Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN PELAYANAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

SALATIGA, 25 OKTOBER 2018


CURRICULUM VITAE

Nama : SUPARLI, SKM,M.Kes

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 16 Juni 1973

Alamat Rumah : RT 20 / RW XI Dusun Gintungan Desa Butuh


Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Alamat Kantor : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi


Jl. Hasanudin 110 A Salatiga
Phone.(0298) 32614 Fax. (0298) 322697

Pendidikan : Lulus S1 Kesehatan Masyarakat UNDIP Tahun 1997


Lulus S2 Promosi Kesehatan UNDIP Tahun 2010

Pekerjaan : Balai Kesehatan Paru Masyarakat Tahun 1999 – 2010


Kasi Promosi Kesehatan 2010 – 2011
Kasi Pencegahan &Penanggulangan Penyakit 2011 – 2016
Kasi Kesehatan Keluarga dan KB Tahun 2016 – 2017
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Tahun 2017 - Sekarang
INTEGRASI PELAYANAN KB DALAM SKN
1
PENGORGANISASIAN PELAYANAN KB
2

3 PERENCANAAN PELAYANAN KB

PELAKSANAAN PELAYANAN KB
4
5 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENDAHULUAN
ISTILAH PENTING (1)
 Contraceptive Prevalence Rate (CPR) :
Persentase cakupan peserta KB aktif dibandingkan
dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
 KB Pasca Persalinan: penggunaan suatu metode
kontrasepsi sesudah melahirkan sampai 6 minggu/42
hari melahirkan.
 Pasangan Usia Subur (PUS):
Pasangan yang istrinya berumur antara 15-49 tahun.
 Total Fertility Rate/TFR (Angka Kelahiran Total):
Rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh
seorang wanita selama masa reproduksinya.
 Age Spesific Fertility Rate (ASFR) : Angka Kelahiran
pada remaja 15 – 19 Tahun
ISTILAH PENTING (2)
 Contraceptive Prevalence Rate (CPR) :
Persentase cakupan peserta KB aktif dibandingkan
dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
 Unmet Need: Pasangan usia subur yang tidak ingin
punya anak lagi atau yang ingin menjarangkan
kelahiran, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi.
PERMASALAHAN KESEHATAN
AKI, - CPR CARA MODERN HANYA
NAIK 0,5%
AKB, - UNMET NEED HANYA
MENURUN 0,6%
AKBA - ASFR HANYA MENGALAMI
PENURUNAN DARI 51 MJD 48
/ 1.000
- TFR 10 TAHUN TERAKHIR
ADA DIANGKA 2,6

- BELUM
MASALAH DITEMUKAN
VAKSIN DAN
- POLA
KONSUMSI
PTM P2 (DBD, -
OBATNYA
PENULARAN
TB, TRANSOVARIAL
- GAYA HIDUP (DM, CA, HIV/AIDs, - RESISTENSI
- CEMARAN hipertensi Kusta, INSEKTISIDA,
MAKANAN
- dst
, dll) malaria, dll) - ABJ
- ZIKA
- PHBS, dst
12 Indikator Keluarga Sehat (PIS-PK)
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
PENGECUALIAN
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes 1. PUS yang
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap merencanakan punya
anak dan anaknya
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
kurang dari 2
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan 2. Menopouse
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular: 3. PUS mengalami
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar gangguan reproduksi
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
9
Keluarga mengikuti Program KB

83.33
79 78.76
75.69 71.6 68.63
67
58.52
57.1
ISSU STRATEGIS (HASIL RISFASKES 2011)
 Sebagian besar Puskesmas (97,5%) telah
melaksanakan kegiatan pelayanan KB,
 Sebagian besar puskesmas mempunyai tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan KB sebesar
98,3%
 Puskesmas yang mempunyai tenaga kesehatan terlatih
KB sebesar 58%
 Belum optimalnya ketersediaan , keterjangkauan dan
kualitas pelayanan KB

DIPERLUKAN MANEJEMN PELAYANAN KB


(P1, P2, P3)
INTEGRASI LAYANAN KB DALAM SKN
7 KOMPONEN SKN

Diperlukan optimalisasi komponen SKN untuk


peningkatan kualitas dan akses pelayanan KB.
PROGRAM KB ---- PENURUNAN KEMATIAN IBU
 Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan
 Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan
hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin
selama kehamilan, persalinan dan nifas.
 Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang
perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.

1. mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan,
2. unsafe abortion dan
komplikasi MENURUNKAN
3. mencegah kehamilan AKI
“Empat Terlalu”
TUGAS POKOK
 PMK Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas Pelayanan Keluarga
Berencana merupakan salah satu dari 5 Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial

 PMK Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah


Sakit, pelayanan KB merupakan pelayanan medik umum yang harus
ada di RS

 Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan


Jaminan Kesehatan Nasional dinyatakan bahwa Pelayanan KB
merupakan salah satu manfaat promotif dan preventif.

Pelayanan KB yang dijamin meliputi konseling, kontrasepsi


dasar, vasektomi, tubektomi termasuk komplikasi KB
bekerjasama dengan lembaga yang membidangi keluarga
berencana.
TUGAS POKOK
 Peraturan Menteri Kesehatan 1464/PER/X/ 2010 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik bidan, maka bidan dalam menjalankan
praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu,
anak dan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
meliputi :

a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi


perempuan dan keluarga berencana;
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
c. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, AKDR/ IUD, dan memberikan
pelayanan AKBK /implant
d. Pelayanan AKDR dan AKBK dilakukan oleh bidan terlatih
PENGORGANISASIAN PELAYANAN KB
Untuk mewujudkan program pelayanan KB yang berkualitas,
perlu dilakukan pengorganisasian sumber daya sebagai berikut:

a. Menjamin ketersediaan alat dan obat kontrasepsi serta


bahan habis pakai, penyimpanan dan distribusinya
b. Menjamin tersedianya sarana penunjang pelayanan KB
seperti obgyn-bed, IUD kit, implan removal kit, VTP kit, KIE
kit, media informasi, pedoman klinis dan pedoman
manajemen.
c. Menjamin tersedianya pembiayaan pelayanan KB baik
melalui APBN (Kementerian Kesehatan dan BKKBN) dan
APBD dan sumber lain yang tidak mengikat
d. Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan KB yang terampil dalam pelayanan klinis,
konseling dan manajemen melalui pelatihan yang
terakreditasi.
Untuk mendapatkan pelayanan KB sesuai standar, maka
diperlukan penguatan supply dalam rangka percepatan
revitalisasi program KB untuk pencapaian target penurunan
TFR melalui:

a. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan KB


untuk mempercepat terwujudnya revitalisasi KB
b. Memperkuat sarana pelayanan kesehatan sehingga
semua calon peserta KB mendapatkan pelayanan yang
berkualitas dan merata
c. Penyiapan supply di kabupaten dan kota untuk
memberikan pelayanan komprehensif yang berkualitas
hingga pasca pelayanan
d. Pendekatan kepada organisasi non pemerintah, seperti
LSM, swasta dan asosiasi-asosiasi serta organisasi
a. Memperkuat pelayanan statis dengan meningkatkan
kapasitas faskes berstatus sederhana menjadi pelayanan
KB yang lengkap.
b. Memastikan ketersediaan sarana prasarana dan alat
obat kontrasepsi di semua sarana pelayanan melalui
dana APBN maupun APBD.
c. Menjamin mekanisme distribusi alokon melalui satu
pintu untuk bisa memenuhi kebutuhan seluruh fasilitas
pelayanan KB sehingga tidak terjadi kesenjangan
distribusi.
d. Meningkatkan kompetensi pelayanan KB dengan
menyiapkan provider pelayanan KB dengan pelatihan
PERENCANAAN PELAYANAN KB
PERENCANAN TINGKAT PUSKESMAS
a. Data sasaran program KB
 Jumlah PUS Total Jumlah target sasaran peserta KB
adalah total PUS (proyeksi sekitar 17% dari jumlah
penduduk atau PUS dengan data hasil pendataan.
Jumlah PUS Total juga didapat dari pendataan
keluarga dan statistik rutin)
 Jumlah sasaran KB Pasca Persalinan Jumlah sasaran
peserta KB Pasca Persalinan sama dengan sasaran
ibu bersalin yaitu 1,05 X angka kelahiran kasar (CBR)
X jumlah penduduk. Angka Kelahiran Kasar (CBR)
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
 Jumlah PUS dengan kondisi “4T” dengan status
KB-nya (PUS MUPAR/MUPATI)
 Jumlah PUS peserta BPJS
b. Data Alkon (stok minimal 3 bulan dan maksimal 24
bulan)
 Data sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi
(obgyn bed, IUD Kit, implan removal kit, VTP kit, alat
sterilisasi, KIE kit, media informasi dan bahan habis
pakai) sesuai dengan kewenangan pelayanan
fasilitas.
 Data ketenagaan (Jumlah, Terlatih)
 Data jaringan pelayanan Puskesmas : Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling dan bidan desa. Data
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan : klinik, RS,
apotik, laboratorium dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
 Data tentang kinerja dan kualitas pelayanan KB tahun sebelumnya
terdiri dari:
1. Persentase peserta KB baru permetode kontrasepsi
2. Persentase peserta KB aktif permetode kontrasepsi
3. Persentase KB Pasca Persalinan permetode kontrasepsi
4. Persentase kasus efek samping permetode
5. Persentase kasus komplikasi permetode
6. Persentase kasus kegagalan permetode
7. Persentase kasus drop-out permetode

Dianalisis------- Informasi ---- Sebagai dasar dan membantu


untuk menyusun perencanaan dalam pengelolaan program pelayanan
KB dan berkoordinasi dengan PPLKB.

Hasil perencanaan yang dihasilkan kemudian didiskusikan pada saat


mini lokakarya Puskesmas dengan Rencana Usulan Kegiatan yang
kemudian diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan SKPD
KB
Perencanaan kebutuhan Alkon dalam 1 tahun:

 IUD 1 biji x PPM PB IUD


 Implant 1 Set x PPM PB Implant
 Pil 13 Cycle x PPM PA Pil
 Suntikan 4 Vial x PPM PA Suntik
 Kondom 6 Lusin x PPM PA Kondom
PERENCANAN DI RUMAH SAKIT

Perencanaan di Rumah Sakit pada dasarnya sama dengan


Puskesmas. Perbedaaannya bahwa Rumah Sakit tidak
mempunyai data sasaran PUS karena RS tidak mempunyai
wilayah. Untuk perencanaan kebutuhan alokon dan sarana
prasarana, didasarkan pada rata-rata tren penggunaan
metode kontrasepsi dalam 3 bulan dengan menambahkan
perhitungan perkiraan peningkatan kunjungan,
PERENCANAN DI RUMAH SAKIT

Perencanaan di Rumah Sakit pada dasarnya sama dengan


Puskesmas. Perbedaaannya bahwa Rumah Sakit tidak
mempunyai data sasaran PUS karena RS tidak mempunyai
wilayah. Untuk perencanaan kebutuhan alokon dan sarana
prasarana, didasarkan pada rata-rata tren penggunaan
metode kontrasepsi dalam 3 bulan dengan menambahkan
perhitungan perkiraan peningkatan kunjungan,
BENTUK DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

