Anda di halaman 1dari 52

PENGENALAN

REAGENSIA
RETNO MARTINI,
S.Si,M.Biomed
Tugas Pokok Analis Kesehatan

 Melaksanakan pelayanan
laboratorium kesehatan meliputi
bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, imunologi-serologi,
toksikologi, kimia lingkungan,
patologi anatomi, biologi dan fisika
Fungsi Analis Kesehatan
 Mengembangkan prosedur untuk
mengambil dan memproses spesimen

 Melaksanakan uji analitik


terhadap reagen dan spesimen
 Mengoperasikan dan memelihara
peralatan/ instrumen laboratorium

 Mengevaluasi data laboratorium


 Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur
baru laboratorium secara efektif dan efisien

 Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan


mengevaluasi kegiatan laboratorium

 Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain


dalam bidang teknik kelaboratoriuman

 Merancang dan melaksanakan penelitian dalam


bidang laboratorium kesehatan
Standar Kompetensi

 Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan


dengan tugas pokok dan fungsi di laboratorium
kesehatan

 Mampu merencanakan/merancang proses yang


berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di
laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya

 Memiliki keterampilan untuk melaksanakan


proses teknis operasional pelayanan
laboratorium, yaitu
 Keterampilan pengambilan dan penanganan
spesimen

 Keterampilan melaksanakan prosedur


laboratorium, metode pengujian dan
pemakaian alat dengan benar

 Keterampilan melakukan perawatan dan


pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penanganan masalah yang berkaitan
dengan uji yang dilakukan

 Keterampilan melaksanakan uji kualitas


media dan reagensia
 Mampu memberikan penilaian analitis
terhadap hasil uji laboratorium

 Memiliki pengetahuan untuk


melaksanakan kebijakan pengendalian
mutu dan prosedur laboratorium

 Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-


faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium
PENGETAHUAN BAHAN/
REAGENSIA
 TUJUAN :
a. Mengetahui sifat-sifat fisik baik
fisika maupun kimia dan senyawa
organik dan anorganik

b. mampu menggunakan dan


memelihara reagent serta
mengetahui cara-cara penyimpanan
dan pengamanannya
BAHAN / REAGENSIA
ADALAH
BAHAN-BAHAN YANG ADA
KAITANNYA DENGAN MANUSIA
UNTUK PEMERIKSAAN DAN
BAHAN KIMIA KLINIK, AIR,
MAKANAN, MINUMAN,
PESTISIDA DAN BAHAN
BERBAHAYA LAINNYA.
KAITAN PENGETAHUAN BAHAN DENGAN
FUNGSI LABORATORIUM

a. Ekonomi  pembuatan reagent


b. Ketepatan dan ketelitian 
penelitian reagen dan perlakuan
reagent

KESELAMATAN KERJA
a. Sikap dan tingkah laku
b. Keadaan yang tidak aman 
bekerja dengan bahan, alat, teknik
yang tidak aman
AKURASI ???
SELISIH HASIL
PENGUKURAN DENGAN
NILAI SEBENARNYA

PRESISI ???
DEVIASI HASIL
PENGUKURAN BERULANG
ACCURACY & PRECISION
Akurasi OK
Presisi OK

Akurasi NO
Presisi OK
AKURASI
BAIK BURUK
PRESISI

TV TV

TV TV
BALANCE

2,3545 gram

2,35 gram
Ketrampilan ( skill ) hanya dapat
diperoleh dengan banyak latihan.

Latihan disini mempunyai makna


perapan teori suatu disiplin ilmu
terapan dengan melakukan
kegiatan
KEGIATAN DI LABORATORIUM
(1)
1. Prinsip-prinsip dan cara penanganan

2. Metoda sebagai suatu sistem dalam


prosedur pelaksanaan

3. Reagensia sebagai alat bantu


dalam pemecahan masalah
analisa

4. Alat-alat yang berupa perangkat keras


KEGIATAN DI LABORATORIUM
(2)
5. Kalkulasi dan penafsiran

6. Pengambilan kesimpulan

7. Pengolahan data

8. Pencatatan dan pelaporan


1. Prinsip-prinsip dan cara penanganan
adalah prinsip cara kerja dari suatu
metoda, sedang cara penanganan adalah
cara pengambilan contoh ( sampel),
mempersiapkan untuk melaksanakan
analisa dan cara-cara analisa.

