Anda di halaman 1dari 35

1

KOMANG AYU HENNY ACHJAR

Kamis, 04 Juni 2009


terapi modalitas

TERAPI MODALITAS (THERAPEUTIK MODALITIES)

SEBAGAI ALTERNATIF TINDAKAN MENGATASI NYERI HAID

REMAJA.

Ns.Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom

===============================================================

Haid merupakan proses alami yang dialami remaja putri. Penyebab nyeri haid bermacam-macam,
dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah,
penyakit yang menahun, kurang darah, kondisi tubuh yang menurun serta adanya pengaruh
hormon, kelainan atau penyakit seperti penyakit infeksi rahim, adanya kista/polip, tumor
kandungan, kelainan kedudukan rahim yang menetap. Remaja putri diharapkan mampu
melakukan tindakan pencegahan atau sedini mungkin mampu melakukan tindakan pengobatan
bila mengalami permasalahan dengan sistem, proses dan fungsi alat reproduksi sehingga remaja
putri tidak mengalami rasa bersalah, kebingungan dan stress pada saat mengalami nyeri haid.
Remaja putri hendaknya juga mengetahui tentang haid sedini mungkin sebelum remaja
mengalaminya, agar remaja dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan reproduksi secara
sehat dan bertanggung jawab.

Alternatif pengobatan nyeri haid yang dapat dilakukan oleh remaja putri di rumah tanpa harus
meminum obat adalah penggunaan terapi modalitas (modality therapies) seperti thermal therapy
(kompres hangat), relaksasi progresif, imagery guidance. Penggunaan terapi modalitas biasanya
dilengkapi dengan penggunaan terapi komplementer (complementary therapies) / terapi
pelengkap seperti senam haid, yoga, meditasi. Penggunaan terapi modalitas dan terapi
komplementer merupakan cara sehat bagi remaja putri dalam merawat kesehatan reproduksinya,
karena penggunaan obat-obatan yang secara bebas dibeli di warung tanpa resep, akan
berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh remaja. Penggunaan terapi modalitas dan
komplementer di rumah, dapat meningkatkan kemampuan remaja putri dan keluarga secara
mandiri dengan mengenal perawatan organ reproduksi secara sehat.

Prinsip pengalihan rasa nyeri menggunakan distraksi dan relaksasi. Distraksi menggambarkan
pengalihan perhatian klien dan persepsi nyeri dengan tehnik mengurangi stimulus yang
menggangggu seperti suara bising, cahaya terang. Tehnik distraksi dapat dilakukan dengan cara
visual distraksi (membaca dan menonton televisi, menonton pertandingan, imagery guided),
auditory distraksi (mendengarkan musik, humor), taktil distraksi (pemijatan, nafas lambat),
intelektual distraksi (menulis cerita, bermain, menyusun puzzle).

Tehnik relaksasi biasanya merupakan kombinasi dari lingkungan yang tenang, posisi yang
nyaman, perilaku pasif, konsentrasi terhadap kata-kata atau suara, pengaturan nafas. Relaksasi
dapat menurunkan ketegangan dan stress. Tehnik relaksasi memberikan keuntungan bagi remaja
putri untuk menghadapi keletihan dan tidur dengan nyenyak sehingga meningkatkan energi,
meningkatkan fleksibilitas dan mood remaja, membuat perubahan fisiologis dengan menurunkan
ketegangan otot serta meningkatkan aliran darah.

Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara mandiri sebagai alternatif
pengobatan yang dapat dilakukan klien dan keluarga dalam hal pengobatan dan sudah dibuktikan
secara riset dampaknya terhadap kesehatan klien. Sedangkan terapi komplementer merupakan
terapi alternatif yang dipakai oleh tenaga praktisi lainnya dalam pengobatan sebagai terapi
pelengkap tindakan perawat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Achjar (2007), didapatkan bahwa terapi
komplementer seperti yoga dan meditasi sangat efektif terhadap penurunan intensitas nyeri haid
pada remaja putri, seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1 : Analisis perbedaan penurunan nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan terapi

komplementer yoga dan meditasi pada remaja SMP di kelurahan Depok.

No

Kelompok

Variabel

PRE

POST

p value

Mean

Sd

Mean

Sd

Kelompok yang diberikan Meditasi


Intensitas nyeri

1,95

0,835

1,34

0,765

0,000*

Denyut nadi

85,40

10,628

85,23

10,886

0,794

Lama nyeri

3,70

3,11

4,01

9,189

0,794

Kelompok yang diberikan YOGA

Intensitas nyeri

1,88

1,117

1,45

0,769

0,000*

Denyut nadi
74,12

9,80

74,88

10,531

0,548

Lama nyeri

2,11

0,726

1,38

0,489

0,000*

Berdasarkan tabel 1 di atas, didapatkan perbedaan yang bermakna terhadap penurunan intensitas
nyeri haid (p value = 0,000) dan lamanya nyeri haid setelah dilakukan terapi komplementer yoga.
Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan intensitas nyeri haid setelah dilakukan
meditasi dengan p value= 0,000.

