Anda di halaman 1dari 30

dr.

Yesi Nurmalasari
 Anestesia umum adalah tindakan meniadakan
nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat pulih kembali
(reversibel).
 TRIAS ANESTESI:

1. hipnotik
2. analgesia
3. relaksasi otot
1. ANESTESI INHALASI
 HALOTAN
 INFLURAN
 DESFLURAN
 METOKSIFLURAN
 SEVOFLURANS
2. ANESTESI INTRAVENA
 BARBITURAT
 BENZODIAZEPIN
 OPOID ANALGETIK
 PROFOFOL
 ETOMIDAT
 KETAMIN
1. STADIUM ANALGETIK
 Analgetik
 Kesadaran utuh
2. Stadium terangsang
 Delirium
 Napas cepat dan tidak teratur
 Mual dan muntah
3. Stadium operasi
 Napas teratur
 Tanda analgetik
4. Stadium depresi medulla oblongata
 Memberi induksi yg halus dan cepat.
 Timbul situasi px tak sadar / tak berespons
 Timbulkan keadaan amnesia
 Hambat refleks-refleks
 Timbulkan relaxasi otot skeletal, tp bukan otot
pernafasan.
 Hambat persepsi rangsang sensorik shg timbul
analgesia yg cukup unt Tx operasi.
 Berikan keadaan pemulihan yg halus cepat dan
tak timbulkan ESO yg berlangsung lama
MEKANISME KERJA
 Meningkatkan nilai ambang rangsang
sel→penurunan aktivitas neuronal→akson dan
transmisi sinaptik tidak bekerja
 Kardiovaskular
1. Mengubah denyut jantung dengan mengubah
depolarisaasi nodus sinus secara langsung
atau dengan mengubah keseimbangan
aktivitas saraf otonom
2. Meningkatkan tekanan atrium kanan→depresi
fungsi miokardium
 Hipotensi : tekanan systole kurang dari 70mmHg atau turun
25% dari sebelumnya.
 Hipertensi : umumnya tekanan darah dapat meningkat
pada periode induksi dan pemulihan anestesia. Komplikasi
ini dapat membahayakan khususnya pada penyakit jantung,
karena jantung akan bekerja keras shg dapat timbl iskemia
atau infark miokard.
 Aritmia Jantung : anestesi ringan yang disertai operasi
dapat merangsang saraf simpatiks, dapat menyebabkan
aritmia. Bradikardia yang terjadi dapat diobati dengan
atropin
 Payah Jantung
 Sistem pernapasan
1. Volume tidal ↓ dan frekuensi napas ↑
2. Meningkatkan ambang apnea
3. Menekan fungsi mukosilia sal.napas
 Otak
1. Laju metabolik otak ↓
2. Aliran darah serebrum↑ karena tahanan
vaskuler serebri↓
 Ginjal
1. Filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal menurun
2. Tahanan vaskular ginjal meningkat
 Hati
1. Aliran darah kehati menurun
 Otot polos uterus
1. Relaksan otot uterus yang kuat
2. Baik untuk persalinan
3. Kontra-indikasi untuk abortus
terapeutik→perdarahan hebat
 Hepatotoksik (halotan)
 Nefrotoksik (metoksiflurans)
 Hipertermia berat
 Toksisitas kronik:
1. Mutagenisitas
2. Karsinogenitas
3. Hematotoksisitas →anemia megaloblastik
 Pemakaian obat anestetik intravena, dilakukan
untuk : induksi anesthesia, induksi dan
pemeliharaan anesthesia bedah singkat,
suplementasi hypnosis pada anesthesia atau
analgesia local, dan sedasi pada beberapa
tindakan medic.
DEFINISI :
 Reversible blocade of nerve conduction

 e.c. reversible blocade of sodium channels by


LA
1. Struktur Kimia
Cincin aromatis (Lipopilik) & kelompok Amino
(Hidropilik) yg dihubungkan oleh gugus ester /
amida.
a. Golongan Ester (Amino Ester)
 Cokain  Klorprokain  Benzokain
 Prokain  Tetrakain

b. Golongan Amida (Amino Amide)


 Lidokain  Bupivakain
 Etidokain  Prilokain
 Mepivakain  Ropivakain
 Penggolongan
1. Struktur Kimia
  Gol. Ester
 - LONG DURATION (TETRACAINE)
- MEDIUM DURATION (COCAINE)
- SHORT DURATION (PROCAINE)
- SURFACE ACTIVE (BENZOCAINE,COCAINE)

-  Gol. Amide
- LONG DURATION
 (BUPIVACAINE,ROPIVACAINE)
- MEDIUM DURATION
 (LIDOCAINE)

2. Cara Pemberian
  Blok Saraf Sentral
  Blok Saraf Tepi
3. Potensi Obat
  Short Acting
  Medium Acting
  Long Acting
POTENSI OBAT

SHORT MEDIUM LONG ACTING


ACTING ACTING
Prototipe Prokain Lidokain Bupirokain
Gol Ester Amida Amida
Onset 2’ 5’ 15’
Durasi 30-45’ 60-90’ 2-4jam
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 2 10
Dosis max 12 Mg/KgBB 6 mg/KgBB 2 Mg/KgBB
Metabolisme Plasma Liver Liver
1. Operasi emergensi
2. Alergi GA
3. Pasien dengan PPOK
4. Tindakan dimana dengan anestesi lokal akan
lebih aman
1. ABSOLUT :
a. Pasien menolak
b. Alergi anestesi lokal
c. Infeksi sekitar penyuntikan
d. Tx. Antikoagulan
e. Diatese hemoragi
f. Tx. Trisiklik anti depresan

Untuk spinal ditambah :


a. Syok
b. TIK tinggi
c. Septikemia
2. RELATIF
a. Pasien tak kooperatif
b. Penyakit neurologi akut
c. Laminectomi luas
d. Scoliosis
e. IHD
3. KOMPLIKASI :
a. Lokal b. Sistemik
 Abses  Intravasasi
 Hematom  Hipersensitif
 Nekrosis  Hiperabsorbsi
 Over dosis
4. PENCEGAHAN :
a. Dosis minimum
b. Hindari daerah hiperemis
c. Infiltrasi
d. Tes sensitivitas

5%  5 g/100
 50 mg/ml
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Urtikaria - anafilaktik syok
b. Menggigil
c. Mual muntah
d. Disartri
e. SKV  hipotensi & bradikardi
6. SSP
a. Stimuli
 Cortex : kejang, gelisah
 Medula : hipertensi, takikardi,
hiperventilasi
b. Depresi
 Cortex : lemah, kesadaran turun
 Medula : hipotensi, bradikardi,
hipoventilasi
 CNS Effects: nystagmus, tonic-clonic convulsions,
coma with respiratory and cardiovascular
deppression
 Cardiovascular Effects: arrhythmias and
hypotension except cocaine that may cause
hypertension with cerebral hemorrhage, cardiac
arrhythmias and myocardial infarction
 In high concentrations, local anesthetics may cause
a local neurotoxic action that includes histologic
damage and permanent impairment of function
 Convulsions are often treated with intravenous
diazepam or a short acting barbiturate such as
thiopental, hyperventilation with oxygen is
helpful
 Definisi : injeksi anestesi lokal re LCS
 paralisis temporer syaraf
(S-O-M)

 Lokasi : L2 – S1

 Indikasi : operasi abdomen ke bawah


 Persiapan
1. Persiapan general anestesi
2. Persiapan pasien
- Informed consent
- Pasang monitor  ukur tanda vital
- Pre load RL/NS 15 ml/kgBB

3. Alat dan obat


- Spinal nedle G 25-29
- Spuit 3 cc/5cc/10cc
- Lidokain 5% hiperbarik , Markain heavy
- Efedrin, SA
- Petidin, katapres, adrenalin
- Obat emergency
 Problem
1. Tua
2. Hipertensi
3. Irigasi
a. Glisin 1,5%
Sorbitol 3,3%
b. Manitol 3%
D 2,5%
c. Urea
Aqua
 Komplikasi
1. Hipotensi
2. Perdarahan
3. Perforasi vesica urinaria
4. Gangguan koagulasi
5. Obturator syok
6. Ereksi
7. Tur syndrom (hiponatremi dillution
 RINGAN
 ( 125-135)
 - Gangguan mual
 - Gangguan gelisah

 SEDANG
 ( 120-125)
- Penurunan tensi
- Headanche
- Aritmia
- Chest Pain
 BERAT
 ( < 120)
- Tetanik
- Coma
- Udem otak
- Udem paru

Anda mungkin juga menyukai