Meningitis
Meningitis
1
PENDAHULUAN
Meningitis merupakah masalah medis penting
angka kematian & angka kecacatan .
Sinonim : leptomeningitis.
Meningitis merupakan reaksi keradangan yg
mengenai salah satu/ bbrp lapisan selaput otak :
piamater,
araknoid,
ruang subaraknoid &
dpt meluas ke jaringan otak & medulla spinalis
2
Membran yg melapisi otak & medulla spinalis
Duramater atau pachymeningen.
Arachnoid.
Piamater.
3
4
5
6
EPIDEMIOLOGI
Jumlah kasus bervariasi & tergantung letak geografi &
usia.
Seluruh dunia :
600.000 kasus/ thn.
75.000 dg gangguan pendengaran berat
AS :
25.000 kasus baru/ thn.
Insiden 3-5 kasus/ 100.000 penduduk/ thn.
70% kasus pd anak usia < 5 tahun
Negara berkembang lbh banyak.
7
Untuk menurunkan morbiditas & mortalitas
meningitis :
Pengetahuan tentang patofisiologi dari meningitis
Perhatian & waspada terhadap meningitis.
Cepat mengetahui kemungkinan penyebabnya.
Terapi cepat & adekwat.
Melakukan kegiatan preventif.
8
PEMBAGIAN KLINIS :
Meningitis bakterial akut/ purulenta.
Meningitis bakterial sub akut,.
Meningitis bakterial kronis.
Aseptik meningitis.
9
ETIOLOGI
UMUR ORGANISME PENYEBAB YANG UMUM
10
PATOGENESA
Penyebaran infeksi melalui :
1. Hematogen.
2. Percontinuitatum (Perluasan langsung dari
infeksi).
3. Implantasi langsung, misal :
• Trauma terbuka kepala
• Tindakan bedah otak.
• Lumbal pungsi.
11
PATOGENESA
Multiplikasi & lisis bakteri dlm RSA
TIK ↑
12
Faktor virulensi bakteri pada meningitis
bakterial
Faktor-faktor Konsekuensi
13
GAMBARAN KLINIS
Onset akut 25% timbul dlm waktu 24 jam setelah
onset
Sakit kepala.
Kaku kuduk.
Panas & menggigil.
Fotofobia.
Mual, muntah.
Kejang.
Gejala neurologis fokal.
Penurunan kesadaran.
14
Gambaran ….
Pemeriksaan fisik :
Kaku kuduk/ iritasi meningen.
Kernig, Brudzinki I s/d IV.
Papil edema.
Gejala neurologis fokal, terutama ggn pd saraf
kranialis III, IV, VI, VII 10-20% Px.
Infeksi ekstrakranial sbg sumber, misal : OMP, dll.
Artritis, terutama bila N. meningitidis sbg
penyebab.
Kejang
Penurunan kesadaran koma
15
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Laboratorium : EEG.
UL. Lumbal Punksi :
DL Fraksi protein :
Elektrolit SIADH. None
Gula darah. Pandy.
Fungsi ginjal & hati. Hitung sel.
Kultur darah. Protein.
Tes untuk syphilis. Kadar glukosa
Radiologi : bandingkan dg kadar
X-foto Thoraks.
glukosa darah.
Direct smear / hapusan
X-foto sinus paranasalis/
mastoid. langsung.
Kultur.
CT Scan/ MRI kepala.
16
LUMBAL PUNKSI
MENINGITIS MENINGITIS VIRUS MENINGITIS
BAKTERIAL SEROSA
Glucose N Kdg
(Euglycemia)
Protein Biasanya > 150, Sedikit (80-200) > 1000 mg/dL
dpt > 1000 mg/dL mg/dl (jamur)
15-45 mg/dL
100-500 mg/dl (TB)
17
Pemeriksaan Antigen Spesifik
1. Counter immuno electrophoresis (CIE).
Dpt mendeteksi 5 patogen utama :
H. influenzae tipe B.
N. meningitidis.
S. pneumonia.
B. hemolytic streptococcus.
E. Coli.
2. Latex Particle Agglutination & Co agglutination.
Keduanya lebih sensitif drpd CIE.
18
Pemeriksaan Lain-Lain.
1. Limulus Lysate test.
Deteksi endotoksin bakteri.
Hanya untuk bakteri gram negatif &
meningitis partially treated.
2. Lactate dehydrogenase & asam laktat CSS
kurang spesifik.
3. C reactive protein (CRP).
Untuk differensiasi meningitis bakteri & non
bakteri.
