Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

Kematian Ibu Akibat Kehamilan dan Persalinan

 Andi Usmussaadah Potto (70600116001)


 Andi Eka Purnama sari (70600116002)
 Nur Ainun Qamariah Ansari (70600116004)
 Ardhia Regita Cahyani (70600116005)
Kematian IBU

(WHO), 2014
Penyebab kematian ibu dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni:

1. Penyebab langsung 2. Penyebab Tidak Langsung


Penyebab langsung adalah penyebab Penyebab tidak langsung kematian ibu
obstetri dari kematian ibu Penyebab adalah penyebab kematian non-obstetri.
langsung didefinisikan sebagai apabila Penyebab tidak langsung dapat berupa
kematian disebabkan oleh komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya dan
dalam masa kehamilan, proses berkembang selama masa kehamilan,
persalinan, atau masa nifas dan karena persalinan, atau nifas yang diperparah
intervensi, kelalaian, kesalahan dalam dengan adanya adaptasi fisiologik dalam
pengelolaan, maupun oleh suatu sebab kehamilan atau sebaliknya. Menurut
Prawirohardjo (2010) kematian ibu tidak
yang ditimbulkan salah satu faktor
langsung adalah kematian yang
tersebut. 5 penyebab utama kematian ibu
merupakan akibat dari penyakit yang
yaitu perdarahan, hipertensi dalam sudah ada atau penyakit yang timbul
kehamilan (HDK), partus lama atau sewaktu kehamilan yang berpengaruh
macet, infeksi, dan abortus. terhadap kehamilan, misalnya malaria,
Maisuri T,2016. Sarwono, 2009. Pangeman W, 2002. Cunningham.2014
anemia, tbc, HIV/AIDS, dan penyakit
kardiovaskuler.
Maisuri T ,2016
Angka Kematian Ibu ( AKI )

Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah AKI atau
Maternal Mortality Ratio (MMR). Defenisi AKI adalah jumlah ibu yang
meninggal selama kehamilan, bersalin dan nifas yang dikarenakan oleh
faktor kehamilannya per 100.000 kelahiran hidup. Jika ibu hamil
beberapa kali maka risikonya meningkat, dan digambarkan sebagai
risiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas menjadi
hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa
reproduksi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015


 WHO telah merancang suatu kelanjutan dari MDG, yakni SDG dengan
target penurunan AKI hingga 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030.
 (SDG) Pemerintah sendiri mentargetkan dalam RPJMN 2015-2019
penurunan AKI hingga 306 tahun 2019.
 Sementara di Semarang AKI mengalami peningkatan. Setelah berhasil
menurunkan AKI dari 120 kematian per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011- 2012, AKI
kembali meningkat menjadi 108 dan 123 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2013 dan 2014. Jumlah kasus pada tahun 2014 sebanyak 33
kasus. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti tahun 2015, jumlah
kasus kematian ibu meningkat menjadi 35 kasus.
Epidemiologi Kematian Ibu

 Tahun 2010, sekitar 800 wanita meninggal setiap harinya dengan


penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, hampir
semua kematian (99%) terjadi di negara berkembang,.
 Negara maju melaporkan 16 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
dan negara berkembang melaporkan 240 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup
 Data tren AKI dari tahun 1990-2012 menunjukkan Indonesia masuk
dalam daftar AKI tertinggi diantara beberapa negara-negara ASEAN
seperti Malaysia, Thailand, Philipina, Vietnam, dan Myanmar. Lebih dari
9.500 ibu di Indonesia meninggal setiap tahun, sebagai perbandingan,
kematian ibu di Filipina sekitar 1.900, di Thailand sekitar 420, dan di
Malaysia hanya sekitar 240 setiap tahunnya.

WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank. 2008


 Pada tahun 1987, kekhawatiran terkait dampak dari tingginya kasus
kematian ibu mendorong WHO dan organisasi-organisasi internasional
lain untuk melahirkan The Safe Motherhood Initiative. dengan tujuan
untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar tetap
optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan. Konsep
safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:
a. Keluarga Berencana
b. Perawatan Antenatal
c. Perawatan Persalinan
d. Perawatan Postnatal
e. Perawatan Post-aborsi
f. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS

KKRI, 2015. Women & Children First, 2015. Policy Project. Maternal Health Handout III. 2003.
Determinan Kematian Ibu
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah faktor medik, faktor non medik, dan
faktor pelayanan kesehatan
o Faktor medik,
Meliputi faktor 4 : Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat),
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas meliputi perdarahan, infeksi, keracunan
kehamilan, komplikasi akibat partus lama, trauma persalinan, keadaan dan gangguan yang
memperburuk derajat kesehatan ibu selama hamil

Kehamilan Resiko Tinggi


Setiap kehamilan adalah dengan risiko, namun pada kondisi tertentu risiko pada ibu hamil
tersebut akan menjadi lebih tinggi.
1. Umur Ibu
Kehamilan paling aman adalah pada kelompok usia 20-29 tahun.Terlalu muda (<20 tahun)–
kehamilan pada usia muda memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya anemia dan hipertensi
dalam kehamilan, dan persalinan preterm dibanding dengan kehamilan pada kelompok wanita
usia 20-35 tahun. Terlalu tua (>35 tahun)–setelah usia35 tahun, ada peningkatan risiko komplikasi
obstetrik, morbiditas, dan mortalitas perinatal

Charles R.Beckham, 2010. Prawirohardjo S, 2010


2. Riwayat obstetri
 Riwayat Obstetri dahulu
Meliputi,
 Bayi lahir mati, atau bayi dengan kelainan kongenital,
 Riwayat persalinan preterm,
 Grande multipara atau grande multigravida,
 Riwayat operasi sesar atau histerotomi,
 Komplikasi post-partum(contoh perdarahan post-partum cenderung
berulang),
 Inkompabilitas Rh maupun ABO dengan bayi sebelumnyat,
 Riwayat preeclampsia dan eclampsia , jarak antar kehamilan terlalu
dekat, yakni anak terkecil < 2 tahun

