Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS Appendicitis Oleh:

dr. Michaela Vania Tanujaya, S.ked


APPENDICITIS AKUT
• Appendicitis merupakan peradangan dari appendiks vermiformis.
ETIOLOGI
• Obstruksi lumen
• Hipertrofi jaringan limfoid
• Sisa barium
• Diet rendah serat
• Cacing
• Trauma tumpul
• Erosi mukosa appendiks
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• Nyeri perut yang didahului anoreksia
• Malaise
• Demam
• Konstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare,
• Mual dan muntah
TANDA KLINIS
• Rovsing’s sign • Obturator Test

•Blumberg sign
•Psoas sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium : Leukositosis ringan, predominan polimorfonuklear, CRP (C-Reactive
Protein), UL.
• Radiologi/USG/CT Scan.
ALVARADO SCORE

1–4 Dipertimbangkan appendisitis akut,


diperlukan observasi.
5–6 Possible appendicitis, tidak perlu
operasi. Terapi antibiotik.
7 – 10 Appendisitis akut, perlu operasi dini.
DIAGNOSIS BANDING
1. Gastroenteritis
2. Diverticulitis
3. Kolik Traktus Urinarius
4. Peradangan Pelvis
5. Kehamilan Ektopik
7. Kista Ovarium Terpuntir
8. Endometriasis Eksterna
PENATALAKSANAAN
Operasi
Terapi konservatif pada periappendikular infiltrat :
1. Total bed rest posisi fawler agar pus terkumpul di cavum douglassi.
2. Diet lunak bubur saring.
3. Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif
terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8
minggu kemudian, dilakukan appendectomy.
KOMPLIKASI
Peritonitis
• Nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh.
• Suhu tubuh naik tinggi sekali.
• Nadi semakin cepat.
• Defance muscular yang menyeluruh.
• Perut distended.
• Bising usus berkurang.

Akibat lebih jauh dari peritonitis generalisata adalah terbentuknya :


1. Pelvic abscess
2. Subphrenic abscess
3. Intra peritoneal abses lokal
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS Identitas
Nama : Tn. SIK
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Status : Menikah
Alamat : Lingkungan Seminyak
Tanggal lahir : 11/06/1967
Suku. : Bali
Agama : Hindu
Pasien mengeluh nyeri perut pada bagian perut
kanan bawah sejak 3 Hari SMRS, nyeri perutnya
Keluhan utama: dirasakan pertama kali pada bagian ulu hati
dan menjalar ke bagian kanan bawah. Nyeri
Nyeri perut kanan bawah terasa menetap. Os mengatakan bertambah
sejak 3 hari SMRS. nyeri saat Os berjalan, Os juga mengatakan
nafsu makannya berkurang dikarenakan Os
mual, Mamun tidak muntah. Os mengatakan
tidak ada demam, batuk , pilek ataupun
Gangguan BAK. Os mengeluh belum BAB. Os
mengatakan sudah meminum obat namun belum
membaik sehingga dibawa ke UGD RS Balimed.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat sakit seperti ini
sebelumnya, tidak riwayat hipertensi, diabetes,
gangguan jantung, gangguan ginjal disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan makan pedas dan
rendah serat. Minum ± 2 liter air mineral
Riwayat Penyakit Keluarga setiap hari.
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat serupa.
Hipertensi, diabetes mellitus, asthma bronchiale,
alergi obat disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis
Pemeriksaan Hasil
Kepala Normocephali, rambut hitam,
Keadaan Umum : Tampak sakit Mata Konjungtiva anemis -/-, refleks cahaya langsung +/+,
sedang refleks cahaya tidak langsung +/+, sclera ikterik -/-
Telinga Normotia, liang telinga lapang +/+, membran timpani
Kesadaran : Compos mentis intak +/+
Hidung Deformitas -, sekret -, mukosa hiperemis -
Tanda Vital Mulut & Bibir tidak kering, oral hygiene cukup, tonsil tenang

Tekanan Darah : 110/70 mmHg tenggorokan T1/T1, hiperemis -


Leher KGB tidak teraba membesar
Frekuensi Nadi : 80 x/menit Toraks Normochest
Jantung S1S2 reguler, murmur -, gallop -
Frekuensi Pernapasan: 20 x/menit Paru Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Suhu : 36.5˚ Abdomen Bentuk simetris, bising usus + normal,


shifting dullnes (-), undulasi (-), nyeri tekan (+), Hepar
tidak teraba membesar, Lien tidak teraba membesar
Ekstremitas Akral hangat +, CRT <2”, oedem -
Status lokalis abdomen

Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Bentuk simetris, tampak lemas lembut,
massa (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Perkusi Tidak dilakukan karena pasien mengeluh
kesakitan
Palpasi Nyeri tekan (+) terutama regio kanan bawah
(Mc Burn ey sign +). Nyeri lepas regio kanan
bawah (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+),
defans muscular (-)
Psoas sign Positif
Obturator sign Positif
Rectal toucher Tidak dilakukan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
WBC 12.62 4.10 – 10.90/ul
RBC 3.70 4.40 – 5.90
HB 11.5 13.2 – 17.3 g/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG HT
PLT
MCV
33.1
268
89.5
40.0 – 52.0%
150 – 450/ul
86.0 – 110.0 fl
MCH 31.1 26.0-38.0 pg
MCHC 34.7 31.0 – 37.0 g/dl
RDW-CV 11.6 11.0 – 14.8%
Laboratorium 2 Desember 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
URINE
1. MAKROSKOPIS
- Warna Kuning Kuning
- Kejernihan Agak keruh Jernih
2. KIMIAWI
- Berat Jenis 1.000 1.000-1.030
- Leukosit Positif +1 Negative
- Nitrit Negative Negative
- pH 6.5 5-8
- Protein Negative Negative
- Glukosa Negative Negative
- Keton - Negative
- Urobilinogen normal Normal (<10)
- Bilirubin Negative Negative
3. SEDIMEN
- Leukosit 2-4 0-5 /LPB
Laboratorium 3 Desember 2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Masa perdarahan 2.30 1.0-3.0 menit
Masa pembekuan 10.00 5.0-15.0 menit
USG
Kesan:
Gambaran acute appendicitis dengan tanda-
tanda peri appendicular infiltrate.
Hydronefrosis grade II (sedang) kanan ec.
Obstruksi post renal.
Hypertrophy prostat
Ginjal kiri/vesika urinaria saat ini tidak tampak
kelainan.
FOTO THORAX
DIAGNOSIS BANDING
Kolik traktus urinarius
Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut Diverticulitis
menjalar ke inguinal kanan
Nyeri pada perut. Rasa nyeri akan lebih terasa
Hematuria sesaat setelah makan atau ketika bergerak.
Foto polos abdomen atau urografi intravena dapat Sembelit, diare, atau keduanya.
memastikan penyakit tersebut.
Perut kembung
buang air besar disertai lendir.

Demam.
Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan.
Mual dan muntah.
Buang air besar berdarah.
TATALAKSANA
Appendectomy
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : Ad bonam
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT PENATALAKSANAAN 06-12-2018 S : Nyeri di luka operasi berkurang, - Boleh KRS

Follow up 03-12-2018 S : Nyeri di luka operasi, mual, nyeri - IVFD RL 20 tetes/menit


ulu hati, muntah (-) - Ceftriaxone 1 x 2 gram i.v
mual terkadang, berjalan (+)
O : KU: sakit sedang, compos mentis p.o
- Ciprofloxasin 2 x 500 mg

O : KU: sakit sedang, compos mentis - Ketorolak 2 x 30 mg i.v TD 120/70 mmHg, N 82 x/menit, - Paracetamol 3 x 1 gram
TD 110/80 mmHg, N 84 x/menit, - Omeprazole 2 x 40 mg i.v RR 20 x/menit, S 36.1◦ C p.o
RR 20 x/menit, S 36.8◦ C - Diet lunak Abdomen : BU (+), supel, timpani, - Omeprazole 2 x 20 mg p.o
Abdomen : BU (+), supel, timpani, luka operasi baik - Kontrol poli bedah umum
luka operasi baik A: Post appendectomy e.c
A: Post appendectomy e.c appendisitis akut, post opertion day
appendicitis akut, post opertion day 3 (POD 3)
0 (POD 0)
04-12-2018 S : Mual, nyeri di luka operasi, sudah - IVFD RL 20 tetes/menit
bisa berjalan ke toilet - Ceftriaxone 1 x 2 gram i.v
O : KU: sakit sedang, compos mentis - Ketorolak 2 x 30 mg i.v
TD 120/70 mmHg, N 80 x/menit, - Omeprazole 2 x 40 mg i.v
RR 20 x/menit, S 36◦ C - Ganti verbant
Abdomen : BU (+), supel, timpani,
luka operasi baik
A: Post appendectomy e.c
appendicitis akut, post opertion day
1 (POD 1)
05-12-2018 S : Nyeri di luka operasi berkurang, - IVFD RL 20 tetes/menit
mual terkadang, berjalan (+) - Ceftriaxone 1 x 2 gram i.v
O : KU: sakit sedang, compos mentis - Ketorolak 2 x 30 mg i.v
TD 110/70 mmHg, N 81 x/menit, - Omeprazole 2 x 40 mg i.v
RR 20 x/menit, S 36.2◦ C - Rencana KRS besok
Abdomen : BU (+), supel, timpani,
luka operasi baik
A: Post appendectomy e.c
appendicitis akut, post opertion day
KESIMPULAN
Appendicitis adalah peradangan pada appendix vermicularis. Appendicitis
merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering dijumpai. Faktor
predisposisi dan etiologinya bisa bermacam-macam, namun obstruksi lumen adalah
penyebab utamanya.

Pada pasien ini, berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan maka diagnosisnya adalah appendicitis akut. Dari hasil
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini sudah cukup terpenuhi.
Penatalaksanan pada pasien ini sesuai dengan teori. Kondisi pasien saat pulang
telah dalam keadaan stabil. Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai