Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al.,1999 dalam Widyatuti 2008). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistic. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004 dalam Widyatuti 2008). Jenis – jenis Terapi komplementer
Invasive contoh terapi komplementer invasive adalah akupuntur dan
cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Noninvansive seperti terapi energy (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya. Fokus terapi komplementer Konsep terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik untuk mengurangi ketegangan otot dengan proses yang simple dan sistematis dalam menegangkan sekelompok otot kemudian merilekskannya kembali . Manfaat terapi relaksasi otot progresif memberikan hasil yang memuaskan dalam program terapi terhadap ketegangan otot, menurunkan kecemasan, memfasilitasi tidur, depresi, mengurangi kelelahan, kram otot, nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan darah tinggi, fobia ringan, serta meningkatkan konsentrasi. Prinsip kerja terapi relaksasi otot progresif dalam melakukan relaksasi otot progresif hal yang penting dikenali adalah tegangan otot ketika otot berkontraksi (tegang) maka rangsangan akan disampaikan ke otot melalui jalur saraf afferent. Tujuan terapi relaksasi otot progresif tujuan dari tekhik : menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic. Mengurangi distritmia jantung. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi. Indikasi dari terapi : klien sering stress, klien mengalami kecemasan, klien mengalami depresi, klien yang mengalami insomnia. Peran perawat dalam terapi komplementer Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya/konsultasi. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat disekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan. Peran perawat sebagai peniliti diantaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice. Tekhnik terapi komplementer
Persiapan Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi. Prosedur Gerakan 1 Gerakan 2 Sampai dengan gerakan 15