Sri Intan Khairunnisa Disomnia adalah gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda dan dibagi lagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: gangguan tidur instrinsik, gangguan tidur ekstrinsik, dan gangguan tidur irama sirkadian (Potter & perry, 2005). Disomnia mengacu pada gangguan dalam jumlah, kualitas dan waktu tidur Insomnia: ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Ada 3 macam insomnia: - Initial Insomnia - Intermitten Insomnia - Terminal Insomnia Hipersomnia : jam tidur pada malam hari lebih dari 9 jam sindrom kaki gelisah Narkolepsi :serangan rasa ngantuk yang tiba tiba pada siang hari Gangguan irama tidur sirkadia : tergangguanya tidur secara berulang kali karna perubahan waktu pada pola tidur Gangguan tidur yang terkait dengan pernafasan - terganggunya tidur secara berulang kali karna kesulitan bernafas Riwayat Tidur - Kebiasaan pola tidur bangun - Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari –hari - Adakah alat bantu tidur - Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi pemeriksaan fisik - Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien - Adanya lingkar hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah - Perilaku irretabilitas, gelisah, kurang perhatian, bicara lambat, pergerakan lambat sering menguap Gangguan pola tidur : disomnia berhubungan dengan sulit memulai tidur,gangguan selama tidur, bangun terlalu dini Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya bantal dan guling Instruksikan tindakan relaksasi Ajarkan pasien menghindari faktor-faktor yang membuatnya sulit memulai tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Atur posisi tidur pasien Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya tidur yang adekuat Membantu pasien untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya disomnia Mengajarkan pasien teknik-teknik relaksasi seperti pijat dan mandi air hangat Memberikan pasien rasa nyaman dan rileks dengan: - Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur - Menganjurkan klien berkemih sebelum tidur - Memberitahukan pasien agar tempat tidur tetap bersih dan kering. Hindari suara keras dan bising yang dapat mengganggu kualitas tidur pasien. Pasien mengatakan tidak mengalami hambatan tidur Pasien mengatakan gangguan tidurnya berkurang Klien melaporkan persaan nyaman setelah terbangun dipagi hari Asih, Y. (1995). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Asmadi.(2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Marillyn,E.D.(2000).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien edisi 3. Jakarta : EGC. Mubarak. W. I. (2008). Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia: teori 8 Aplikasi dalam Praktik . Jakarta : EGC Wartonah & Tarwoto.(2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi 4. Jakarta: Salemba Medika Widuri, H. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia (Askep Mobilitas dan Istirahat Tidur). Yogyakrta: Gasyen Publishing.