Anda di halaman 1dari 31

Oleh Fitria Dewinur

Pembimbing : dr. Adi Rachmanadi Sp.OG


 Nama : Ny. S
 Usia : 24 tahun
 Jenis Kel : Perempuan
 Alamat : Purwakarta
 Pekerjaan : Swasta
 Nomor RM : 00.25.03.**
 Tanggal Masuk : 26 Desember 2018 jam 23.30 WIB
 KU : Kenceng-kenceng sejak hari ini (jam 19.00).
 RPS : Kenceng-kenceng awalnya jarang, mulai jam
20.15 menjadi lebih sering (2x/10’/>30’). L/D +/-, air
ketuban (-). Trauma abdomen (-), Demam (-), nyeri di
suprapubik menjalar ke pinggang kanan (+) anyang-
anyangan (+), rasa panas saat BAK (-), BAB normal.
Batuk-batuk sejak seminggu(+), bila bayi bergerak
terasa sakit. 1 minggu yll USG -> insufisiensi plasenta
& oligohidramnion
 RPD : Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Alergi obat
(-)
 RPK : Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-)
 RPO : minum obat batuk sirup diberikan oleh bidan
 R. Ginekologi : menarche usia 12 th, siklus haid tidak
teratur, lama haid 7 hari
 R. Perkawinan : 1x selama 6 tahun
 R. Obstetri :
 Anak 1 lahir aterm, pervaginam, laki2/3300 gr, ditolong
oleh bidan, usia anak sekarang 5 tahun
 Anak 2, 34 minggu (kehamilan ini)
 HPHT : Lupa
 HPL : 17 Feb 2019 (USG)
 R. KB : KB susuk selama 2 tahun
 Keadaan umum: Baik
 Kesadaran: Compos mentis
 Vital Sign
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,5 derajat celcius
 Status Generalis
 Kepala & Leher : Dalam Batas Normal
 Thorax
 Jantung : BJ I & II regular, murmur (-), gallop (-)
 Paru : Suara napas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
 Abdomen : Hepar & Spleen -> Sulit dinilai, NT
suprapubik (+).
 Ekstremitas : Edema (-)
 Leopold I : Bulat lunak (kesan bokong)
 Leopold II : Tahanan memanjang di sebelah kanan
(punggung kanan), teraba bagian kecil-kecil di kiri
 Leopold III : Bulat, keras, melenting (presentasi
kepala)
 Leopold IV : belum masuk PAP

 TFU : 20 cm
 DJJ : 140 x/menit regular
 VT : tidak dilakukan
 Diagnosa kerja :
G2P1A0, Gravida 34 minggu
Janin Tunggal Hidup Intra Uterin
Presentasi Kepala, Puka
dengan Partus Prematurus Imminens,
Oligohidramnion, Insufisiensi plasenta
 Darah rutin :
 Hb : 12 gr% (N = 12-16)
 Eritrosit : 4.3 jt/mm3 (N = 4.2-5.4)
 Leukosit : 8.1/mm3 (N = 4.0-10.00)
 Hematokrit : 36% (N = 37-42)
 Limfosit% : 40 L (N = 25 – 35)
 Monosit% : 5 (N = 4 – 6)
 Infus RL 20 tpm
 Nifedipine 3x1
 Pengawasan 10
 27/12/2018 :
 S : kenceng-kenceng (-)
 Pasien diperbolehkan pulang
Definisi : Oxorn (2010),
dimulainya kontraksi
uterus yang teratur yang
disertai pendataran dan
atau dilatasi serviks serta
turunnya bayi pada wanita
hamil yang usia
kehamilannya <37 minggu

Nugroho (2010) : persalinan


preterm atau partus
prematur adalah persalinan
yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau
dengan berat janin kurang
dari 2500 gram
Berdasarkan beberapa teori diatas
dapat diketahui bahwa Partus
Prematurus Iminens (PPI) adalah
adanya suatu ancaman pada
kehamilan dimana timbulnya
tanda-tanda persalinan pada
usia kehamilan yang belum aterm
(20 minggu-37 minggu) dan berat
badan lahir bayi kurang dari 2500
gram.
Faktor
resiko
Mayor