Charles R.Beckham, 2010. Prawirohardjo S, 2010


 Riwayat obstetri sekarang
Beberapa keadaan dapat muncul selama masa kehamilan dan menjadikan
sebuah kehamilan menjadi kehamilan risiko tinggi, yaitu:
 a) Kehamilan ganda, atau lebih.
 b) Pre-eclampsia dan eclampsiac.
 c) Diabetes gestasional, merupakan diabetes yang muncul ketika seorang
wanita hamil, bukan diabetes yang telah ada sebelum kehamilan dan
apabila tidak terkontrol akan meningkatkan risiko persalinan preterm,
hipertensi dalam kehamilan, dan pre-eclampsia.

Charles R.Beckham, 2010. Prawirohardjo S, 2010


3. Pemeriksaan fisik
Tinggi badan
Ibu hamil yang pendek, tinggi badan kurang dari 150 cm atau 140 cm.
Berat badan baik ibu hamil overweight maupun underweight, keduanya
termasuk dalam faktor yang menyebabkan kehamilan risiko tinggi. IMT
yang dianjurkan bagi wanita hamil adalah 20-24
Pelvis
Pelvis merupakan jalan lahir bagi bayi. Bentuk dan ukuran pelvis dapat
memengaruhi perjalanan persalinan. Bentuk pelvis ada empat jenis,
yakni ginekoid, android, anthropoid, dan platypelloid
4. Penyakit yang diderita 5. Faktor sosial ekonomi dan gaya
-> patologi pada kehamilan – risiko tinggi hidup
a.) Diabetes a. Sosial ekonomi
Diabetes Melitus Gestational b. Alkohol
b.) Hipertensi c. Rokok
c.) Preeklamsia d. Obat terlarang
d.) Penyakit Jantung Struktural Berat
e.) Tuberkulosis

Prawirohardjo S, 2010. WHO, 2015. Robson Elizabeth, 2008


4. Penyakit yang diderita
-> patologi pada kehamilan – risiko tinggi
a.) Diabetes
Diabetes Melitus Gestational
b.) Hipertensi
c.) Preeklamsia
d.) Penyakit Jantung Struktural Berat
e.) Tuberkulosis

Robson Elizabeth, 2008


o Faktor Non-Medik
Faktor non medik yang berkaitan dengan kematian ibu dan
menghambat upaya penurunan kesakitan dan kematian maternal,
meliputi terbatasnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan resiko
tinggi. Penanganan kelompok berisiko seringkali mengalami kematian
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, disebabkan oleh 3
(tiga) faktor keterlambatan, yang dikenal dengan faktor ”3T” yaitu:
1. Terlambat mengambil keputusan untuk merujuk
2. Terlambat mencapai RS rujukan
3. Terlambat mendapatkan pertolongan di RS rujukan.
->Gawat Darurat Obstetri Yang melibatkan Ibu
1. Abortus
 1) Abortus denganperdarahan hebat yang rnengancam nyawa
 2) Abortus septik
2. Kehamilan Ekstrauteri (ektopik)

Robson Elizabeth, 2008. Depkes, 2011. Eadara Murthy, 2002


E. Kebijaksanaan Departemen Kesehatan Dalam
penurunan AKI

 Tingginya AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran


hidup (SDKI, 1994) tertinggi di ASEAN, menempatkan upaya
penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia.

Sarwono, 2009
->Program Pemerintah
Pemerintah dalam upayanya untuk meningkatkan kesehatan ibu bertanggung
jawab untuk menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan
kesehatan berkualitas. Upaya pemerintah dalam kesehatan ibu meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan ibu hamil salah satunya
adalah pemberian antenatal care (ANC) minimal empat kali selama
kehamilan 1x pada trimester pertama, 1x kali pada trimester kedua, dan 2x
pada trimester ketiga.
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Upaya dalam pelayanan kesehatan ibu bersalin terutama ditujukan agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, diantaranya
dokter umum, bidan, dan dokter spesialis kandungan, di fasilitas kesehatan
yang memadai.
3) Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Depkes, 2011
4) Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan
Tujuannya adalah agar keluarga mampu membuat perencanaan persalinan yang
baik dan peningkatan kesiapsiagaan baik keluarga maupun masyarakat sekitar
dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas.
5) Pelayanan Kontrasepsi
Upaya pemerintah dalam pelayanan kontrasepsi adalah melalui program Keluarga
Berencana (KB). Program ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi
kematian ibu terutama pada ibu dengan faktor risiko 4T, yakni terlalu muda
melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun), terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu sering melahirkan.
6) Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu
dapat memperoleh pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas.

Depkes, 2011
-> Perkembangan di Indonesia
 Tahun 1990-1991, Departemen Kesehatan dibantu WHO, UNICEF dan
UNDP melaksanakan Assessment Safe Motherhood. Sasarannya adalah
menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada 1986,
menjadi 225 pada tahun 2000 . Awal tahun 1996, Departermen Kesehatan
mengadakan Lokakarya Kesehatan Reproduksi,yang menunjukkan
komitmen Indonesia untuk melaksanakan upaya kesehatan reproduksi
sebagaimana dinyatakan dalam ICPD di Kairo. Pada pertengahan tahun itu
juga, Menperta meluncurkan Gerakan Sayang Ibu, yaitu upaya advokasi
dan mobilisasi sosial untuk mendukung upaya percepatan penurunan AKI

Sarwono, 2009

Anda mungkin juga menyukai