Anda di halaman 1dari 10

Duta 6

Muhammad Rijalul Fakhri


Sri Intan Khairunnisa
 Disomnia adalah gangguan primer yang
berasal dari sistem tubuh yang berbeda
dan dibagi lagi menjadi tiga kelompok
besar, yaitu: gangguan tidur instrinsik,
gangguan tidur ekstrinsik, dan gangguan
tidur irama sirkadian (Potter & perry,
2005).
 Disomnia mengacu pada gangguan dalam
jumlah, kualitas dan waktu tidur
 Insomnia: ketidakmampuan memperoleh secara
cukup kualitas dan kuantitas tidur.
Ada 3 macam insomnia:
- Initial Insomnia
- Intermitten Insomnia
- Terminal Insomnia
 Hipersomnia : jam tidur pada malam hari lebih
dari 9 jam
 sindrom kaki gelisah
 Narkolepsi :serangan rasa ngantuk yang tiba tiba pada siang hari
 Gangguan irama tidur sirkadia : tergangguanya tidur secara berulang kali karna
perubahan waktu pada pola tidur
 Gangguan tidur yang terkait dengan pernafasan
- terganggunya tidur secara berulang kali karna kesulitan bernafas
 Riwayat Tidur
- Kebiasaan pola tidur bangun
- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari –hari
- Adakah alat bantu tidur
- Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi
 pemeriksaan fisik
- Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien
- Adanya lingkar hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah
- Perilaku irretabilitas, gelisah, kurang perhatian, bicara lambat, pergerakan lambat
sering menguap
 Gangguan pola tidur : disomnia berhubungan dengan
sulit memulai tidur,gangguan selama tidur, bangun
terlalu dini
 Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya bantal
dan guling
 Instruksikan tindakan relaksasi
 Ajarkan pasien menghindari faktor-faktor yang membuatnya sulit memulai tidur
 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Atur posisi tidur pasien
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya tidur yang adekuat
 Membantu pasien untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya disomnia
 Mengajarkan pasien teknik-teknik relaksasi seperti pijat dan mandi air hangat
 Memberikan pasien rasa nyaman dan rileks dengan:
- Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur
- Menganjurkan klien berkemih sebelum tidur
- Memberitahukan pasien agar tempat tidur tetap bersih dan kering.
 Hindari suara keras dan bising yang dapat mengganggu kualitas tidur pasien.
 Pasien mengatakan tidak mengalami hambatan tidur
 Pasien mengatakan gangguan tidurnya berkurang
 Klien melaporkan persaan nyaman setelah terbangun dipagi hari
 Asih, Y. (1995). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
 Asmadi.(2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
 Marillyn,E.D.(2000).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawat Pasien edisi 3. Jakarta : EGC.
 Mubarak. W. I. (2008). Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia: teori 8 Aplikasi
dalam Praktik . Jakarta : EGC
 Wartonah & Tarwoto.(2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
 Widuri, H. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia (Askep Mobilitas dan Istirahat Tidur).
Yogyakrta: Gasyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai