Anda di halaman 1dari 12

MENULIS PRODUKTIF

Lilis Nurwati A, S.Pd., S.Sn


MENGAPA HARUS PRODUKTIF MENULIS ?
Alasan yang paling kuat untuk menjadi pendorong seorang Muslim untuk produktif
menulis, dan tidak mudah futhur di tengah jalan, ialah AGAMA.

Islam sejak dari awal terbitnya di jazirah Arab, telah menuntun umat ini untuk
memiliki skill tulis menulis.

BUKTINYA :
“Surat Al-‘Alaq yang memuat seruan membaca (iqra’) dan Surat Al-Qalam yang lebih
ekplisit lagi mengupas karya tulis (wa maa yasthuruun dan apa-apa yang mereka tulis)

Bahkan dalam satu kasus, Nabi Muhammad SAW meneladankan, dengan meminta
kepada tawanan perang yang tidak mampu menebus diri dengan harta, untuk
mengajari kaum Muslimin membaca dan menulis.

JADI, MENGAPA TIDAK KALAU GURU BISA PRODUKTIF DALAM MENULIS


.
PERTANYAANNYA, KAPAN KIRA-KIRA GURU HARUS MELUA
NGKAN MENULIS?
Sementara tanggung jawab mengajar begitu padat. Kalaupun sudah pulang
kerumah, tentu kondisi fisik pun juga sudah capek dan fokusnya sudah
pada keluarga.

DALAM HAL INI,


Bagi penulis, profesi guru dengan segala tanggung jawabnya yang begitu
besar tentu akan masih ada celah untuk menulis.
Kuncinya adalah mensiasati waktu untuk meluangkannya. Maka, untuk
sedikit me-review ada dua hal yang perlu diperhatikan pasca mengajar.

Pertama, adalah keberhasilan saat kita sebagai guru mengajar dan anak-
anak paham materi yang diajarkan. Dan yang kedua, adalah kegagalan dari
penyampaian materi kita akibat kurangnya persiapan hingga –mohon maaf–
hanya asal-asalan.
1.Meningkatkan Efikasi Diri

Beberapa Poin Yang Dapat Dipertimbangkan Agar Produktif Menulis :

Meningkatkan
Keterampilan 04 01 Motivasi
Menulis

Me-manage Meningkatkan
Beban Kerja
03 02 Efikasi Diri
1. Motivasi

Banyak hal yang mendorong para guru atau dosen untuk menulis buku. Dorongan itu
dapat dibagi menjadi motivasi dalam dan motivasi luar.
Motivasi dalam adalah motivasi yang bersumber dari dalam, antara lain keinginan
memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat, memperoleh promosi, memperoleh
kenaikan tunjangan jabatan, memperoleh gelar profesor, dan memperoleh materi/
uang/ royalti.

Sedangkan motivasi luar adalah yang bersumber dari luar, terdiri dari keinginan
untuk memperoleh pengakuan, mempengaruhi orang lain, mendapatkan rasa hormat
dari mahasiswa, kepuasan keinginan untuk berkontribusi, kepuasan keinginan untuk
berkreativitas, mengamalkan ilmu yang diperoleh, dan memperoleh amal jariyah.
2. Meningkatkan Efikasi Diri

Efikasi berupa keyakinan individu bahwa ia mampu mengerjakan suatu tugas. Melalui
kata lain, sejauh mana guru meyakini dirinya mampu menulis sebuah buku. Efikasi
diri seseorang bersumber dari pengalaman penguasaan, keinginan mencontoh orang
lain, persuasi sosial, dan kondisinya. Untuk Guru yang bukunya telah diterbitkan cende
rung memiliki efikasi diri yang tinggi dibandingkan yang tidak karena berbekal
pengalamannya yang berhasil. Hal ini menambah keyakinan untuk menulis buku kedua
kalinya.

Selain itu efikasi diri dipengaruhi oleh persuasi sosial yang meliputi pengaruh
lingkungan kerja terhadap ide/gagasan yang dituangkan ke dalam buku referensi
ataupun buku ajar. Tidak bisa dipungkiri lingkungan menjadi faktor utama dalam
mendorong seseorang untuk menulis. Kampus yang telah memiliki budaya menulis
dengan sendirinya menggerakkan dosennya menghasilkan buku.
3. Me-manage Beban Kerja

Guru maupun dosen memiliki beberapa beban kerja tersendiri.


Beberapa kegiatan pokok para dosen yang mencakup merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi
pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas
tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat, kadang disebut
beban kerja. Ternyata beban mengajar yang berlebih akan mengurangi alokasi
waktu dalam menulis buku dan tugas tambahan yang berlebih akan mengurangi
produktivitas buku referensi ataupun buku ajar.
Beban kerja ialah sebuah dilema. Mengajar dengan target yang tinggi memang
membuat lelah. Akibatnya, produktivitas terganggu. Persoalannya kemudian ialah
bagaimana dapat me-manage beban kerja dengan baik? Salah satu cara adalah
melakukan penyesuaian dengan target pengajaran. Kesepakatan meminimalkan
target mengajar perlu diperjuangkan. Artinya, mesti ada permufakatan antara
pihak akademik dan dosen agar mengurangi beban tersebut.
4. Meningkatkan Keterampilan Menulis

Cara utama meningkatkan keterampilan menulis ialah terus menerus menulis.


Latihan dan menulis serta mencatat apapun yang dianggap penting, itulah
kuncinya.

Tanpa langkah tersebut, kita tidak akan pernah memulai sebuah tulisan.

Setiap usaha untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas buku ajar sudah pasti
membawa dampak besar bagi pendidikan. Setelah banyak dosen di Indonesia yang
menerbitkan buku, akan menjadi budaya akademik. Budaya tersebut akan menjalar
kelapisan paling dasar. Harapannya, tulisan ini dapat memotivasi para akademik yang
lain untuk menulis sehingga produktivitas buku ajar semakin meningkat. Nantinya,
dosen pun mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dengan memanfaatkan buku-
bukunya sebagai bahan kuliah.
Beberapa Cara Agar Produktif Dalam Menulis

Komitmen 04 01 Terus belajar

Banyak Membuka
Membaca Wawasan
03 02
Beberapa Cara Agar Produktif Dalam Menulis

Jangan takut Cari Suport


salah 09 05

Bergaul dengan
Memulai dari
lingkungan penulis
tulisan sederhana 08 06 atau Gabung
dan dipahami
dengan Komunitas
Menulis
07
Buat jurnal Harian
Langkah-langkah agar tetap produktif
menulis ketika mulai jenuh atau bosan

1 Berjalan-jalan ke tempat yang baru

2 Berkompromi dengan diri sendiri

Mencoba melihat sesuatu dengan


4 tidak mainstream
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai