Anda di halaman 1dari 21

Jurnal

Disease-modifying antirheumatic drugs improve


cardiovascular autonomic neuropathy in psoriatic
arthritis

Ashit Syngle, Inderjeet Verma, Pawan Krishan and Vijaita Syngle


Cardio Rheuma and Healing Touch City Clinic, Chandigarh and Rheumatologist,
Fortis Multi-Speciality Hospital, Mohali, Punjab, India

dr. Farel
Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Syiah Kuala/ RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
2016

1
Pendahuluan

• Cardiovascular autonomic neuropathy (CAN) merupakan suatu


petanda kejadian sudden cardiac death pada penyakit rematik.
• Neuropati otonom dapat dialami oleh penderita artritis rematoid,
SLE, sclerosis sistemik, sindrom Sjogren dan ankylosing
spondylitis
• Kejadian neuropati otonom pada Psoriatic Arthritis (PsA)
dilaporkan pada tahun 2013.
• Belum ada strategi terapi CAN yang baku pada penderita PsA

2
Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan untuk melakukan pengkajian efek


DMARD terhadap CAN pada pasien PsA

3
Material dan metode

• Studi melibatkan 20 sampel pasien PsA dan 20 sampel non PsA


sebagai kelompok kontrol.
• Penegakan diagnosis PsA dinilai menggunakan kriteria CASPAR
(classification criteria for psoriatic arthritis).
• Aktivitas penyakit inflamasi dinilai menggunakan 28-joint-count
Disease Activity Score (DAS-28) dan Disease Activity in Psoriatic
Arthritis (DAPSA).
• Laju endap darah (ESR) dinilai dengan metode Westergreen.

4
5
Material dan metode
Kriteria Eksklusi:
• memiliki lesi di kulit yang dapat mempengaruhi penilaian
nyeri neuropati
• kelainan ginjal dan hepar
• kelainan tiroid
• diabetes mellitus
• kehamilan
• sedang mengkonsumsi obat neuroprotektif, beta bloker,
antihipertensi, vitamin B12, steroid

6
Material dan metode
Kriteria Eksklusi:
• anemia
• gagal jantung
• aritmia
• thrombosis
• Pericarditis dan nefritis
• paraneoplastik neuropati
• alcoholism dan perokok

7
Material dan metode
Penilaian CAN:
• Penilaian disfungsi fungsi otonom CV parasimpatetik
• Penilaian disfungsi fungsi otonom CV simpatetik

8
Material dan metode
Penilaian disfungsi parasimpatetik :
• Respon denyut jantung pada saat tarikan napas dalam (HRD:
heart rate response to deep breathing)
• Respon denyut jantung pada saat berdiri (HRS; heart rate
response to standing)
• Respon denyut jantung terhadap Valsava (HRV; heart rate
reponse to Valsava);

9
Material dan metode
Penilaian disfungsi simpatetik :
• BP response to standing (BPS)
• BP response to handgrip (BPH)

Hasil dari setiap uji reflex kardiovaskuler dinyatakan sebagai


normal (0), borderline (1), dan abnormal (2)

Skor kumulatif maksimal adalah 10 (jika semua tes adalah


abnormal). Neuropati otonom dinyatakan apabila skor kumulatif
tidak kurang dari 4 (skor >3).

10
Material dan metode
Analisis statistik
• Analisis korelasi Spearman digunakan untuk mengevaluasi
korelasi antara variable dan indeks penyakit CAN
• Dikatakan signifikan jika p value mencapai angka 0.5 ke
bawah
• Analisis statistic menggunakan Sigmastat 3.5 untuk Windows
7.0.

11
20 sampel PsA
dan 20 sampel
non-PsA

Penilaian fungsi
otonon CV
Penilaian fungsi sebelum terapi
otonom post DMARD
terapi DMARD
12 minggu

Analisa statistik

Alur penelitian
12
Hasil

13
Hasil

14
Hasil

15
Diskusi
• Diagnosis dini dan terapi neuropati otonom sangatlah penting
• Pasien PsA beresiko tinggi untuk mengalami mortalitas dan
morbiditas, terlebih lagi apabila gejala klinis CAN muncul atau
dialami. (Boulton dkk. 2005)
• Disfungsi parasimpatetik merupakan disfungsi otonom yang lebih
sering dialami pada pasien RA dan AS. (Stojanovich dkk.2007;
Borman dkk 2008; Syngle dkk 2013)
• DMARD biologis lebih baik dibandingkan sintetis(Syngle dkk,2014)

16
diskusi...

• Pada studi kami, terapi DMARD sintetik menunjukkan hasil


perbaikan yang signifikan pada HRD dan HRS -> perbaikan
disfungsi parasimpatetik

• Namun, pada studi kami, terapi DMARD sintetik tidak


menunjukkan hasil perbaikan yang signifikan pada disfungsi
simpatetik.

17
diskusi...
• Perbaikan tersebut dapat dipengaruhi oleh proses inhibisi
yang dimediasi sitokin proinflamasi dan efek imnuologis dari
DMARD sintetis
• Metotreksat menunjukkan penurunan sekresi IL1 dan IL6.
(Barrera dkk 1996).
• Sulfasalazin juga menunjukkan efek anti inflamasi dan
imunomodulator melalui penghambatan produksi TNF alfa,
IL1, dan IL6. (Smedegard dan Bjork, 1995).

18
diskusi...
• Derajat keparahan (DAS-28 dan DAPSA) dan marker inflamasi
(ESR dan CRP) memiliki korelasi dengan variable CAN baik
pada sebelum maupun sesudah terapi DMARD
• Pada pasien AS terdapat korelasi positif antara disfungsi
parasimpatetik dengan aktivitas penyakit dan marker
inflamasi (ESR dan CRP) (Toussirot dkk, 1999).
• Keterbatasan studi: sampel terlalu sedikit & hanya terfokus
pada dua marker yaitu ESR dan CRP

19
Kesimpulan

• Disfungsi otonom parasimpatetik lebih mendominasi dibandingkan


disfungsi simpatetik pada kelompok pasien PsA dengan DMARD-
naïve
• DMARD sintetis secara signifikan dapat memperbaiki disfungsi
parasimpatetik
• Derajat keparahan dan marker inflamasi merupakan factor resiko
yang berpotensi dapat menyebabkan terjadinya neuropati otononm
pada pasien PsA

20
21

Anda mungkin juga menyukai