Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Terapi Komplementer


Pengertian Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan sebagai
pendamping pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999)

Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk


menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai
pengobatan alternatif. Terapi komplementer tidak dilakukan dengan tindakan
bedah dan obat komersial yang diproduksi secara masal, namun biasanya
menggunakan berbagai jenis terapi dan obat herbal.

2. Manfaat Terapi Komplementer


Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain
dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi
komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit
kronis yang harus rutin mengeluarkan dana.

3. Macam macam Terapi Komplementer


1. Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak hasil ektraksi dari tanaman dan bunga,
yang dikenal sebagai minyak esensial atau minyak atsiri. Larutan minyak atsiri dengan
minyak pelarut dapat dihirup, digunakan untuk pijat, dioleskan sebagai krim, atau
ditambahkan ke air saat mandi air hangat.Aromaterapi umumnya digunakan untuk relaksasi.
Walau begitu, beberapa pihak memercayai bahwa aromaterapi dapat membantu meredakan
gejala atau penyakit tertentu. Beberapa manfaat aromaterapi yang diyakini, yaitu:

 Rasa sakit jangka panjang


 Stres, rasa cemas, dan depresi
 Gangguan pencernaan
 Gangguan kognitif
 Infeksi kulit

Bukti khasiat aromaterapi dan minyak atsiri tersebut masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Anda disarankan untuk berkonsultasi dahulu terlebih dahulu dengan dokter sebelum
menggunakan minyak aromaterapi karena beberapa minyak atsiri dapat menyebabkan efek
samping.
2. Akupuntur
Akupuntur adalah terapi tradisional Cina kuno yang menggunakan jarum dan ditusukkan ke
titik-titik tertentu ke dalam tubuh. Awalnya, akupuntur bertujuan untuk mengembalikan
keseimbangan 'energi' di dalam tubuh. Akupuntur masih banyak dilakukan dan menjadi salah
satu terapi komplementer yang paling terkenal dan populer.Beberapa kondisi medis yang
banyak dipercaya dapat ditangani dengan akupuntur, yaitu:

 Sakit dan nyeri (terutama sakit punggung, lutut, leher, dan rahang)
 Sakit kepala dan migrain
 Penyakit setelah operasi atau saat menjalani kemoterapi
 Kecanduan zat tertentu
 Sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome)
 Asma
 Stroke
 Radang sendi
 Gangguan usus atau kandung kemih

Akupunktur cukup aman dan cenderung tidak menghasilkan efek samping. Walau begitu,
terapi komplementer termasuk akupuntur harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih.
Berkonsultasi dengan dokter amat diperlukan sebelum mencoba terapi ini. Sebagai informasi,
akupuntur juga menjadi salah satu spesialisasi dalam profesi dokter di Indonesia.
3. Homoeopati
Homeopati adalah terapi komplementer yang didasarkan pada gagasan bahwa suatu zat yang
biasanya menyebabkan gejala-gejala tertentu dapat menyembuhkan gejala tersebut jika
diberikan dalam dosis yang sangat kecil.Praktisi dari homoeopati mengklaim bahwa terapi
komplementer ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk:

 Eksim
 Kondisi depresi dan kecemasan
 Gejala menopause
 Alergi
 Masalah pada usus, seperti penyakit Crohn dan irritable bowel syndrome (IBS)
 Radang sendi
 Asma
 Migrain dan sakit kepala

Sebagai terapi komplementer, dasar ilmiah untuk homeopati juga masih perlu dikaji lebih
lanjut. Sebelum mencoba terapi komplementer ini, Anda disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.
4. Pijat
Pijat adalah terapi komplementer dengan melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh,
biasanya dilakukan dengan tangan. Terapi ini utamanya digunakan untuk merilekskan tubuh,
walau juga dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit tertentu.Pijat sebagai terapi
komplementer dipercaya untuk menangani kondisi berikut ini:

 Otot yang sakit


 Sakit punggung
 Fibromyalgia

5. Osteopati dan kiropraktik


Osteopati dan kiropraktik adalah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan tangan
untuk bekerja dengan sendi dan otot. Kedua terapi ini umumnya digunakan untuk menangani
kondisi yang berkaitan dengan otot, tulang, dan persendian. Walau begitu, beberapa orang
juga mencoba terapi ini untuk masalah medis lain.Osteopati dan kiropraktik sebagai terapi
komplementer umumnya dilakukan untuk menangani kondisi berikut ini:

 Nyeri punggung bagian bawah karena aktivitas fisik


 Osteoartritis karena aktivitas fisik
 Nyeri leher jangka panjang yang tidak diketahui penyebabnya
Sebagai terapi komplementer, Anda juga harus berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum
menjalani terapi osteopati maupun kiropraktik.
6. Yoga
Yoga mungkin salah satu terapi komplementer yang terkenal. Yoga adalah terapi yang
didasarkan pada filosofi India kuno. Gerakan yoga dirancang sebagai ‘jalan’ untuk
menuju pencerahan spiritual, dan kini populer sebagai bentuk latihan dan manajemen
stres.Banyak pakar telah sepakat, bahwa melakukan yoga dengan teratur mampu
memberikan banyak manfaat kesehatan. Manfaat tersebut, termasuk peningkatan
kebugaran tubuh dan pengendalian tekanan darah.Yoga juga menjadi cara untuk
menangkal stres. Orang yang rutin melakukan yoga merasakan adanya penurunan
tingkat, dan meningkatnya perasaan bahagia. Khasiat yoga tersebut dipercaya karena
berkonsentrasi pada postur dan pengaturan napas.

4. Macam macam terapi komplementer dalam pelayanan kebidanan


a. Pijat Bayi
Hampir semua bidan dalam penelitian ini yang menjalankan praktek kebidanan
komplementer, menyatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan pada pasien/klien
awalnya dilakukan karena permintaan ibu (klien). Beberapa bidan menerima
pemijatan bayi dalam rangkaian perawatan baby spa.
b. Pijat Nifas
Pijat nifas yang dimaksud adalah massase pada ibu nifas yang dilakukan dari kepala
hingga ke kaki. Pijat ini dilakukan dalam rangkaian postnatal treatment (spa
postnatal). Pijat ini umumnya dilakukan bidan pada minggu pertama hingga minggu
kedua setelah persalinan ibu nifas.
c. Massage Payudara Massage payudara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemijatan payudara pada masa nifas. Bidan yang memberikan perawatan ini,
melakukannya bersamaan dengan postnatal treatment. Pemaparan bidan menjelaskan
bahwa pemijatan dilakukan dengan lembut, bertujuan untuk memperlancar produksi
ASI.
d. Pijat Oksitosin Oksitosin merupakan suatu hormon yang dikenal mempunyai
kemampuan untuk menstimulasi pengeluaran air susu ibu (ASI) dan kontraksi uterus.
Hormon oksitosin juga berperan dalam kecemasan, pola makan, perilaku social dan
respon stress. (Hashimoto, 2014)
e. Massage perineum merupakan pijatan atau penguluran (stretching) lembut yang
dilakukan pada area perineum (kulit di antara anus dan vagina). Pijat perineum
bertujuan
untuk meningkatkan elastisitas perineum.

5. Asuhan komplementer pada ibu hamil


Pelayanan kesehatan tradisional komplementer sebagaimana dimaksud dalam PP 103
Tahun 2014 Pasal 7 ayat (1) huruf b merupakan pelayanan kesehatan tradisional
dengan menggunakan ilmu biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
dapat menggunakan satu cara pengobatan atau kombinasi cara pengobatan dalam satu
kesatuan pelayanan komplementer. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional. Pelayanan ini dilakukan
dengan menggunakanteknik manual terapi energi, dan terapi olah pikir. Pelayanan ini:
ramuan sebagaimana dimaksud Pasal 11 huruf b dilakukan dengan menggunakan
ramuan yang berasal dari tanaman, hewan, mineral, dan sediaan sarian galenik
atau campuran dari bahan-bahan ramuan.
Berikut contoh asuhan komplementer yang dapat diberikan kepada ibu hamil
antara lain :

1) Yoga ibu hamil


Melakukan latihan yoga pada saat hamil, akan mempersiapkan tubuh
maupun pikiran untuk siap dan tegar menghadapi persalinan. Manfaat yoga
antenatal dikatakan dapat memudahkan proses persalinan, mengurangi kecemasan
dan mempersiapkan mental sang ibu untuk menghadapi persalinan, melancarkan
sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin, selain itu dengan melakukan yoga
dapat melatih otot otot tubuh melalui gerakan tubuh disertai teknik pengaturan
nafas dan pemusatan konsentrasi, fisik akan lebih sehat, bugar, kuat dan emosi
akan lebih stabil. Yoga yang dilakukan selama kehamilan akan mengurangi
terjadinya komplikasi (Wiadnyana, 2011).
2) Menggunakan aroma terapi jahe.
Rasionalnya adalah menimbulkan rasa tenang dan mengurangi nyeri.
Menurut (Margono, 2016) Pemberian terapi jahe dapat menjadi salah satu terapi
komplementer dalam pemberian asuhan kebidanan pasien Low Back Pain, jahe
dapat menurunkan intensitas nyeri punggung bawah. Jahe memiliki efek
farmakologis yaitu rasa panas dan pedas, dimana rasa panas ini dapat meredakan
rasa nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah.
3) Pemberian aromaterapi mawar
Aromaterapi mawar memberikan rasa rileks pada ibu hamil. Ibu hamil
mengatakan merasa lebih nyaman dan tenang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sharma, Majidi dan Juanita (2013) yang mengatakan menghirup aromaterapi akan
meningkatkan gelombang alfa di dalam otak untuk rileks, hal tersebut dapat
menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi lancar
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Suprijati (2013) yang menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara
pemberian aromaterapi dalam menurunkan kecemasan saat menghadapi
persalinan.
4) Menggunakan essential oil
Ada beberapa ibu hamil yang mungkin ingin menggunakan essential oil
untuk pijat hamil, karena minyak esensial sendiri memiliki sensasi menenangkan.
Manfaat dari pijat hamil yaitu : Mengurangi nyeri punggung, mengurangi nyeri
sendi, sirkulasi darah meningkat, mengurangi ketegangan otot dan sakit kepala,
mengurangi stres dan kecemasan, tidur yang lebih baik. Selain itu Minyak esensial
dapat membantu merangsang drainase limfatik dan mengurangi cairan dari
pergelangan kaki ibu hamil sehingga dapat mengurangi terjadinya kaki bengkak.
5) Brain Booster
Program pengungkit otak (brain booster) merupakan integrasi program
ANC dengan melakukan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit
otak secara bersamaan pada periode kehamilan ibu yang bertujuan meningkatkan
potensi intelegensi bayi yang dilahirkan. Pelaksanaan program brain booster
diharapkan mampu meningkatkan angka cakupan antenatal secara standar
minimal, sekaligus mendukung program pemantauan masa kehamilan menjadi
sebulan sekali selama kehamilan (Permenkes RI, 2015).

6. Asuhan komplementer pada ibu bersalin


Metode non farmakologis (Komplementer) dapat digunakan oleh suluruh lapisan
masyarakat secara murah, murah, simple, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.
Salah satu tehnik relaksasi dan tindakan nonfarmakologi dalam penanganan nyeri saat
persalinan dengan menggunakan birth ball yang juga biasa dikenal dalam senam
pilates sebagai filball, swiss ball, dan petzi ball, teknik pernapasan, pergerakan dan
perubahan posisi, relaksasi, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided imagery,
akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik yang dapat meningkatkan
kenyamanan ibu saat bersalin, sehingga efektif menurunkan nyeri pada saat
persalinan (Fitriyani, 2018).

7. Asuhan Komplementer pada ibu nifas


Salah satu gangguan psikologis yang dialami ibu nifas adalah
kecemasan. Simkin (2008) menyebutkan bahwa 20% dari wanita pasca bersalin
mengalami ganguan perasaan pasca melahirkan dengan gejala kecemasan dan panik
(p.333).

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan. Menurut


pengalaman penulis, di daerah Wonogiri, ibu nifas biasa mengkonsumsi jamu
kepyokan untuk melancarkan ASI dan jamu kunyit asam untuk mengurangi nyeri
perut.

penatalaksanaan konvensional, ada pula terapi komplementer untuk mengatasi


kecemasan yang ditujukan untuk pelepasan hormon endorfin, yaitu hormon
kebahagiaan. Beberapa terapi komplementer yang diterapkan untuk merangsang
pelepasan endorfin antara lain; mendengarkan musik, aktivitas seksual, konsumsi
coklat hitam, meditasi, terapi relaksasi, studi akupuntur dan terapi pijat (Vad, 2010
Totok wajah juga merupakan terapi salah satu komplementer yang berguna untuk
mengurangi stress dan kecemasan (Kwan, 2010:13)
8. Asuhan Komplementer Pada Bayi baru lahir

Dengan melakukan Pijat Bayi


Hampir semua bidan dalam penelitian ini yang menjalankan praktek kebidanan
komplementer, menyatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan pada pasien/klien
awalnya dilakukan karena permintaan ibu (klien). Beberapa bidan menerima
pemijatan bayi dalam rangkaian perawatan baby spa.

9. Asuhan Komplementer pada remaja

Terapi nonfarmakologi dengan kompres hangat adalah terapi komplementer yang


sederhana bagi remaja putri yang mengalami dismenore. Kompres hangat dapat
dilakukan sendiri oleh remaja putri di rumah sebagai alternatif mengurangi nyeri
akibat dismenore. Selain itu, penggunaan obat-obatan akan menimbulkan
ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan (Proverawati & Misaroh, 2009)

Kompres hangat akan memberikan efek bagi rahim dari konduksi kalor, yakni,
melunakkan ketegangan otot dinding rahim akibat kontraksi disritmik tadi dan
melebarkan pembuluh darah yang menyempit atau vasodilatasi pembuluh darah
sehingga oksigen akan mudah bersirkulasi.

Anda mungkin juga menyukai