1. Adanya perubahan kebijakan dalam pelaksanaan


program pelayanan KB
2. Adanya regulasi yang mendukung, seperti: Surat
Keputusan (SK), Memorandum of Understanding (MoU),
Surat Edaran (SE), Perda, Instruksi, himbauan, fatwa,
kesepakatan/kebulatan tekad, naskah.
3. Adanya peningkatan anggaran untuk program pelayanan
KB dalam APBD.
PELAKSANAAN PELAYANAN KB
A. DARI SUDUT PENGLOLA PROGRAM
1. Menjamin terselenggaranya pelayanan KB yang berkualitas agar
dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa diskriminas.
2. Memastikan penggunaan standar pelayanan KB bagi petugas
kesehatan termasuk standar pencegahan infeksi, sesuai dengan
Buku Panduan
3. Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K).
4. Menjamin terlaksananya sistim rujukan pelayanan KB mulai dari
tingkat pelayanan dasar sampai rujukan
5. Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten dalam
pelayanan KB, melalui peningkatan kemampuan bidan dan dokter
umum di fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk pelayanan KB
yang berkualitas, penyediaan alat dan obat kontrasepsi serta bahan
habis pakai.
7. Menjamin terselenggaranya KIE dan konseling KB agar
meningkatkan
kesertaaan aktif ber-KB
8. Memantau dan menilai mutu pelayanan KB yang dilaksanakan
berdasarkan hasil analisis data pelayanan KB.
9. Menjamin pelaksanaan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB
dengan menggunakan konsep wilayah
10.Membentuk tim jaga mutu pelayanan KB yang terdiri dari Dinas
Kesehatan, BKKBN, RS, profesi dan Lintas Sektor lainnya untuk
melakukan upaya pemantauan, penilaian dan bimbingan meliputi
aspek teknis medis dan manajemen.
B. DARI SUDUT PELAKSANA PELAYANAN

1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan


berkelanjutan, pelatihan, magang yang dilaksanakan melalui
kerjasama dengan pusat pendidikan, pusat pelatihan dan
organisasi profesi.
2. Menerapkan standar pelayanan KB yang telah ditetapkan,
termasuk melaksanakan pencegahan infeksi , pengayoman
medis dan rujukan
3. Memberikan pelayanan KB yang berkualitas sesuai harapan
dan kebutuhan klien serta tanpa diskriminasi (status sosial,
budaya, ekonomi, pendidikan dan geografi)
4. Aktif dalam program jaga mutu, termasuk audit medik
pelayanan KB.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. INDIKATOR INPUT
 data sasaran : sasaran PUS, PUS dengan 4T dan sasaran ibu
bersalin
 data alat dan obat kontrasepsi : memenuhi kecukupan jumlah
dan jenis alokon di fasilitas
 data ketenagaaan: kecukupan dari segi jumlah, distribusi,
pelatihan yang yang telah dilaksanakan serta kompetensi
petugas
 data sarana-prasarana : memenuhi kecukupan jumlah dan jenis
sarana-prasarana pelayanan KB
 data sumber pembiayaan : ABPN, APBD atau sumber daya
lainnya yang tidak mengikat.

B. INDIKATOR PROSES
 pemrosesan alat
 pelayanan konseling
 pemberian pelayanan KB
C. INDIKATOR OUTPUT
 Persentase peserta KB baru permetode kontrasepsi
 Persentase peserta KB aktif permetode kontrasepsi
 Persentase KB Pasca Persalinan permetode
kontrasepsi.
 Persentase kasus efek samping per metode
 Persentase kasus komplikasi per metode
 Persentase kasus kegagalan per metode
 Persentase kasus Drop-Out per metode
 Persentase PUS “4T” ber KB

D. INDIKATOR OUTCOME
 AKI
PENUTUP
A. Manajemen Pelayanan KB dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan secara sistematik yang saling
terkait dan berkesinambungan mulai dari
pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan
dan pemantauan - evaluasi untuk menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien.
B. Dengan manajemen pelayanan KB yang baik di setiap
tingkatan administrasi diharapkan dapat meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan KB yang pada akhirnya
dapat berkontribusi dalam percepatan penurunan angka
kematian ibu.
PAKET INFORMASI KESEHATAN KELUARGA (PINKESGA)
PELAYANAN KIA DI KELUARGA

38
Salam NKRI
TERIMA KASIH
Niat baik Kerja keras Rasional Ikhlas

Anda mungkin juga menyukai