfaatkan buku-
bukunya sebagai bahan kuliah.
Beberapa Cara Agar Produktif Dalam Menulis
Banyak Membuka
Membaca Wawasan
03 02
Beberapa Cara Agar Produktif Dalam Menulis
Bergaul dengan
Memulai dari
lingkungan penulis
tulisan sederhana 08 06 atau Gabung
dan dipahami
dengan Komunitas
Menulis
07
Buat jurnal Harian
Langkah-langkah agar tetap produktif
menulis ketika mulai jenuh atau bosan