1. Ambil grid horizon dalam time domain (Two Way Time) sebagai input grid.
Disini digunakan time surface dari
CPS3, LPA_Time 2. Ambil juga well marker data dalam depth domain (TVDSS) sebagai input data. Di Petrel insert new attribute dari well tops, pilih continues, beri nama TVDSS, dan template elevation depth 3. Dengan menggunakan calculator 4.Rubah Two Way Time (TWT) menjadi One Way Time masukkan nilai TVDSS kedalam attribute (OWT) grid. Caranya dengan mengalikan grid dengan tadi, pilih elevation depth sebagai template faktor 1/2. Ubah template LPA_OWT menjadi time 5. Ekstrak harga OWT ke marker data dengan cara melakukan back interpolation. Artinya ambil harga OWT grid di setiap node atau koordinat well data. Buat attribute baru dari well top, misal LPA_OWT Extract nilai OWT di posisi well dengan attribute operation, open setting untuk LPA_OWT click operation, masukkan LPA_OWT surface, click execute 6. Hitung harga velocity-nya di setiap grid node dengan membagi TVDSS dengan OWT, pilih velocity sebagai template 7. Lakukan gridding pada data velocity. Gunakan marker LPA sebagai input, dengan attribute velocity, gunakan LPA_OWT sebagai boundary. Untuk geometry set automatic dengan grid increment 25 x 25, pilih convergent interpolation sebagai algorithm Usahakan semua parameter griding sama dengan yang ada di CPS3, karena hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil depth di CPS3 dan Petrel 8. Rubah OWT grid menjadi depth dengan mengalikannya dengan velocity grid. Gunakan surface calculator, RMB di LPA_OWT, pilih calculator 9. Lakukan koreksi antara depth grid dengan well marker data agar harga grid di setiap well coordinate data sesuai. Hasil koreksi bisa dilihat dalam bentuk spreadsheet 10. Residual data antara depth Petrel dan depth CSP3 dapat dilihat dengan cara membuat selisih keduanya menggunakan surface calculator, Seismic bulk shift, open setting Seismic, masuk segy setting, masuk 2D/3D coordinate, Masukkan override time/depth first sample misalkan 100 ms ke bawah,