Minyak atsiri mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan sebagai bahan
baku obat, pewangi sabun dan deterjen.
Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum. L) merupakan salah satu penghasil
minyak atsiri atau essential oils.
Bahan baku utama yang digunakan untuk meproduksi minyak daun cengkeh adalah
daun cengkeh kering yang sudah gugur, menyebabkan usaha minyak daun cengkeh
bersifat musiman karena sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku.
Desa Toili merupakan daerah yang terdapat kebun cengkeh yang cukup luas dan
daun cengkeh yang gugur belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk memproduksi minyak daun cegkeh, sedangkan di Sulawesi Tengah itu sendiri
hanya terdapat beberapa tempat penyulingan minyak daun cengkeh.
Minyak daun cengkeh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia dan
memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat produsen
minyak daun cengkeh. Minyak cengkeh mengandung beberapa komponen, tetapi
komponen paling penting adalah eugenol.
Prospek
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah minyak daun cengkeh yaitu
dengan memproduksi senyawa isolate dari minyak daun cengkeh yaitu
eugenol atau senyawa turunannya antara lain iso-eugenol dan vanillin. Harga
produk-produk tersebut jauh lebih mahal daripada minyak daun cengkeh.
Sebagai gambaran, harga eugenol di pasar internasional pada tahun 1997
sekitar US$ 7,80 per kg (Uhe, 1997) dan pada saat yang sama harga minyak
daun cengkeh US$ 4,75 per kg. Dengan demikian, terjadi pertambahan nilai
hamper mendekati 60%. Eugenol banyak digunakan dalam industri makanan
untuk aroma dan pengawet, dalam industri farmasi untuk pengobatan gigi.
Kebutuhan eugenol untuk farmasi sebagai sediaan untuk pengobatan gigi
masih tergantung pada produk impor sedangkan yang berasal dari dalam
negeri semakin jarang ditemukan. Minyak daun cengkeh banyak digunakan
dalam industri farmasi, parfum, kosmetik dan industri flavor makanan dan
minuman.
Lanjutan…
Peluang usaha minyak daun cengkeh di Indonesia cukup besar, terutama di
daerah-daerah sentra produksi cengkeh. Laporan penelitian dari Balittro
(2005) mengungkapkan, Pulau Jawa memiliki pertanaman cengkeh dengan
luas areal mencapai ± 50.000 ha, diperkirakan memiliki potensi daun cengkeh
gugur ± 305 ton per hari atau setara dengan 4,4 ton minyak daun cengkeh per
hari. Perhitungan ini didasarkan pada berat daun jatuh setiap pohon 0,5 kg
per minggu, umur tanaman lebih dari 10 tahun, dengan rendemen minyak
daun cengkeh 2%, populasi tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan
rata-rata penutupan kanopi 60%, akan menjadi peluang usaha yang
menguntungkan. Indonesia telah berhasil memproduksi eugenol, tetapi harga
crude eugenol asal Indonesia di pasar internasional lebih rendah dari Negara
produsen lainnya, yaitu rata-rata US 5,15 per kg (Uhe, 2005). Rendahnya
harga eugenol asal Indonesia kemungkinan disebabkan mutunya (warna,
indeks bias, kemurnian) yang kurang baik. Produk eugenol hasil isolasi dari
minyak daun cengkeh dapat ditingkatkan mutunya melalui penggunaan bahan
baku/minyak daun cengkeh yang baik dan pemurnian eugenol dengan metode
desrilasi vakum.
Analisi Pasar dan Bisnis
No
Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
.
3 Perjalanan 60.000;
10.644.000;
Jumlah
Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
1. Studi Pustaka
3. Pelaksanaan program
4. Pelaporan
5. Pemasaran
Terima Kasih…