JENIS TERAPI MODALITAS (THERAPEUTIK MODALITIES) UNTUK MENGATASI NYERI HAID

1. Termal Therapy/ terapi kompres hangat

Terapi kompres hangat merupakan terapi kompres yang dilakukan untuk memberikan rasa hangat
pada remaja putri dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada
bagian perut saat haid. Kompres hangat dilakukan dengan cara memasukkan air hangat kedalam
botol atau buli-buli dan diletakkan di bagian perut dengan menggunakan kain pengalas sampai
kondisi nyeri berkurang. Bila air dalam botol dingin, ganti dengan air hangat yang baru. Lakukan
secara berulang sesuai dengan kebutuhan dan sampai kondisi yang diinginkan telah tercapai.
Kompres hangat ditujukan agar memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
memperlancar pengeluaran cairan, merangsang peristaltik usus dan memberikan rasa nyaman
klien.

2. Relaksasi progresif (progressive relaxation)

Merupakan cara efektif untuk mengistirahatkan otot-otot melalui suatu cara yang tepat, diikuti
dengan relaksasi mental dan fikiran. Lakukan sambil berbaring, gunakan ruangan yang tenang
dan bebas dari gangguan, kenakan pakaian yang longgar dan nyaman. Latihan ini dapat dilakukan
dengan membaca seluruh langkah berikut beberapa kali dengan menghafalkan, lalu melakukan
latihan ini sendiri tanpa bantuan orang lain. Latihan dapat juga dilakukan dengan meminta teman
untuk membacakan instruksinya atau rekam suara sendiri. Tindakan relaksasi progresif sebagai
berikut:

a. Tarik nafas, arahkan nafas ke ujung kaki dan relaksasikan bagian tersebut. Arahkan nafas ke
telapak kaki dan tumit dan relaksasikan bagian tersebut, kemudian hembuskan.

b. Tarik nafas, arahkan nafas ke otot kaki bagian bawah dari tumit ke lutut dan relaksasikan.
Pertama kaki kiri kemudian kaki kanan. Hembuskan nafas, rasakan relaksasi dari ujung kaki ke
atas.

c. Tarik nafas, arahkan nafas ke bokong dan panggul kemudian relaksasikan. Hembuskan nafas.

d. Tarik nafas arahkan ke perut dan otot pinggang, relaksasikan dan hembuskan.

e. Tarik nafas arahkan ke dada dan otot punggung, relaksasikan dan hembuskan nafas.

f. Tarik nafas arahkan ke bahu, tangan dan ujung jari, relaksasikan dan hembuskan nafas.

g. Tarik nafas arahkan ke otot dahi, pipi, alis dan rahang. Biarkan rahang turun, rasakan
kenyamanan saat otot tersebut relaksasi. Biarkan perasaan relaksasi ini menyebar ke otot leher,
tenggorokan dan lidah, hembuskan nafas.

h. Bernafaslah secara perlahan dan teratur dalam latihan.

3. Imagery guided

Merupakan kegiatan yang menggunakan imajinasi untuk menciptakan gambaran mental yang
serealistik mungkin dari keadaan atau perilaku baru yang ingin kita bentuk. Secara berkala
kegiatan difokuskan pada perhatian tentang gambaran mental tersebut, sehingga diharapkan
akhirnya dapat menjadi kenyataan. Sebaiknya dilakukan di pagi hari dan hari yang sama (bila
dilakukan sesaat setelah bangun tidur pagi hari, akan mengangkat semangat sepanjang hari).
Sebaiknya dilakukan 2 kali sehari, selama 5-15 menit. Dilakukan dengan posisi duduk tegak dan
usahakan posisi yang nyaman, boleh dilakukan dengan posisi duduk di lantai dengan punggung
bersandar pada dinding atau duduk di kursi dengan kaki di lantai dan kedua tangan diletakkan di
paha atau di lutut. Rilekskan tubuh dan fikiran sedalam mungkin sehingga fokus perhatian dapat
dilakukan secara penuh tertuju pada gambaran mental yang ingin diciptakan.

