Anda di halaman 1dari 33

Severity of primary open-angle glaucoma in

patients with hypertension and diabetes


Anadi Khatri1. Jeevan Kumar Shrestha2. Madhu Thapa2, Bal
Kumar Khatri3. Muna Kharel3

In: Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity:Targets


and Therapy 2018:11 209–215

BAYU
PRATAMA
1708435973
PENDAHULUAN
✘ Glaukoma penyakit kedua tersering
penyebab kebutaan di seluruh dunia

✘ Silent killer pada mata  Bersifat


asimptomatik pada stadium awal, progresif,
kronis dan hilangnya penglihatan
✘ Primary Open Angle Glaucoma (POAG) 
neuropati optik pada sudut mata terbuka dan
tidak ada kondisi okuler/sistemik yang jelas
sebagai penyebabnya

✘ ¾ (74%) dari semua kasus glaukoma adalah


POAG

✘ Tahun 2010  60.500.000 orang dengan


glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup
Tujuan :
✘ Evaluasi tingkat keparahan POAG pada pasien dengan HTN dan
DM atau keduanya
FAKTOR RESIKO
Faktor Risiko  Hipertensi

✘ Hubungan antara POAG dan tekanan darah (BP) ini tidak dapat
diprediksi dan tidak cukup dipahami. Beberapa studi epidemiologi
skala besar telah menyelidiki hubungan ini - menggambarkan
laporan yang saling bertentangan.
✘ Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa sebuah risiko
rendah glaucoma, pada individu dengan peningkatan TD,9 laporan
lainnya menggunakan data cross-sectional terdapat hubungan
signifikan antara BP sistemik yang tinggi dan POAG.
Faktor Risiko  Diabetes Mellitus

• Kadar hiperglikemia jangka panjang & dyslipidemia  stress


oksidatif  kerusakan neuron

• Disfungsi autoregulasi aliran darah  berkurangnya aliran darah


ke retina

• Ciccone et al : Aktivasi berbagai jalur biokimia  disfungsi endotel


 disregulasi aliran pembuluh darah
PASIEN DAN METODE
METODE PENELITIAN
• studi deskriptif cross-sectional berbasis rumah sakit

SAMPEL
• Sebanyak 221 pasien terdaftar dalam penelitian ini

LOKASI
• Department of Ophthalmology, VitreoRetina Fellow, Lumbini Eye Institute, Nepal

WAKTU
• dilakukan selama 18 bulan dari Januari 2016 hingga Juni 2017

Penelitian telah disetujui komite etika dan dewan peninjau kelembagaan Institute of
Medicine, Nepal, dan telah mengikuti prinsip-prinsip Deklarasi Helsinki
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

✘ pasien POAG dengan penyakit ✘ pasien memiliki sudut mata


HTN, DM – dengan atau tanpa sempit
obat ✘ riwayat operasi intraocular
(prosedur vitreoretinal, operasi
filtrasi glaucoma)
✘ PCAG
✘ SOAG
✘ glaukoma inflamasi
✘ glaukoma kongestif yang akut
✘ anomali diskus optik
• Tingkat keparahan didasarkan pada :

Rasio cup – disc (CDR)

Pendarahan diskus

Perubahan tepi neuroretinal

Skor Analisis Lapangan Pandang Humphrey-Parrish-Anderson (HPA)

Sistem staging Speath Field Damage


PROSES DAN ANALISA
DATA
PROSES DAN ANALISA DATA

✘ Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 20 (IBM


Corporation, Armonk, NY, USA) setelah mencocokkan usia, jenis
kelamin, dan durasi POAG / HTN / DM di antara para peserta.
IZIN ETIS
IZIN ETIS
✘ Telah disetujui Institute of Medicine Nepal sesuai dengan Deklarasi
Helsinki.

✘ Informed consent ditandatangani pasien/orangtua/wali hukum


HASIL
HASIL
Pemeriksaan dilakukan pada 442 pasien mata, 221 merupakan POAG.
Karakteristik demografi :
Usia, dalam tahun Jenis kelamin Total (%)

Pria Wanita
11-20 2 4 6 (2.7)
21-30 9 3 12 (5.4)
31-40 11 15 26 (11.7)
41-50 14 21 35 (15.8)
51-60 31 22 53 (23.9)
61-70 25 26 51 (23.1)
71-80 15 22 37 (16.7)
81-90 0 1 1 (0.4)
Total (%) 107 (48.1) 114 (51.9) 221 (100)
Pasien POAG dengan HTN dan DM
Pemeriksaan mata pada pasien POAG dengan atau tanpa HTN
Tingkat Keparahan DLP pada pasien POAG berkaitan dengan
HTN
Pemeriksaan mata pada pasien POAG dengan atau tanpa DM
Tingkat Keparahan DLP pada pasien POAG berkaitan dengan DM
Pemeriksaan mata pada pasien POAG dengan atau tanpa HTN
dan DM
Tingkat Keparahan DLP pada pasien POAG berkaitan dengan DM
dan HTN
DISKUSI
Hasil penelitian : POAG dengan HTN mempengaruhi
keparahan DLP dengan OR 2.75

✘ Hipotesis sebelumnya : ↑ TD faktor protektif terhadap POAG,


namun menurut He et al, hal itu hanya terjadi pada fase ↑ TD akut

✘ Chan et al  Pasien dengan penyakit kardiovaskuler 2,33 kali


lebih mungkin mengalami glaukoma progresif, meskipun TIO rata-
rata rendah.
Hasil penelitian : POAG dengan DM mempengaruhi
keparahan DLP dengan OR 4.72
✘ Shakya-Viadya et al  risiko POAG ↑ 3.5 x lipat pada pasien
diabetes dibanding pasien non-diabetes

✘ Blue Mountains Eye Study  OR glaucoma pada pasien diabetes


2.12 x lipat dibanding pasien non-diabetes.

✘ Zhoum et al  Pasien DM berisiko 1,4 kali lipat lebih besar


mengalami POAG dibanding pasien non-diabetes

✘ Toda dan Nakanishi-Toda  DM dan POAG memiliki hubungan


langsung
Hasil penelitian : POAG dengan HTN dan DM mempengaruhi
keparahan DLP dengan OR 19.9

✘ Shakya-Viadya et al  POAG berhubungan positif dengan HTN


dan DM dalam semua kelompok etnis
✘ Newman-Casey et al
 Pasien dengan DM : risiko ↑ 35%
 Pasien dengan HTN : risiko ↑ 17%
 Pasien dengan HTN dan DM : risiko ↑ 48%
Beberapa teori mengatakan :

DM 
✘ Hiperglikemia dan dyslipidemia jangka panjang  stress oksidatif
✘ Disfungsi autoregulasi  ekspresi berlebih hypoxia-inducible factor
1 alpha (HIF-1α)
✘ Remodelling jaringan ikat pada diskus optikus

HT  ???
KESIMPULAN
KESIMPULAN
✘ Pasien POAG dengan HTN/DM atau keduanya = “Pasien berisiko
tinggi”
✘ Pasien berisiko tinggi  POAG yang lebih parah
✘ Pemeriksaan yang lebih baik dari sebelumnya (analisis
progresifitas dan modifikasi perawatan)
✘ Edukasi dan evaluasi pasien tentang penyakit, faktor risiko
pemberat dan perawatan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai