NI WYN ARI MARIANI (C2118020) NI PUTU INDAH PERMATASARI (C2118021) KADEK ANDIKA DWI PUTRA (C2118022) L.K.SRI ASTUTI (C2118023) MARIA ROSWITA (C2118024) NI WAYAN SRI SUADNYANI (C2118025) I WAYAN ARYO RUMAMBI (C2118026) KADEK KRISNA DEWI (C2118027) GANGGUAN IRAMA JANTUNG ATAU ARITMIA merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. 1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard 2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard. 3. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia) 4. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung. 5. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis) 6. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme) 7. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat PENYAKIT ARTERI KORONER TEKANAN DARAH TINGGI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN OBESITAS DIABETES OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA TERLALU BANYAK MINUM ALKOHOL KONSUMSI KAFEIN DAN NIKOTIN 1. SINUS TAKIKARDI - Irama teratur - Frekuensi jantung (HR) : > 100-150 x/menit - Gelombang P : normal, gelombang P selalu diikuti gelombang QRS - Interval Pr : normal (0,12-0,20 detik) - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 2. SINUS BRADIKARDI - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : < 60 kali/menit - Gelombang P : normal, gelombang P selalu diikuti gelombang QRS - Interval Pr : normal (0,12-0,20 detik) - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 3. SINUS ARITMIA - Irama : tidak teratur - Frekuensi jantung (HR) : biasanya antara 60- 100 kali/menit - Gelombang P : normal, gelombang P selalu diikuti gelombang QRS - Interval Pr : normal (0,12-0,20 detik) - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 4. TAKIKARDI SUPRA VENTRIKEL - Irama : Teratur - Frekuensi jantung (HR) : 150-250 kali/menit - Gelombang P : sukar karena bersatu dengan gelombang T, kadang gelombang P terlihat kecil - Interval Pr : tidak dapat dihitung atau memendek. - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 5. FLUTER ATRIAL - Irama : biasanya teratur bisa juga tidak - Frekuensi jantung (HR) : bervariasi - Gelombang P : bentuknya seperti gigi gergaji di mana gelombang P timbulnya teratur dan dapat dihitung, P : QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1 - Interval Pr : tidak dapat dihitung - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 6. FIBRILASI ATRIAL - Irama : tidak teratur - Frekuensi jantung (HR) : bervariasi - Gelombang P : tidak dapat di identifikasikan, bentuknya kecil-kecil - Interval Pr : tidak dapat dihitung - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 7. IRAMA JUNGSIONAL / JR - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : 40- 60 kali/menit - Gelombang P : bisa tidak ada, bisa ada tapi bentuknya terbalik, atau muncul setelah gelombang QRS - Interval Pr : kurang dari 0,12 detik atau tidak ada) - Gelombang QRS : normal (0,06-0,12 detik) 8. IRAMA IDIO VENTRIKULER - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : 20-40 kali/menit - Gelombang P : tidak terlihat - Interval PR : tidak dapat dihitung - Gelombang QRS : > 0,12 detik 9. VENTRIKEL EKSTRA SISTOL - Irama : tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul dini - Frekuensi jantung (HR) : tergantung irama dasarnya - Gelombang P : tidak ada - Interval Pr : tidak dapat dihitung - Gelombang QRS : > 0,12 detik 10. VENTRIKEL TAKIKARDI - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : > 100 kali/menit - Gelombang P : tidak terlihat - Interval Pr : tidak ada - Gelombang QRS : > 0,12 detik 11. TORSADE DE POINTES /VT POLIMORFIK - Irama : tidak teratur - Frekuensi jantung (HR) : > 100 kali/menit - Gelombang P : tidak ada - Interval Pr : tidak dapat dihitung - Gelombang QRS : > 0,12 detik (bermacam- macam bentuk) 12. VENTRIKEL FIBRILASI - Irama : tidak teratur - Frekuensi jantung (HR) : tidak dapat dihitung - Gelombang P : tidak ada - Interval Pr : tidak ada - Gelombang QRS : tidak dapat dihitung, bergelombang dan tidak teratur - Dua macam Vf : Vf kasar (Coarse) dan Vf halus (Fine) 13. BLOK SINO ATRIAL (SA BLOK) - Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS, T - Irama : teratur, kecuali pada yang hilang - Frekuensi jantung (HR) : biasanya < 60 kali/menit - Gelombang P : normal, gelombang P selalu diikuti gelombang QRS - Interval Pr : normal (0,12-0,20 detik) - Gelombang QRS : normal (0.06-0,12 detik) 14. AV BLOK DERAJAT I - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : biasanya antara 60- 100 kali/menit - Gelombang P :normal, gelombang P selalu diikuti gelombang QRS - Interval Pr : memanjang > 0.20 detik - Gelombang QRS : normal (0.06-0,12 detik) 15. AV BLOK DERAJAT II MOBITZ I - Irama : tidak teratur - Frekuensi jantung (HR) : 60-100 kali/menit atau < 60 kali/menit - Gelombang P :normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS dalam satu siklus - Interval Pr : makin lama makin panjang sampai ada gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS, kemudian siklus berulang - Gelombang QRS : normal (0.06-0,12 detik) 16. BLOK ATRIOVENTRIKULER DERAJAT 2 TIPE MOBITZ 2 - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : biasanya < 60 kali/menit - Gelombang P : normal, ada satu atau lebih gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS - Interval Pr : normal/memanjang secara konstan kemudian ada blok - Gelombang QRS : normal (0.06-0,12 detik) 17. BLOK ATRIOVENTRIKULER DERAJAT 3 - Irama : teratur - Frekuensi jantung (HR) : < 60 kali/menit - Gelombang P : normal, tetapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri-sendiri, sehingga gelombang P kadang diikuti gelombang QRS kadang-kadang tidak - Interval Pr :berubah-ubah/tidak ada - Gelombang QRS : normal (0.06-0,12 detik) atau > 0,12 detik - Supraventrikuler Takikardi (SVT) terjadi karena adanya faktor re-entri impuls pada SA node/atrium. - Aritmia terjadi karena gangguan pembentukan impuls (otomatisitas abnormal atau gangguan konduksi) antara lain: a. Gangguan dari irama sinus, seperti takikardi sinus, bradikardi sinus dan aritmia sinus. b. Debar ektopik dan irama ektopik 1. Perubahan TD, nadi tidak teratur, bunyi jantung irama tak teratur, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun bila curah jantung menurun berat. 2. Sinkop, pusing, disorientasi, bingung, perubahan pupil. 3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah 4. Palpitasi 5. Pingsan 6. Rasa tidak nyaman di dada 7. Lemah atau keletihan 8. Detak jantung cepat (takikardi) 9. Detak jantung lambat (bradikardi) 1. EKG 2. Monitor Holter 3. Foto Dada 4. Scan Pencitraan Miokardia 5. Elektrolit 6. Pemeriksaan obat 7. Pemeriksaan Tiroid 8. Laju Sedimentasi 9. GDA/nadi Oksimetri 1. TERAPI MEDIS OBAT-OBATAN ANTI ARITMIA 2. TERAPI MEKANIS - Kardioversi - Defibrilasi - Defibrilator kardioverter implantabel - Terapi Facemaker PENGKAJIAN PRIMER 1. Airway - apakah ada peningkatan sekret - adakah suara nafas : krekels? 2. Breathing - adakah distress pernafasan? - adakah hipoksemia berat? - adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas? - apakah ada bunyi whezing? 3. Circulation - apakah ada takikardi? - apakah ada takipnoe? - apakah haluaran urine menurun? - apakah terjadi penurunan TD? - bagaimana kapilery refill? - apakah ada sianosis? PENGKAJIAN SEKUNDER 1. Riwayat Penyakit - faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi - Riwayat IM sebelumnya (Disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi - kondisi psikososial 2. Pengkajian Fisik - Aktivitas : Kelelahan umum - Sirkulasi : Perubahan TD, nadi tidak teratur, bunyi jantung irama tak teratur, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluaran urine menurun bila curah jantung menurun berat. - Integritas Ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak, marah. - Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah - Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi - Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina - Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels, ronchi, mengi) - Keamanan : demam, kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema, kehilangan tonus otot/kekuatan 1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan gangguan konduksielektrial penurunan kontraktilitas miokardia 2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis 3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan umum, tirah baring lama/imobilisasi Disusuntergantung masalah masing-masing sesuai NIC, NOC Sesuaidengan intervensi yang disusun disesuaikan dengan permasalahan/kebutuhan pasien Evaluasitindakan disesuaikan dengan kriteria hasil pada tujuan di rencana tindakan