Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

Oleh:
dr. Shelpi Surisdiani
PENDAHULUAN

 Gastritis erosif Gastritis erosif adalah suatu


peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
 Di penjuru dunia saat ini penderita gastritis
mencapai 1.7 miliar.
 Hasil penelitian riset Brain & Co dengan PT.
Kalbe Farma tahun 2010, terhadap 1.645
responden di Medan, Jakarta, Surabaya dan
Denpasar mengungkapkan 60% dari jumlah
responden menderita gastritis.
Identitas Pasien
 Nama : Ny. M
 Umur : 72 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Purwakarta
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 No RM : 00.33.62.84
Anamnesis
Keluhan Utama
Muntah Darah
Anamnesis
Riwayat Peyakit Sekarang
 Pasien mengeluh muntah darah sejak pagi hari sebelum MRS.
Pasien muntah sebanyak empat kali, setelah makan, muntah
berupa makanan disertai dengan darah segar.
 Pasien sebelumnya mengkonsumsi asam mefenamat dari
puskesmas 1 hari sebelum MRS, karena leher pasien terasa
linu dan kaku sejak tiga hari terakhir. Beberapa saat setelah
minum obat pasien mengeluh perut terasa panas dirasakan
sampai dada dan tembus ke punggung. Setelah pasien makan
beberapa sendok, pasien mulai merasa mual, dan muntah
makanan dan disertai dengan darah segar. Perut pasien bagian
ulu hati juga terasa panas dan terasa terbakar.
 Keadaan ini membuat badan terasa lesu, pusing, dan nafsu
makan menurun.
 Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-),
epistaksis (-), BAK (+) normal, BAB (+) 1 hari yll (konsistensi
padat, warna kuning, tanpa lendir dan darah)
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus disangkal.
• Riwayat Gastritis (+) sudah > 2 tahun.
Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam
keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan

• Asam Mefenamat 3 x 1 dari Puskesmas


Riwayat Sosial Ekonomi Dan Lingkungan

• Pasien tinggal dengan anak laki-laki dan


menantunya. Pasien sudah bekerja. Untuk
kebutuhan keseharian pasien dipenuhi oleh
anak lelakinya yang memiliki usaha bengkel
motor. penghasilan perbulan tetap masing-
masing berkisar antara 2 juta rupiah. Rumah
pasien berukuran 8 x 5 meter dengan 3 kamar
tidur, 1 kamar tamu dan 1 dapur. Dinding
terbuat dari tembok dan alas keramik

Kesan : keadaan sosial, ekonomi dan lingkungan cukup


Riwayat Gizi
 Pasien makan tidak teratur, kadang 2-3 kali/hari.
Menu: nasi, lauk pauk dan jarang mengkonsumsi sayur.
 Selama sakit, nafsu makan menurun, sehari makan 3
kali dan tiap makan sekitar 2-3 sendok.

Kesan : kebutuhan gizi kurang

Riwayat Kebiasaan
 bukan peminum alkohol
 Riwayat mengkonsumsi jamu-jamuan (+) hampir setiap
hari
 Mengkonsumsi obat maag (promag) dalam jangka waktu
yang lama
Anamnesis sistem
• Sistem Serebrospinal : nyeri kepala (+), demam (-),
kejang(-) penurunan keasadaran (-)
• Sistem kardiovaskular : palpitasi (-), nyeri dada (-)
• Sistem pernapasan : sesak (-), batuk (-), pilek (-)
• Sistem gastrointestinal : nafsu makan turun (+) mual (+),
muntah darah (+), nyeri perut (+), BAB (+) dbn
• Sistem urogenital : BAK lancar, tidak nyeri,
• Sistem integumentum : turgor kulit normal, tidak ada
keluhan
• Sistem muskuloskeletal : linu pada sendi kaki (+) odema (-),
atrofi (-),

Kesan : Pada pasien terdapat nyeri kepala, nafsu makan


menurun, mual, muntah disertai darah, nyeri perut,
Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan Umum
– Keadaan Umum : lemah
– Kesadaran : kompos mentis (GCS = 4-5-6)
– Tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N : 72x/mnt
RR : 20 x/mnt
Tax : 36,60C
– Berat badan : 58 kg
– Tinggi badan : 168 cm
– BMI : 20, 57
– Status gizi : normal weight
Pemeriksaan Fisik
• Kulit : nodul (-), ptekie (-), purpura (-),
anemis(-), sianosis (-), ikterik (-),
• Kelenjar limfe : pembesaran (-)
• Otot : Tanda peradangan (-) atrofi pada
keempat ekstremitas (-).
• Tulang : Deformitas (-)
• Sendi : Deformitas (-) tanda peradangan (-)

Kesimpulan :
keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, status
gizi baik dan pemeriksaan fisik secara umum dalam batas
normal
Pemeriksaan Khusus
– Kepala
• Bentuk : bulat, simetris
• Rambut : panjang, berombak, warna hitam keputihan,
tidak mudahdicabut
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
tidak terdapat edema palpebra pada kedua
mata, mata tidak cowong, Hematom peripalpebra
-/-. Reflek cahaya +/+
• Hidung : tidak ada sekret, tidak bau, tidak perdarahan
• pernafasan cuping hidung (-)
• Telinga : tidak ada sekret, tidak bau, tidak perdarahan
• Mulut/Bibir : sianosis (-) perdarahan gusi (-).
• Lidah : tidak kotor, tidak hiperemi