Kurang sensitif pada awal penyakit &
meningitis partial treated.
19
MANAJEMEN
Sedini mungkin setelah diagnosa pasti.
Terapi umum :
Tirah baring total.
Perawatan 5B jangan sampai terjadi dekubitus.
Terapi spesifik :
Antibiotika sesuai dgn hasil pemeriksaan LP.
Bila ada kontra indikasi LP diberikan Antibiotika
sesuai dgn Antibiotika empiris.
Lama pemberian Antibiotika sesuai dgn jenis
bakteri.
20
ALGORITME Dx
21
PILIHAN ANTIBIOTIKA
KUMAN ANTIBIOTIKA
22
3 bln – 7 th S. pneumoniae, N. Cefotaxime / Ceftriaxone.
meningitidis, H. + Vancomycin pd S. pneumoniae
Influenzae resistent Cephalosporin.
Chloramphenicol + Vancomycin.
+ Dexamethason.
23
PILIHAN ANTIBIOTIKA
KUMAN ANTIBIOTIKA
24
DOSIS ANTIBIOTIKA
ANTIBIOTIKA ANAK-ANAK DEWASA INTERVAL
(mg/kg/hr) (gram/ hari) PEMBERIAN
(Jam)
INTRAVENOUS :
Penicillin G 200.000 Unit/hr 20 juta Unit/hr 2-4
Ampicillin 150-300 12-18 4
Nafcillin 300 8-12 4
Piperacillin 300 10-15 4
Cefotaxime 100-225 8-12 4
Ceftazidime 100 6-8 4
Vancomycin 20-40 2-3 6
Chloramphenicol 4-6 6
Tobramycin / 5-8 3-5 mg/kg/hr 8
Gentamycin 5-8 30 mg/kg/hr 8
Amikacin 10 TMP : 15 mg/kg/hr 8
Bactrim
25
INTRATEKAL :
Tobramycin 2,5 mg/hr 8 mg/hr
Amikacin 5 mg/hr 20 mg/hr
26
Terapi Tambahan
1. Deksamethason.
Menghambat reaksi inflamasi, krn lisis bakteri dlm ruang
subarachnoid.
Px resiko tinggi, edema otak, TIK .
Efek samping : perdrhan GI, supresi imun fungsi imun
seluler.
Perbaikan BBB penetrasi AB ke dlm CSS.
2. Immunoglobulin
Diberikan sedini mungkin.
Menetralkan endotoksin, krn † bakteri.
Tidak menyebabkan supresi imun.
Pilihan : lebih baik yg dpt menembus BBB pilih molekul kecil,
Dosis : 1-3 ml/kg BB secara intravena, diberikan per infus dengan
kecepatan 150-225 ml/jam atau 40-60 tetes/menit.
27
Komplikasi
Neurologi :
Gangguan cerebrovaskuler (15,1%) infark nekrosis otak.
Edema otak (14%).
Hidrosefalus (11,6%).
Perdarahan otak (2,3%).
Kejang-kejang.
Efusi subdural sering terjadi pd anak
Parese nervi cranialis (N. III, VI, VII, VIII)
Non Neurologi :
Septik shok (11,6%).
Respiratory distress syndrome (3,5%).
DIC (8,1%).
Pneumonia.
Miokarditis, endokarditis.
28
PROGNOSIS
Case Fatality Rate : 20-40%.
Prognosis bergantung kepada :
Usia.
Jenis bakteri.
Kesadaran penderita saat MRS.
Kecacatan yang ada saat MRS.
Ras.
Jenis Kelamin.
Kejang/ defisit neurologis fokal.
Kecepatan pengobatan.
29
MENINGITIS TUBERKULOSA
30
MENINGITIS SUB AKUT/ KRONIS
31
PATOFISIOLOGI
Pada umumnya didptkan fokus di tempat lain.
Anak-anak primer di paru.
Dewasa primer dari tempat lain, spt mastoid, spondilitis,
serta organ lain.
Penyebaran :
Kelenjar regional duktus torasikus sirkulasi/ hematogen invasi
ke SSP eksudat kaseosa masuk ke ruang sub araknoid
MENINGITIS
Predileksi eksudat kaseosa di daerah basal otak
pembuntuan aliran liquor serebrospinalis pd akuaduktus Sylvii
& ruang subaraknoid batang otak HYDROSEFALUS, PAPIL
EDEMA, TIK .
Pd ruang subarachnoid didptkan keradangan pembuluh drh
(arteritis) trombosis infark cerebri multiple
32
GEJALA KLINIS
GEJALA/ TANDA FASE
I II III IV
Rangsang meningen - + + +
Kelainan saraf otak (N. VI, - + + +
VII)
Hemiparese - + + +
Tanda neurologik fokal - - + +
Konvulsi - - + +
Penurunan kesadaran - - + +
Shock & Koma - - - +
33
DIAGNOSA
Gejala klinis.
Pemeriksaan LCS :
Liquor jernis.
Leukosit antara 50-400/ mm3
Lymphosit predominan/ mononuklear.
Kadar glukosa menurun.
Kadar protein .
Terdapat pelikel.
Pemeriksaan tambahan :
Thoraks foto.
CT-Scan Kepala
34
Dasar diagnosa :
Adanya rangsang meningeal seperti :
Kaku kuduk.
Tanda Kernig.
Tanda Brudzinski.
Pemeriksaan Liquor serebro spinalis :
Leukositosis, terutama limfosit/ mononuklear.
Kadar protein
Kadar glukosa
Ditambah 2 dari 3 kriteria di bawah ini :
Adanya bakteri tuberkulosa dg hapusan maupun
kultur dari pellikel cairan otak.
X-foto thorak gambaran yang sesuai dengan
tuberkulosa.
Adanya kontak dg penderita tuberkulosa aktif.
35
KOMPLIKASI
Hidrosefalus.
Kejang.
Hemiplegia.
Parese nervi kranialis.
Afasia.
Encephalomyelopaty.
36
TATALAKSANA
Pengobatan umum sama dengan meningitis
bakterial akut.
Pengobatan spesifik, digunakan kombinasi
tuberkulostatika :
INH.
Ethionamid/ Pyrazynamid.
Streptomycin.
Rifampicyn.
37
TATALAKSANA
Pemberian kortikosteroid, bila didapatkan
keadaan :
Penderita mengalami shock.
Adanya peningkatan TIK.
Adanya tanda-tanda arachnoiditis.
Didapatkan gejala neurologis fokal yang progresif
baik di hemisfer, batang otak, mielum atau akar
saraf.
38
PROGNOSA The Medical Research Council of Great Britain
GRUP I GRUP II GRUP III
Iritasi meningen + + +
Tanda neurologis -
fokal: + +
Paralisis ekstra + +
okuler.
Hemiparesis
Hemiplegia/ - - +
Paraplegia
PROGNOSA Dpt sembuh 80 % sembuh Kurang dari 50% yg
sempurna sembuh
39
ASEPTIK MENINGITIS
40
Definisi
Adl penyakit dengan manifestasi klinis meningitis,
abnormalitas CSS yang ringan dan perjalanan penyakit
yang benign.
Kriteria menurut Wallgren th 1925 :
Onset akut
Terdapat gejala dan tanda meningeal
Abnormalitas CSS khas meningitis dengan predominan sel
mononuklear
Tidak ada bakteri pada hapusan maupun kultur CSS
Tidak ada fokus infeksi parameningeal
Self-limited
41
Viral meningitis merupakan self limiting illness,
tetapi sering berkembang menjadi
meningoencephalitis yg lebih berat & merupakan
aseptik meningoencephalitis.
ETIOLOGI :
Entero virus.
Mumps virus
Lymphocitic.
Arbo virus.
Herpes simpleks.
Herpes zoster.
Paling sering Echovirus dan Coxsakie virus
42
PATOFISIOLOGI
Penyebaran secara hematogen.
GEJALA KLINIS
Onset mendadak / sub akut.
Sakit kepala hebat, sub febril, muntah & kaku kuduk.
Sering disertai fotofobia.
Kejang & peningkatan TIK.
43
DIAGNOSA
Gejala klinis.
Pemeriksaan LCS:
Liquor jernih.
Sel 50-500/ mm3 Lymphosit predominan.
Kadar glukosa & Chlorida normal.
Protein meningkat ringan.
44
PENATALAKSANAAN
Acyclovir 10 – 15 mg/kg setiap 8 jam selama 14- 21 hari
45
46
KOMPLIKASI
Meningoencephalitis.
Pada anak-anak
Retardasi mental.
Kejang.
Buta kortikal.
Hidrosefalus, mikrosefalus, tetraparesis.
PROGNOSA
Prognosa jelek ,bila ada komplikasi meningoencephalitis.
47
PENCEGAHAN
Mengeliminir bakteri.
Imunisasi.
Vaksinasi.
48
49