Kehamilan Multipel
Hidramnion
Anomali Uterus
Serviks terbuka lebih dari 1 cm setelah kehamilan 12 minggu
Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu
Riwayat abortus pada trisemester II lebih dari 1 kali
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Operasi abdominal pada kehamilan preterm
Iritabilitas uterus
Minor

Penyakit yang disertai demam


Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12
minggu
Riwayat pielonefritis
Merokok lebih dari 10 batang perhari
Riwayat abortus pada trisemester II
Riwayat abortus pada trisemester I lebih dari 2 kali
Resiko
Tinggi
 Usia kehamilan 32-33 minggu disebut prematur
(premature).
 Usia kehamilan 34-36 minggu disebut hampir aterm
(near term).
 Usia kehamilan 28-31 minggu disebut prematur berat
(severe prematurity).
 Usia kehamilan < 28 minggu disebut ekstrim prematur
(extreme prematurity).
 Partus prematurus iminens ditandai dengan :
 a. Kontraksi uterus dengan atau tanpa rasa sakit
 b. Rasa berat dipanggul
 c. Kejang uterus yang mirip dengan dismenorea
 d. Keluarnya cairan pervaginam
 e. Nyeri punggung
Infeksi & Inflamasi

Perdarahan desidua

Uterine Overdistention

HPA Axis (stres)


 1.Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap
atau antara 140 dan 259 hari
 2.Sebelum persalinan berlangsung dapat dirasakan
tanda sebagai berikut:
 nyeri pinggang belakang
 rasa tertekan pada perut bagian bawah
 terdapat kontraksi irreguler sejak sekitar 24-48 jam
 terdapat pembawa tanda seperti bertambahnya cairan
vagina atau terdapat lendir bercampur darah
 Jika proses persalinan prematur berkelanjutan, terjadi
gejala klinik sbb:
 1.kontraksi uterus 4x/20menit atau 8x/60menit
 2.terjadi perubahan progresif serviks :
 pembukaan lebih dari 1 cm
 perlunakan sekitar 75-80%
 penipisan serviks
Pemeriksaan Laboratorium
 1. Darah rutin, Kimia darah, golongan ABO,faktor
Rhesus
 2. Urinalisis atau kultur Urin
 3. Bakteriologi Vagina
 4. Amniosentesis : Surfaktan
 5. Gas dan PH darah janin
 c. USG untuk mengetahui
 1. Usia gestasi,Jumlah Janin,besar janin, kativitas
Biofisik
 2. Cacat Kongenital
 3. Letak dan Maturasi Plasenta
 4. Volume cairan tuba dan kelainan Uterus
 Akselerasi pematangan fungsi paru
 Rekomendasi pada usia gestasional 24-34 mg. Tunda
kelahiran minimal 12 jam untuk keuntungan maksimal
pemberian steroid antenatal.
 Dosis rekomendasi :
 Bethametasone 12 mg IM 2x selang 24 jam. Atau
dexamethasone 4 x 6 mg tiap 6 jam (IM)
 Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) 400 mg IV ->
meningkatkan produksi surfaktan
 Suplemen inositol -> komponen untuk pembentukan
surfaktan
 Pemberian Tokolitik
 Indeks >8 kontraindikasi pemberian tokolitik
 MgSO4 4-6gr IV bolus slm 20-30 menit, IV drip 2-4
gr/jam (maintenance)
 Nifedipin 10 mg diulang setiap 30 menit, 40 mg/6jam.
Umumnya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3 x 10
mg
 Mutlak
 Gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum
yang banyak.
 Relatif
 IUGR, pembukaan serviks > 4cm
 Bayi :
 RDS
 HMD
 Patent ductus arteriosus
 Ggn neurologi
 Retinopati
 Displasia bronkopulmoner
 Jaundice
 Sepsis
 Anemia

Anda mungkin juga menyukai