Kesan : pada pemeriksaan kepala pasien ditemukan dbn


Pemeriksaan Khusus
– Leher
• Inspeksi : simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher
• Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher
• Kaku kuduk : tidak ada

Kesan : tidak didapatkan kelainan pada leher


Pemeriksaan Khusus
Dada
Jantung :
Inspeksi: Ictus Cordis tak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan : redup pada ICS IV PSL D
Batas kiri : redup pada ICS V MCL S
Auskultasi : S1S2 tunggal

Kesan: tidak didapatkan kelainan pada jantung


• Paru
Anterior Posterior

I Simetris, retraksi -/-, Simetris, retraksi -/-


ketinggalan gerak -/- Ketertinggalan gerak -/-

P Fremitus raba +/+ normal Fremitus raba +/+ normal

P Sonor +/+ Sonor +/+

A Vesikuler, Rh-/-, Wh -/- Vesikuler, Rh-/-,Wh -/-

Kesan: tidak didapatkan kelainan pada paru


Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan Khusus
– Abdomen
• Inspeksi : flat, massa (-), lesi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+), dalam batas normal
• Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) regio
epigastrium, soepel, turgor kulit normal
• Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

– Ekstremitas : Superior : akral hangat +/+, edema -/-


Inferior : akral hangat +/+, edema -/-

Kesan : Pada abdomen terdapat nyeri tekan pada area


epigestrium
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (21 Januari 2019) – H1 MRS

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hematologi
Hemoglobin 7,3 11,4-15,1
Lekosit 3,8 4,3-11,3
Hematokrit 24 40-47%
Trombosit 86 150 – 450
Faal hati
SGOT 54 10 – 31
SGPT 31 9 – 46

Kesan : terdapat penurunan kadar Hb, Lekosit, Hematokrit dan Trombosit


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (21 Januari 2019) – H1MRS
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Normal
ELEKTROLIT ISE
Natrium 134,9 135-155 mmol/L
Kalium 4,51 3,5-5,0 mmol/L
Chlorida 107,6 90-110 mmol/L
Calsium 2,25 2,15-2,57mmol/L
Magnesium 0,74 0,77-1,03 mmol/L
Fosfor 0,64 0,85-1,60 mmol/L

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

FAAL GINJAL
Kreatinin serum 1 0,5-1,1 mg/dl

BUN 19 6-20 mg/dl


Urea 41 10-50 mg/dl
Asam urat 4,7 3,4-7 mg/dl
KADAR GULA DARAH
Sewaktu 126 < 200 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (23 Januari 2019) – H3 MRS

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hematologi
Hemoglobin 8,1 11,4-15,1
Laju endap darah 24/40 0-25
Lekosit 3,3 4,3-11,3
Hematokrit 24,3 40-47%
Trombosit 71 150 – 450

Kesan : terdapat penurunan kadar Hb, Lekosit, Hematokrit


dan Trombosit
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (25 Januari 2019) – H5 MRS

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


Hematologi
Hemoglobin 9,6 11,4-15,1
Laju endap darah 12/26 0-25
Lekosit 2,7 4,3-11,3
Hematokrit 28,5 40-47%
Trombosit 64 150 – 450

Kesan : terdapat penurunan kadar Hb, Lekosit, Hematokrit dan


Trombosit
Diagnosis
• Hematemesis e.c Gastritis Erosif

Tata laksana
• NGT
• Infus. RL 20 tpm
• Injeksi Antrain 3x1
• Injeksi Ranitidin 3x1
• Injeksi Ondansentron 4 mg 3x1
• Injeksi Asam Traneksamat 3x1
• p/o Antasida 3x CI
Planning
- Pemeriksaan Endoskopi
- Evaluasi Keadaan Umum dan TTV

Prognosis
- Ad vitam : bonam
- Ad fungsionam : bonam
Resume
 Pasien wanita, usia 72 tahun
 Keluhan utama: muntah darah
 Mual, muntah darah, nyeri perut epigastrium,
pusing, badan terasa lemas dan makan menurun.
 BAK (+) normal
 BAB (+) normal
 Pada Pemeriksaan Fisik ditemukan nyeri tekan pada
bagian epigastrium
 Hasil lab menunjukkan penurunan Hb, Leukosit, dan
trombosit
Resume
• Riw. Penyakit dahulu : HT (-) DM (-) Gastritis (+)
• Riw. SOSEKLING : cukup
• Riw. Gizi : kurang
• Riw. Kebiasaan:
1. bukan peminum alkohol
2. mengkonsumsi jamu-jamuan
3. Mengkonsumsi obat maag (promag) dalam
jangka waktu yang lama
Diagnosis Kerja
Hematemesis e.c Gastritis Erosiv

Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
PEMBAHASAN
GASTRITIS EROSIF
PEMBAHASAN
GASTRITIS EROSIF
Anamnesis
Fakta Teori
a) Nyeri perut bagian ulu hati Secara umum pasien gastritis erosiv
b) Rasa panas dan terbakar (tukak gaster) biasanya mengeluh
pada perut, menjalar dispepsia. Dispepsia adalah suatu
sampai punggung. sindroma klinik saluran cerna yang
c) Mual meliputi mual, muntah, kembung,
d) Muntah darah nyeri ulu hati, rasa terbakar, rasa
e) Pusing penuh di ulu hati dan cepat merasa
f) Nafsu makan menurun kenyang. Rasa sakit tukak gaster
biasanya timbul setelah makan. Rasa
sakit bermula pada satu titik dan
bisa menjalar ke punggung.
Anamnesis
Fakta Teori
g) Riwayat Gastritis Luka pada lambung (tukak gaster)

h) Riwayat mengkonsumsi bisa disebabkan karena pemakaian


obat NSAID. Tukak pada manula
jamu-jamuan, Promag,
biasanya tidak menimbulkan keluhan
dan Asam Mefenamat.
hanya diketahui melalui komplikasinya
berupa perdarahan dan perforasi.
Laboratorium
Fakta Teori
Hematologi

Hemoglobin 7,3

Lekosit 3,8

Hematokrit 24

Trombosit 86

Faal hati

SGOT 54

SGPT 31
Penatalaksanaan
Fakta Teori
NGT Tujuan pengobatan:
Infus. RL 20 tpm
1. Menghilangkan keluhan
Injeksi Cefotaxim 3x1
Injeksi antrain 3x1 2. Menyembuhkan tukak
Injeksi Ranitidin 3x1 3. Mencegah kekambuhan dan komplikasi
Injeksi Ondansetron 4 mg
3x1
Injeksi asam traneksamat
3x1
p/o antasida 3x CI
Pembahasan Terapi
1. NGT
2. Infus. RL 20 tpm
3. Injeksi Cefotaxim 3x1
4. Injeksi antrain 3x1
5. Injeksi Ranitidin 3x1
6. Injeksi Ondansetron 4 mg 3x1
7. Injeksi asam traneksamat 3x1
8. p/o antasida 3x CI
Gastritis Erosif
• Gastritis Erosif  Gastritis erosif adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung dengan
kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada
mukosa muskularis.

EPIDEMIOLOGI
• Medical Record Hospital tahun 2010 :
• infeksi saluran pencernaan 55%:
-diare 30.5%, gastritis, 13%, infeksi usus 5%,
peritonitis 3.5%, dan 3% dengan penyakit infeksi
lainnya.
FAKTOR RESIKO
 Genetik
 Diet (Kopi, rempah-
rempah,asam,pedas)
 Alkohol > meningkatkan resiko
perdarahan dan komplikasi
 Kebiasaan merokok:
 Meningkatkan insidensi ulserasi
dan komplikasi
 Menekan produksi bikarbonat
 Memperlabat penyembuhan
 Stress
 Obat-obatan (NSAID< Steroid)
DIAGNOSIS
Diagnosis gastritis erosif ditegakkan
atas dasar:
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan penunjang :
– Endoskopi
– Foto Barium
– Biopsi
ANAMNESIS
• Sangat Penting untuk diagnosis.
• Tak selalu spesifik, tak jarang
datang dengan komplikasi
• Dispepsia kronik
• Nyeri >> Epigastrium, bisa menjalar
ke punggung
KOMPLIKASI
1. Perdarahan > hematemesis & melena.
Insidensi 15-25 %, meningkat pada
usia lanjut akibat adanya penyakit
degeneratif dan meningkatnya
pemakaian NSAID.
2. Perforasi Lambung
3. Stenosis Pilorus, keluhan akibat
obstruksi mekanik berupa cepat
kenyang, muntah, mual, sakit perut
setelah makan.
PENCEGAHAN
• Makan yang teratur
• Makan dalam porsi kecil dan sering
• Menghindari stress
• Menghindari alkohol
• Menghindari rokok
PENATALAKSANAAN
Cara Perawatan Gastritis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang
lembek yang mudah dicerna dan tidak merangsang
asam lambung
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran
asam lambung, seperti makanan pedas, makanan
yang asam, tinggi serat, zat tepung
c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran
asam lambung seperti teh kopi, alkohol
d. Makan secara teratur
e. Minum obat secara teratur
f. Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-obatan

a. Antasid ( Al (OH)3, Mg(OH)2)menetalisir


asam lambung dan menghilangkan nyeri.
Antasid tidak berperan dalam mengurangi
produksi asam lambung.
b. Antogonis Reseptor H2/ ARH2
(Cimetidine, Ranitidin, Famotidine)
Cara kerja: memblokir efek histamin pada
sel parietal sehingga menurunkan sekresi
asam lambung.
c. Proton Pump Inhibitor :
(Omeprazole, Lansoprazol, Pantoprazol)

Cara Kerja:
Memblokir kerja enzim K+H+-ATPase yang
akan memecah K+H+-ATP menghasilkan
energi yang akan digunakan untuk
mengeluarkan HCl.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai