Anda di halaman 1dari 39

Cairan Dan Nutrisi

Terapi Cairan

RESUSITASI RUMATAN

Kristaloid Koloid Elektrolit NUTRISI

Repair
Mengganti kehilangan 1. Kebutuhan normal
akut (hemorrhage, (IWL + urin+ feses)
GI loss, rongga ke3) 2. Dukungan nutrisi
TERAPI CAIRAN
PADA TRAUMA PERDARAHAN
( RESUSITASI CAIRAN )
REUSITASI CAIRAN

1. Tentukan Estimated Blood Volume


2. Tentukan Derajat syok
3. Tentukan Estimated blood Loss
4. Hitung kebutuhan cairan resusitasi
Estimated blood volume
 Obese Female: 60cc/kg
 Adult Female: 65cc/kg

 Obese Male: 70cc/kg


 Adult Male: 75cc/kg

ATAU : Estimated Blood Volume EBV = BERAT BADAN x 7%


( DALAM LITER )
 Infant: 80cc/kg
 Term Neonate: 85cc/kg
 Premature Neonate: 95cc/kg
Perkiraan Kehilangan Cairan Dan darah
DERAJAT SYOK
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kehilangan darah ( ml) Sampai 750 cc 750 - 1500 1500 - 2000 2000

Kehilangan % vol darah Sampai 15 % 15 - 30 % 30 – 40 % > 40 %

Denyut nadi < 100 >100 >120 140

Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan nadi Normal / naik Menurun Menurun Menurun

Frekuensi nafas 14 – 20 20 – 30 30 - 40 35

Produksi urin (ml/jam) 30 20 - 30 5 - 15 Tidak berarti

CNS/ status mental Sedikit cemas Agak cemas Cemas bingung Bingung lesu, letargi

Penggantian cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan darah Kristaloid dan darah
( hukum 3 : 1 )
ESTIMATED BLOOD LOSS
( EBL )

Estimated Blood Loss ( perkiraan


kehilangan cairan )

=EBV x Derajat syok (%kehilangan )


ALGORITMA KASUS PERDARAHAN
MEAN ARTERIAL PRESSURE / TEKANAN NADI
( MAP Normal : 60 – 110 mmHg)

blood pressure is 83 mm Hg/50 mm Hg, his MAP would be 61 mm Hg. Here are the steps for this
calculation:
 MAP = Sistolik + 2 (Diastolik)
3
 MAP = 83 +2 (50)
3
 MAP = 83 +100
3
 MAP = 183
3
 MAP = 61 mm HG

CARA LAIN :

Another way to calculate the MAP is to first calculate the pulse pressure (subtract the DBP from the SBP)
and divide that by 3, then add the DBP:
 MAP = 1/3 (SBP – DBP) + DBP
 MAP = 1/3 (83-50) + 50
 MAP = 1/3 (33) + 50
 MAP = 11 + 50
 MAP = 61 mm Hg
Contoh kasus
Pasien laki laki 45 th, BB : 70 kg. KLL
Tensi: 80/40 Nadi : 120x/mnt RR : 32x/mnt
MAP / Tekanan nadi ?
Derajat Syok ?
EBV ?
EBL ?
Kebutuhan cairan ?
Jenis cairan ?
ESTIMATED BLOOD VOLUME
ESTIMATED BLOOD LOSS
CAIRAN :
1. RINGER LACTAT

2. COLLOID

3. DARAH ( FWB )
TARGET RESUSITASI TRAUMA
PERDARAHAN
A lower than normal blood pressure (mean
arterial pressure of 60 to 70 mmHg)
RESPON RESUSITASI

Transient respos
( sementara )
CAIRAN MAINTENANCE
SETELAH STABIL
TERAPI CAIRAN
MAINTENANCE
ACCP Consensus Statement
• Cairan : 40 – 50 cc/KgBB/Hari
• Kalori : 20 – 35 kcal/KgBB/Hari (25 kcal/Kg BB/hari )
• Glucose :
- 2 – 5 G/Kg BW
- 30-70 % Total Kalori per hari
- maintain blood glucose < 225 mg/dL.
- Insulin bila perlu
• Lemak
– Masa kritis : 1 gr/kgBB/hari maksimal 2,5 gr/KgBB/Hari
– Fase penyembuhan
– 15 – 30 % total Kalori perhari
• Protein ( asam amino ) : 0,8 – 1.5 G/KgBB/Hari
• Diberikan dengan volume maintenance : 30-40 cc/KgBB/hari
• Natrium = 1-2 meq /kgBB/day
• Kalium = 1 meq / kgBB / day
Rute Pemberian cairan dan Nutrisi
• Per Oral
• Per Enteral ( sonde )
• Par enteral ( akses vaskular )
• Osmolaritas rendah < 800 mOsm : Akses vena perifer
• Osmolaritas tinggi > 800 mOsm : akses vena sentral
No. JENIS CAIRAN KH (kkal/L) Prot (g/L) Na (mEq/L) K (mEq/L) Osm

1. NaCl 0,9% - - 154 - 305


2. RL - - 130 4 273
3. KaenMg3 400 - 50 20 728
4. RD5 200 - 147 4 588
5. Potacol R 200 - 130 4 412
6. D5% 200 - - - 253
7. D10% 400 - - - 555
8. Martos 10% 400 - - - 278
9. D5 NS 200 - 154 - 578
10. D5 ½ NS 200 - 77 - 428
11. D5 ¼ NS 200 - 38,5 - 353
12. D10 1/5 NS 400 - 31 - 615
13. Triparen I 932 - 5 45 1668
14. Triparen II 1168 - 57,7 45 1946
15. Aminofusin L600 400 50 40 30 1100
16. Aminofusin TPN 500 25 51,5 30 1100
17. Aminofusin Paed - 50 30 25 600
18. Pan Amin G 200 27,2 - - 507
19. Amiparen 100 - 100 2 - 888
20. Triofusin 500 500 - - - 700
21. Triofusin 1000 1000 - - - 1400
22. Triofusin E1000 1000 - 80 30 1600
23. Triofusin 1600 1600 - - - 2500
24. Tutofusin OPS 200 - 100 18 500
25. Ivelyp 10% 1100 - - - 300
26. Ivelyp 20% 2000 - - - 270
27. Kalbamin - 91,13 - - 800
28. Dextran 40 - - 140 4 273
29. Aminovel 600 400 50 35 25 1320
30. Pan enteral 100g 510 15,3 - -
31. Clinimix 410 As. Amin + + + 845
32. Kaen3A - Laktat + + + 290
33. Kaen3B - Laktat + + + 290
34. Aminosteril 6% - As. Amin + - - 531
35. EAS Pfrimer - As.amin + - - 700
36. Wida RD 200 - + + 588
37. Asering - Asetat + + + 273
Nutrisi Oral - Enteral
JENIS NUTRISI KH (KKal/Hr) Prot (g/hr) Ket

Nasi TKTP I 2255 65 Susu 1x

TKTP II 2722 92 Susu 2x

Bubur Kasar TKTP I 2258 78

TKTP II 2765 99

Bubur halus TKTP 1589 52

1609 44

Susu 150 7 250 cc

Telur - 7 Per butir


TERAPI CAIRAN

RESUSITASI RUMATAN

KRISTALOID KOLOID ELEKTROLIT NUTRISI


(Na+ > 100
mEq) Na+ 50-60mEq; AA 10% (AMIPAREN)
Dextran- 40 AA 5% (MINOVEL- 600)
- RA K+ 10-20 mEq
AA 3%( PAN- AMIN G
- RL (KAEN group)
D 10 % (KA-EN MG 3)
- NaCl 0,9% Maltosa 10% (MARTOS
Mengganti kehilangan Memelihara
akut keseimbangan
TERIMAKASIH
Konsensus Nutrisi Enteral

Working Group on
Clinical Metabolism and Nutrition
2004
Konsensus Nutrisi Enteral

Tingkat Kepercayaan dan Rekomendasi

1) Tingkat Kepercayaan
Tk Kepercayaan Metode Penelitian

I Penelitian secara acak dengan populasi besar dengan hasil jelas


bermakna, Kemungkinan kecil terjadi positif atau negatif palsu.

II Penelitian kecil secara acak dengan hasil tidak jelas bermakna.


Kemungkinan sedang atau besar terjadi positif atau negatif palsu.

III Penelitian dengan kontrol tidak secara acak.


IV Penelitian tidak secara acak, kontrol historis atau pendapat ahli.

V Serial kasus, penelitian tanpa kontrol atau pendapat ahli.


Konsensus Nutrisi Enteral

Tingkat Kepercayaan dan Rekomendasi

2) Rekomendasi

Rekomendasi Literatur
A Didukung > 2 penelitian tingkat I
B Didukung > 1 penelitian tingkat I
C Didukung oleh penelitian tingkat II
D Didukung oleh 1 penelitian tingkat III
E Didukung oleh penelitian tingkat IV atau V

1. Howard JP. Indication and contraindications for enteral nutrition. Dalam: Sobotka L, Allison SP, Furst P, Meier R,
Pertkiewics M, Soeters PB, Stanga Z, editor. Basics in clinical nutrition: edited for ESPEN courses.2nd ed. Prague,
Czech Republic;2000. hal. 79-81
2. Rotondi AJ, Kvetan V, Carlet J, Sibbald WJConsensus Conferences in Critical Care Medicine. Dalam: Kvetan V, Vincent
J-L, Dobb GJ, editor. Critical Care Clinics. Philadelphia, WB Saunders Company, 1997, hal. 417-39.
3. Sachet DL. Rules of evidence and clinical recommendation on the use of antithrombotic agent. Chest 1989; 952
Suppl:S2-4
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

1. Nutrisi Enteral (NE) diberikan kepada pasien yang tidak


memungkinkan makan melalui oral, menderita gangguan
kesadaran sampai disfagia berat, terpasang pipa
endotrakea, terdapat kelainan di orofaring atau esofagus
dan gaster, gangguan psikologi berat (seperti depresi berat
atau anoreksia nervosa).
2. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum
pemberian NE dimulai yaitu keadaan pasien; ukuran, jenis
dan penempatan ujung pipa; saat, jangka waktu dan
metode pemberian; bahaya / potensi komplikasi dan
informed consent.
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

3. Pipa dengan bahan poliuretan dengan diameter kecil lebih


nyaman, dan mengurangi risiko aspirasi.[D]
4. NE komersial akan memudahkan pemberian melalui pipa
kecil, lebih sedikit kontaminasi dan ditoleransi dengan
baik.[D]
5. Indikasi kontra pemberian NE adalah perdarahan masif
saluran cerna, lesi obstruktif saluran cerna dan ileus
obtruktif.[D]
6. Formula NE tinggi serat dapat diberikan untuk memperbaiki
fungsi motilitas sistim digestif.[B]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

7. Pemberian NE dianjurkan sesegera mungkin sesuai dengan


keadaan pasien. Saat memulai pemberian NE adalah kurang
dari 24–48 jam setelah trauma atau operasi.[A]
8. Pemberian NE pada bayi berat lahir rendah dianjurkan
dimulai pada 24-72 jam pertama.[A)]
9. Pada anak atau bayi malnutrisi yang disebabkan penyakit
kronis (fibrosis sistik, inflammatory bowel syndrome, gagal
ginjal, kolestasis , keganasan dan cerebral palsy),
pemberian NE dapat dimulai segera setelah risiko malnutrisi
terdiagnosis.[B]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

10. NE dini diberikan mulai volume 10-50mL/jam, sesuai


dengan keadaan pasien, secara tetesan. Bila toleransi baik
volume dapat ditingkatkan secara bertahap sampai
kebutuhan kalori tercapai.[A]
11. Pada pasien kritis dengan gejala intoleransi NE, dapat
diberikan prokinetik.[A]
12. Imunonutrisi, termasuk diantaranya adalah arginin,
glutamin, EPA, GLA dan nukleotida adalah nutrien spesifik
yang dapat memodulasi respons imun. Imunonutrisi
bermanfaat pada kasus bedah mayor, luka bakar, trauma
dan keganasan.[B]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

13. Imunonutrien tidak dianjurkan diberikan pada pasien


dengan sepsis berat.[B]
14. Pemberian glutamin, arginin, omega3 dan nukleotida, untuk
pasien dengan malnutrisi dianjurkan 7 hari pra- dan 7 hari
pasca-bedah, pada pasien tanpa malnutrisi dianjurkan
diberikan 7 hari pasca bedah.[B]
15. Pemberian omega3 dan omega6 untuk pasien Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dianjurkan sedini
mungkin selama 4–7 hari.[B]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

16. Pada gagal hati, NE diberikan sebagai suplemen pasien


dengan anoreksia berat dan malnutrisi. NE diberikan
sebagai substitusi pada ensefalopati dengan penurunan
kesadaran dan pada perdarahan saluran cerna (varises
esofagus) minimal.[A]
17. Pada pasien gagal ginjal pemberian formula rendah protein
disesuaikan kondisi penyakitnya.[B]
18. Pada kasus-kasus trauma dan luka bakar, dianjurkan
pemberian NE dimulai setelah kondisi hemodinamik
stabil.[A]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

19. Pada pasien pra-bedah non-obstruksi, pemberian NE


dengan formula rendah sisa dapat diberikan 4 jam sebelum
pembedahan. Pada pasien yang direncanakan pembedahan
kolon, NE dihentikan 48 jam sebelum pembedahan, jenis
NE yang diberikan adalah rendah sisa dan mudah
diabsorpsi. NE bagi pasien pra-bedah efektif yang disertai
malnutrisi dianjurkan diberikan selama 7 hari sebelum
pembedahan.[B]
20. Pasien dengan laparatomi dan reseksi usus, dapat mulai
diberikan NE kurang dari 24 jam pasca bedah.[B]
21. NE tetap dapat diberikan pada pankreatitis berat dengan
meletakkan ujung pipa di jejunum.[B]
Konsensus Nutrisi Enteral
Rangkuman Rekomendasi

22. Pada pasca operasi reseksi ekstensif intestin atau pasien


dengan Short Bowel Syndrome (SBS), NE dapat diberikan
sebagai nutrisi substitusi.[A]
23. NE bukan merupakan kontraindikasi pada pasien fistula
entrokutan.[A])
24. Pada pasien cedera kepala dengan penurunan kecepatan
pengosongan gaster dapat diberikan obat prokinetik, yaitu
metoklopramid.[C]
25. Pemberian NE dini pada pasien cedera kepala dan stroke
akan menurunkan insiden infeksi dan menurunkan disablity
serta lama rawat di rumah sakit.[B]
Terima Kasih

Working Group on
Clinical Metabolism and Nutrition

Anda mungkin juga menyukai