Tuliskan semua kekhawatiran, kemelut atau masalah yang dikhawatirkan dapat mendistraksi
meditasi yang dilakukan dan berjanji pada diri sendiri bahwa masalah yang ada akan diselesaikan.
Tarik nafas perlahan dan dalam selama 5 hitungan (mulut ditutup) dan hembuskan perlahan
selama 5 hitungan (mulut seperti mencucu), dengan ritme hitungan yang sama. Tutup mata,
visualisasikan dan bayangkan sebuah tempat yang penuh kedamaian. Pusatkan visualisasi pada
tempat yang teduh dimana anda merasa aman dan tenang. Jika gangguan memasuki fikiran,
ingatkan bahwa anda akan menghadapi dan menanganinya setelah ini. Suatu pantai yang tenang
adalah salah satu tujuan mental yang ideal bagi kebanyakan orang, bayangkan diri anda
beristirahat di pasir pantai, rasakan matahari pada kulit, sang ombak menghempas pantai, suara
burung camar dan kapal layar yang samara-samar di kejauhan. Bayangkan tempat mana saja yang
paling indah, yang paling damai dan membawa ketenangan bagi anda. Imagery guided dapat
dilakukan dengan melihat gambar yang paling disukai seperti lukisan mawar, lukisan
pemandangan untuk menciptakan imajinasi.
KOMANG AYU HENNY ACHJAR di 18.33
1 komentar:

arie_psikB9 Januari 2010 08.36


sy baru "kunjungi" blog ibu..
informatif dan bisa diterapkan terutama buat remaja putri/wanita yg punya masalah "nyeri haid"..
usul sy.."dibukukan" ajh bu..biar yg ga bisa or ga smpat connect intrnet juga dapet info..:)
trims..:)

Balas



Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya
KOMANG AYU HENNY ACHJAR
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
MAKALAH
TERAPI KOMPLEMENTER PADA KASUS FRAKTUR
Oleh:
NI WAYAN ADI ANTARI
C2118028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “ Terapi Komplementer Pada Kasus Fraktur” tepat pada
waktunya.

Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
dapat digunakansebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.

Saya menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Terima
kasih

Denpasar, 16 Maret 2019


3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………..4

Rumusan Masalah ……………………………………………………………..4

Tujuan……………………………………………………………………...5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori Terapi Komplementer …………………………………..6

B. Legal Etik Terapi Komplementer Dalam Keperawatan ……………..….20

C. Jenis – jenis Terapi Komplementer Pada Kasus Fraktur …… ………….20

D. Evidence Based Nursing Practice pada Kasus Fraktur ………………...22

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………………….…28

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 29


4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan
pengetahuan dan teknologi untuk berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit.
Meskipun pengobatan alopatik (pengobatan tradisional Eropa) telah berhasil, tetapi
masih banyak kondisi seperti arthritis, nyeri punggung kronis, masalah
gastrointestinal, alergi, sakit kepala, dan insomnia yang sulit diobati, dan banyak
klien menggali metode alternatif untuk mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti
memperkirakan bahwa lebih dari 75% klien mencari perawatan dari praktisi
pelayanan primer untuk mengatasi stres, nyeri dan kondisi kesehatan dimana tidak
diketahui penyebab dan obatnya (Rakel dan Faas, 2006).
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530
orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari
tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%.
Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini
adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang
cukup serta usia berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik dari penelitian ini
bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka
yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997,
arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding
dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia,
Canada,Inggris dan Belanda(Perry, Potter, 2009).
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari terapi komplementer?
Bagaimana legal etik terpi komplementer dalam keperawatan
Apa saja jenis – jenis terapi komplementer pada kasus fraktur?
Evidence based nusing practice pada kasus fraktur
5

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang “Konsep Complementary dan Alternatif
Terapi”.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian Konsep Complementary
Dan Alternatif Terapi.
Mahasiswa mampu memahami tentang tipe terapi alternatif dan
komplementer.
Mahasiswa mampu memahami tentang jenis-jenis terapi alternatif yang dapat
diakses keperawatan.
Mahasiswa mampu memahami tentang terapi latihan spesifik.
Mahasiswa mampu memahami legal etik terapi komplementer dalam
keperawatan
Mahasiswa mampu memahami jenis – jenis terapi komplementer pada kasus
fraktur
Mahasiswa mampu memahami evidence based nursing practice pada kasus
fraktur
Metode Penulisan
Metode Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah menggunakan metode kepustakaan. Dalam metode ini para penyusun
membaca buku-buku yang berhubungan dengan makalah ini.
6

BAB II
PEMBAHASAN

Tinjauan Teori Terapi Komplementer

Pengertian Konsep Complementary dan Alternatif Terapi


Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif
atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah
semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional
yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu
(Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk
penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek
kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya
latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk
mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf
kesehatan.
Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi
alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer
berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti
bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang
sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan
primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan
komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan
pengobatan alopatik.
Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer
Sistem medis alternative dibangun di antara sistem teori dan praktik yang
lengkap
7

1) Akupuntur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan


analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara
memasukan jarum tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur
yang disebut meridian. Manipulasi jarum langsung pada
meridian energi akan mempengaruhi organ internal dalam
dengan pengalihan qi (shi).
Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di
India sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti
herbal, obat pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati
penyakit.
Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari
pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan
memberikan dosis kecil substansi yang pada individu sehat
akan menghasilkan gejala seperti penyakit. Substansi yang
dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari tumbuh-
tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.
Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di mana
memasukan suatu model humonal untuk mengklasifikasikan
makanan, aktifitas, obat-obatan, dan penyakit serta rangkaian
penyakit masyarakat.
Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan,
obat-obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan
dengan roh untuk menanyakan petunjuk dalam memberikan
pengobatan kepada individu).
Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada
makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar,
olahraga teratur, dan menghindari pengobatan. Mengenali
kemampuan penyembuhan alami tubuh. Pengobatan
8

menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu


pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal
(tumbuh-tumbuhan).
Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan
metode sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal,
pijatan, akupresur, muxibistion (menggunakan panas dari
herbal yang dibakar).

Terapi secara biologis-menggunakan substansi dari alam, seperti herbal,


makanan, dan vitamin
Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori
dari protein, 40% dari karbohidrat, dan 30% dari lemak.
Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormon lain
untuki kesehatan yang optimal.
Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk
hewan kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen
berbagai kanker. Penekanan pada semua biji-bijian padi,
sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan.
Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan
masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet
mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit
kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit arteri
koroner.
European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah
kontrol kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang
berpengalaman, dibungkus secara profesional dalam tablet
atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah diteliti
9

dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan
bilberry.
Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis
tanaman obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal
dipertimbangkan sebagai tulang belakang pengobatan.
Herbal Ayur veda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah
digunakan lebih dari 2000 tahun.
Manipulasi dan metode didasari tubuh-didasari pada manipulasi dan/ atau
pergerakan dari satu atau lebih bagian tubuh
Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital
dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk
mengurangi rasa nyeri, menghasilkan analgesia, atau
mengatur fungsi tubuh.
Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan manipulasi
kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.
Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada citra
tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik
ini mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola
pergerakan tubuh dengan kewaspadaan seseorang dalam
mempelajari gerak, sikap, dan interaksi.
Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan, dan
meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi
energi dan darah kehidupan yang penting. Terapi merangsang
sistem imun dan mempertahankan keseimbangan internal dan
eksternal.
10

Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan,


atau meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki
sifat otot, dan relaksasi.
Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang tepat
dan halus untuk membuat hubungan, menunjukan
penerimaan, dan memberikan penghargaan.
Intervensi tubuh dan pikiran menggunakan berbagai teknik yang dibuat
untuk meningkatkan kapasitas pikiran untuk memengaruhi tubuh
Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik
emosional, meningkatkan kewaspadaan diri, dan
mengungkapkan masalah yang tidak dikatakan dan disadari
klien tentang penyakit mereka.
Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu
dengan informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis
otonom tubuh, seperti tegangan otot, suhu tubuh, dan aktivitas
gelombang otak, melalui penggunaan alat-alat.
Intervensi tubuh pikiran menggunakan berbagai teknik yang dibuat untuk
meningkatkan kapasitas pikiran guna mempengaruhi fungsi dan gejala
tubuh
Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi
karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh.
Terapi ini mampu mengobati individu dengan masalah sosial,
emosional, kognitif, atau fisik.
Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola pernapasan
untuk merelaksasi, memperkuat, atau membuka jalur
emosional.
11

Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati kondisi


patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau
serangkaian gambar.
Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh
dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan
yang berfokus.
Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan
fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita
cacat dan penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau
komunikasi fisik, mengembangkan ekspresi emosional,
memperbaiki ingatan, dan mengalihkan rasa nyeri.
Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan dalam
budaya menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau
empati dengan target doa.
Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional dengan
teknik psikologi.
Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur,
mekanisme pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga
adalah memperoleh kesejahteraan mental dan fisik melalui
pencapaian kesempurnaan tubuh dengan olahraga,
mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan
meditasi.
Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi
Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno di
mana praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas
bagian tubuh dan memindahkan “energi kehidupan semesta”
kepada klien. Energi ini memberikan kekuatan.
12

Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman


keseimbangan energi praktisi dalam suatu cara yang
disengaja terhadap semua klien. Termasuk peletakan tangan
praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry, Potter, 2009).
Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat
umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan
konsentrasi, sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti
individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut.
Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif,
fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan
penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot,
mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan selanjutnya
mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi
membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam
lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai
berikut :
Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian
pada rangsangan ringan untuk periode yang lama).
Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan
yang tidak berguna)
Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima
pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
13

Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor


dirinya secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta
untuk membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang
terdapat di berbagai bagian tubuh.
b. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan
rangsangan dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan
yang berulang atau tetap (Rakel dan Faas, 2006). Ini merupakan
terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan
relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson, komponen
relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2)
posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus
perhatian. Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar,
banyak individu mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan
mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik
meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang
dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai,
menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan
dan denyut jantung, serta menghasilkan laporan penurunan
kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Kecemasan atau suasana yang menegangkan
Rasa kehilangan yang kronis
Sindroma kelelahan kronis
Rasa nyeri kronis
Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
Hipertensi
14

Kegelisahan
Harga diri rendah atau menyalahkan diri
Depresi ringan
Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai
penyakit psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi
beberapa individu. Sebagai contoh, individu yang memiliki ketakutan
akan kehilangan kontrol dapat menerima meditasi sebagai bentuk
pengontrolan pikiran dan mungkin menolak untuk mempelajari teknik
tersebut.
c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran
pikiran untuk menciptakan gambaran mental agar menstimulasi
perubahan fisik dalam tubuh, memperbaiki kesejahteraan, dan
meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi dikombinasi
dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek
dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana
individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat
terbimbing, dimana selama seorang praktisi memimpin individu
melalui skenario tertentu.
Imajinasikan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat
seperti perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak
teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga
melibatkan indera pendengaran, proprioseptif, pengecap, dan
penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk imajinasi yang
ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-
pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien.
Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah
15

dihancurkan oleh sel sistem imun, untuk mengontrol atau


mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai ketenangan dan
ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi
kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom
prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif
colotis, dan rheumatoid arthritis.
4. Terapi Latihan Spesifik
Terapi latihan spesifik merupakan pengobatan medis alternatif atau
komplementer di mana perawat yang boleh melakukannya hanya perawat
yang telah menyelesaikan suatu pelatihan atau kursus pelajaran khusus.
Perawat harus memiliki sertifikat, gelar, atau ijazah di luar izin perawat RN
untuk dapat memberikan sebagian besar terapi tersebut. Beberapa terapi
latihan spesifik (misalnya umpan balik biologis dan sentuhan terapeutik)
sangat efektif dan direkomendasikan oleh praktisi pelayanan kesehatan
Eropa. Berikut jenis-jenis terapi latihan spesifik adalah sebagai berikut :
Umpan Balik Biologis
Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik biologis
juga dapat membantu individu dalam mempelajari bagaimana
mengontrol respons sistem saraf otonom tertentu. Umpan balik biologis
(biofeedback) merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik yang
menggunakan alat elektronik atau elektromekanik untuk mengukur,
memproses, dan memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas
sistem saraf otonom dan neuromuskular. Informasi, atau umpan balik,
diberikan dalam bentuk tanda fisik, fisiologis, pendengaran, dan umpan
balik (Rakel dan Faas, 2006).
Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif pada
program relaksasi karena dapat menunjuk dengan cepat kepada klien
kemampuan mereka untuk mengontrol beberapa respons fisiologis.
16

Berbagai bentuk umpan balik fisiologis diaplikasikan dalam berbagai


situasi. Umpan balik biologis telah berhasil mengobati migraine
headache, rasa nyeri lainnya, stroke, dan berbagai kelainan
gastrointestinal dan traktus urinarius. Meskipun umpan balik biologis
atelah menunjukan efektifitas pada sejumlah populasi klien, ada
beberapa tindakan pencegahan. Selama relaksasi atau latihan umpan
balik biologis, emosi atau perasaan yang ditekan terkadang
memperlihatkan bahwa klien tidak dapat beradaptasi dengan dirinya
sendiri. Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan balik
biologis harus melatih metode psikologis atau memiliki profesional yang
berkualitas yang berguna untuk rujukan (Potter, Perry. 2009).
Sentuhan Terapeutik
Sentuhan terapeutik (therapeutik touch) adalah terapi latihan spesifik
yang dikembangkan oleh perawat. Meskipun asumsi keagamaan dan
filosofi terhadap sentuhan terapeutik berbeda dari teknik penyembuhan
Eropa, tetapi sentuhan terapeutik juga melibatkan profesional pelayanan
kesehatan terlatih yang berusaha untuk menunjukan keseimbangan diri
mereka sendiri dalam cara yang bermotivasi atau disengaja terhadap
semua klien.
Sentuhan terapeutik merupakan suatu potensi alami manusia yang terdiri
dari meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan tubuh
seseorang. Proses sentuhan terapeutik melibatkan dimana praktisi
melihat tubuh secara sekilas dan mendiagnosis daerah tempat
terakumulasinya tegangan. Praktisi kemudian mencoba mengarahkan
energi tersebut untuk membawa individu kembali masuk ke dalam
keseimbangan energi yang sama dengan praktisi. Sentuhan terpeutik
terdiri dari lima fase, yaitu : pemusatan, pengkajian, penenangan,
pengobatan, dan evaluasi.
17

Beberapa penelitian klasik terdahulu mendapatkan bahwa sentuhan


terapeutik meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada beberapa klien.
Penelitian lain menemukan bahwa sentuhan terapeutik mampu
mengurangi tingkat kecemasan pada klien yang dirawat yang dirawat di
rumah sakit dengan penyakit kardiovaskuler, menurunkan rasa nyeri
sakit kepala, dan memperbaiki suasana hati pada individu dewasa yang
berduka cita. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukan hasil yang
positif dari sentuhan terapeutik, beberapa yang lainnya tidak. Alasan
untuk kurangnya respons ini adalah hilangnya kontak mata dan wajah
selama sesi terapeutik dan sesi yang terlalu singkat.
Terapi Kiropraktik
Terapi Kiropraktik merupakan suatu seni penyembuhan manual,
dikembangkan pada tahun 1895 di Lowa. Praktisi kiropraktik lulus dari
program persipan yang didirikan sederajat dengan sekolah kedokteran.
Terapi kiropraktik merupakan terapi holistik yang biasanya tidak
menggunakan obat-obatan atau operasi. Terapi kiropraktik
mempromosikan diet alami dan olahraga yang teratur sebagai komponen
penting agar tubuh dapat berfungsi dengan baik (Fontaine, 2005).
Tujuan dasar terapi kiropraktik berfokus pada perbaikan struktur dan
keseimbangan fungsional. Salah satu gangguan struktur mayor yang
diobati oleh praktisi kiropraktik adalah subluksasio vertebra, di mana
gerakan sendi menurun disebabkan oleh sedikit perubahan pada posisi
persambungan tulang dan gejala subjektif seperti rasa nyeri. Beberapa
penyakit atau kelainan sendi tidak harus diobati dengan manipulasi.
Kontraindikasi terapi kiropraktik adalah mielopati akut, patah tulang
(fraktur), dislokasi, arthritis rheumatoid, dan osteoporosis.
Pengobatan Tradisional China
18

Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina) terdiri dari


beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur, moxibustion, diet, olahraga,
dan meditasi. TCM sudah berusia ribuan tahun dan berakar dari Taoisme.
Ada beberapa konsep utama yang merupakan pengobatan China. Konsep
yang paling adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena berlawanan
yang saling melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang dinamis. Qi
(di baca Chi) didefinisikan sebagai energi vital dari tubuh manusia. Penyakit
diklasifikasikan dalam tiga kategori utama, yaitu : penyebab eksternal,
penyebab internal, dan bukan penyebab internal maupun eksternal (Perry,
Potter, 2009 ).
elemen, yaitu terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api. Berbagai
fenomena kesehatan disususn menurutfase tersebut dan saling berhubungan
satu sama lain. Berikut jenis-jenis pengobatan tradisional China, yaitu :
a. Akupuntur : akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu
(akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk
memodifikasi persepsi rasa nyeri. Menormalkan fungsi fisiologis, serta
mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur mengatur atau
meluruskan kembali aliran qi. Menurut pengobatan tradisional China,
jarum akupuntur melepskan obstruksi energi dan membangun kembali
aliran qi melalui meridian, selanjutnya menstimulasi dan mengaktifkan
mekanisme penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus listrik lemah
dan kuat meningkatkan efek dari jarum tersebut (Fontaine, 2005).
Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang digunakan
oleh praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak yang dapat diobati
dengan akupuntur meliputi nyeri punggung bagian bawah, nyeri pada
otot wajah, sakit kepala ringan dan migrain, linu panggul, nyeri bahu,
osteoarthritis, salah urat pada leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel
dan Faass, 2006).
19

Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah menjalani


pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang steril. Meskipun
telah ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang terjadi jika praktisi
melakukan langkah-langkah yang benar untuk menjamin keamanan alat
dan klien komplikasi meliputi infeksi karena sterilisasi jarum yang tidak
adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang
lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan,
kejang, keguguran, dan perasaan mengantuk pascapengobatan
(Fontaine, 2005).
Terapi Herbal : peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis tumbuhan
digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk
pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi
mengatakan bahw a Belanda menggunakan obat herbal sejak 60.000
tahun yang lalu (Fontaine, 2005).
The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art mengharuskan semua obat
dibuktikan keamanan dan efektifitasnya sebelum dijual ke masyarakat.
Karena pengobatan herbal tidak menjalani penelitian dengan teliti yang
sama secara farmasi, mayoritas tidak menerima persetujuan untuk
menggunakannya sebagai obat dan tidak diatur oleh The Food and Drug
Admistration (FDA). Substansi herbal pengobatan China berasal dari
tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan pengobatan Barat
menggunakan herbal yang dipersiapkan secara primer dari materi
tanaman. Sejumlah herbal aman dan efektif untuk berbagai kondisi,
sebagai contoh : susu dari tanaman liar efektif untuk mengobati sejumlah
gangguan hati dan kendung kemih (Perry, Potter, 2009).
Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang berguna bagi
berbagai kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika pengobatan herbal
dikembangkan, konsentrasi bahan-bahan aktif beragam bentuknya.
20

Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia lain, termasuk pestisida


dan logam berat juga terjadi. Beberapa herbal juga mengandung produk
yang sangat toksik dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).
Legal Etik Terapi Komplementer Dalam Keperawatan
Dalam Undang – undang kesehatan No.36 tahun 2009 menegaskan tentang
penggunaan terapi komplementer dan alternative
Pasal 1 ayat (16) pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat
Pasal 28 ayat (1) huruf e disebutkan bahwa penyelenggaraan upaya
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 dilaksanakan melalui
kegiatan pelayanan kesehatan tradisional.
Pasal 48 tentang pelayanan kesehatan tradisional.
BAB III pasal 59 sampai dengan 61 tentang pelayanan kesehatan
tradisional.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan
tradisional.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan hiperbarik
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer – alternative di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Jenis – jenis Terapi Komplementer pada Kasus Fraktur
1. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis,
dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses
21

relaksasi memperpanjang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke


otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan
mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada
rangsangan ringan untuk periode yang lama).
Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang tidak
berguna)
Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang
tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya
secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan
dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian
tubuh.
Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel
dan Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari
praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut
Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang
tenang, (2) posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus
perhatian. Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak
individu mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk
diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik meditasi melibatkan
pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam, relaks, dan perlahan.
Meditasi menimbulkan keadaan santai, menurunkan konsumsi oksigen,
22

mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta menghasilkan


laporan penurunan kecemasan.
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam berbagai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai
contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat
menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak
untuk mempelajari teknik tersebut.
Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan fisik, psikologis,
kognitif, dan sosial individu yang menderita cacat dan penyakit. Terapi
memperbaiki gerakan dan atau komunikasi fisik, mengembangkan ekspresi
emosional, memperbaiki ingatan, dan mengalihkan rasa nyeri.
Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan dalam budaya
menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati dengan target doa.

Evidence Based Nursing Practice


Pengertian
Beberapa ahli telah mendefinisikan EBN sebagai:

Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) Evidence Based Practice in


Nursing adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical
expertise), serta manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung
pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan

Penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek


klinis ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis
(Mullhall,"1998)

.Penggunaan teori dan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian


secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan keptusan tentang
23

pemberian asuhan keperawatan pada individu dan atau sekelompok pasien


dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien tersebut.
( Ingersoll G, 2000 )

KOMPONEN
(Melnyk & Fineout-Overholt, 2011) Evidence Based Clinical Decision Making
BUKTI Eksternal

Hasil penelitian, teoriteori yang lahir dari penelitian, pendapat dari ahli, hasil
dari diskusi panel para ahli
Bukti Internal
Penilaian klinis

Hasil dari proyek peningkatan kualitas dalam rangka meningkatkan


kualitas pelayanan klinik
Hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien
Alasan klinis

Evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang


diperlukan untuk melakukan treatment yang dipilih
Mencapai hasil yang diharapkan
Manfaat dan keinginan pasien

Memberikan manfaat terbaik untuk kondisi pasien saat itu dan meminimalkan
pembiayaan

MANFAAT
MANFAAT EBP (Trinder & Reynolds, 2006)
Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasilhasil penelitian
Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”
24

LANGKAH-LANGKAH EBP

Menumbuhkan semangat menyelidiki Elemen-


elemen dalam membudayakan EBP:

Mengajak semua petugas kesehatan untuk menanyakan kembali praktik


kesehatan yang sedang mereka lakukan.

Memasukkan EBP dalam visi, misi, dan promosi yang dilakukan oleh
institusi kesehatan

Adanya mentor serta kadernya yang mempunyai kemampuan dalam


EBP dan kemampuan untuk mengatasi hambatan terkait dengan
perubahan dalam individu dan institusi

Adanya infrastuktur yang menyediakan alat-alat untuk pengembangan


EBP

Dukungan administrasi dan adanya leadership yang menilai,


menentukan EBP model, serta menyediakan sumber daya yang
diperlukan untuk mempertahankan budaya EBP

Secara teratur mengenali/mengidentifikasi individu atau


kelompokkelompok yang secara consisten melakukan EBP

Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format


Pertanyaan Klinik dengan PICO/PICOT Format
P : Populasi pasien atau disease of interest
I : Intervensi atau Issues of Interest
C : Intervensi pembanding/ kelompok pembanding
O : Outcomes/hasil-hasil yang diharapkan
T : Time frame (batas waktu)
25

Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling relevan


dengan PICO/PICOT
Kata kunci untuk mencari bukti-bukti = kata-kata yang ada dalam
PICO/PICOT

Cari kata-kata lain yang mempunyai makna sama seperti kata-kata yang ada
di PICO/PICOT Setiap jenis pertanyaan mempunyai hierarchy of
evidence yang berbeda
Database:
Pubmed
CINAHL

Ovid-medline

National Guideline Clearing house

Chochrane Databases

Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)


Critical Appraisal menyesuaikan dari jenis/level artikel
Pertanyaan utama dalam Critical Appraisal adalah VIA
Apakah hasil dari penelitian tersebut valid?
Apakah penelitian tersebut menggunakan metodologi
penelitian yang baik?
Apakah hasil dari penelitian tersebut reliable?
Apakah intervensinya bekerja dengan baik?

Sebesar apa efek dari intervensi tersebut?

Apakah hasil penelitian tersebut akan membantu dalam


melakukan perawatan untuk pasien saya?
Apakah sample penelitiannya mirip dengan pasien
saya?
Apakah keuntungannya lebih besar dari pada
resikonya?
26

Apakah intervensi tersebut mudah untuk di


implementasikan

Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelitian) terbaik dengan salah satu ahli


di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam
membuat keputusan atau perubahan
Clinical expertise (CE)
Ini merupakan bagian yang paling penting dalam proses EBP
decision making.
Contoh: saat follow up untuk evaluasi hasil, CE mencatat
bahwa saat treatment kasus acute otitis

media first-line antibiotik tidak effective. Artikel terbaru


menyatakan Antibiotik A mempunyai manfaat yang
lebih baik dari pada Antibiotik B sebagai second-line
antibiotik pada anak-anak.
Pasien

Jika kualitas evidence bagus dan intervensi sangat


memberikan manfaat, akan tetapi jika hasil diskusi dengan
pasien menghasilkan suatu alasan yang membuat pasien
menolak treatment, maka intervensi tersebut tidak bisa
diaplikasikan.

Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan berdasarkan


bukti-bukti.

Langkah ini penting, untuk menilai dan mendokumentasikan dampak dari


perubahan pelayanan berdasarkan EBP dalam kualitas pelayanan
kesehatan/ manfaatnya bagi pasien.

Menilai apakah perubahan yang terjadi saat mengimplementasikan hasil


EBP di klinik sesuai dengan apa yang tertulis dalam artikel.
27

Jika hasil tidak sesuai dengan artikel-artikel yang ada  Apakah treatment
dilaksanakan sesuai dengan SOP di artikel; apakah pasien kita mirip
dengan sample penelitian dalam artikel tersebut?
g. Menyebarluaskan hasil dari EBP

Dessiminasi dilakukan untuk meng-share hasil EBP sehingga perawat dan


tenaga kesehatan yang lain mau melakukan perubahan bersama dan
atau menerima perubahan tersebut untuk memberikan pelayanan
perawatan yang lebih baik
Bentuk-bentuk dessiminasi:
Melalui oral presentasi
Melalui panel presentasi

Melalui roundtable presentasi

Melalui poster presentasi

Melalui small-group presentasi

Melalui podcast/vodcast presentasi

Melalui community meetings

Melalui hospital/organization-based & professional committee


meetings.
Melalui journal clubs
Melalui publishing
28

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau
komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua
terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry,
Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang
bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung
oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer
berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti
bermanfaat.Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang sama
dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang
mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer
bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik.
29

DAFTAR PUSTAKA

Benson H. 1975. The Relaxtion Respone. New York : Avon.


Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi
Prentice Hall.
Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury,
Mass, 2006, Jones & Battlett.
http://gustinerz.com/legalitas hukum terapi komplementer

Anda mungkin juga menyukai