2. Metoda
adalah suatu mekanisme cara kerja yang
sudah dibakukan melalui uji coba
“ suatu metoda harus dapat dipercaya dan
bila diulang memberikan hasil yang
sama “
3. REAGENSIA SEBAGAI ALAT BANTU
UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
 Kimia analisa dibagi menjadi 2 :

a. Kimia analisa kualitatif :


mengidentifikasi zat yang
terkandung dalam suatu bahan

b. Kimia analisa kuantitatif :


mencari berapa kadar dari zat
yang dicari dalam bahan tersebut
REAGENSIA ~ PEREAKSI

PENTING

“ SALAH SATU FAKTOR YANG


MENENTUKAN KETEPATAN
HASIL ANALISA ADALAH
REAGENSIA “
REAGENSIA DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI :

1. KELAS TEKNIK
Bahan ini diproduksi secara besar
dan hanya dipakai untuk maksud
teknik saja tidak untuk analisa.

2. KELAS FARMAKOPE
Bahan ini dibuat dengan
persyaratan yang dikehendaki
Farmakope tertentu. Bahan ini
kurang murni, tidak untuk analisa
Lanjutan

3. Kelas C.P ( Chemicals pure )


Bahan ini dibuat dengan tingkat
kemurnian tertentu, dapat dipergunakan
dalam kimia analisa

4. Kelas analisa ( Analytical Reagent )


Biasanya disebut juga p.a ( pro analys)
Bahan ini sudah sangatmurni dan dapat
digunakan sebagai pembaku ( standar
primer )
BAHAYA-BAHAYA YANG MUNGKIN
TERJADI DI LABORATORIUM
1. BAHAYA KIMIAWI
Bahan-bahan yg digunakan di
laboratorium dapat menyebabkan :
a. Luka bakar
misal: fenol kristal, asam sulfat pekat
b. Iritasi pada kulit
misal : asam pekat,basa-basa, triklor
asam asetat
c. Meledak
misal : eter, NH4OH pekat
d. Keracunan
misal : Asam Sianida, Garam arsen,
gas klor, gas SO2
BAHAN KIMIA BERACUN DAN
BERBAHAYA
Adalah
Bahan-bahan yang selama
pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan
penggunaannya dapat menimbulkan
debu, kabut, uap, gas, senyawa atau
sinar yang mungkin menyebabkan
kebakaran, ledakan , iritasi, korosi ,
keracunan atau kematian pada
organisme
PENGGOLONGAN BAHAN
BERACUN DAN BERBAHAYA
BAHAN BERACUN
 Dapat berupa zat
padat, cair atau gas,
yang mungkin tak
berbau tapi beracun
 Misal : Logam berat
seperti Mercuri,
Timbal, Arsen,
Kloroform, Benzen
 Dapat menimbulkan
efek akut dan kronis
bagi kesehatan
BAHAN KOROSIF
 Meliputi asam-asam,
alkali kuat yang dapat
mengakibatkan iritasi
atau terbakar pada
bagian tubuh yang
terkena
 Iritasi dapat berupa
luka, peradangan
pada kulit, saluran
nafas dan mata
 Misal H2SO4, gas
Brom, Fenol, NaOH ,
Asam asetat Glasial
FLAMABLE ( mudah terbakar )
 Tingkat bahayanya
ditentukan oleh titik nyala
zat tersebut. Makin rendah
titik nyala makin mudah
terbakar.
 Titik nyala ( flash point
)adalah suhu dimana
cairan dpt menghasilkan
uap yg dapat membentuk
campuran dengan udara
yang dapat terbakar pd
permukaan zat cair
tersebut
lanjutan

 SUHU BAKAR :  Zat kimia mudah


suhu minimum suatu terbakar dibagi
zat yg diperlukan agar menjadi 3 :
zat tersebut dapat
terbakar atau menyala  Zat padat: sulfur,
sendiri tanpa adanya phospor, logam alkali
nyala api dari luar  Zat cair : eter, aseton,
Misal : CS2 mempunyai heksan, benzen
suhu bkar 1250C,  Gas : H2S, H2, Asetilen
karena dapat terbakar
sendiri pada suhu
tersebut.
OKSIDATOR
 Bahan ini kaya akan  OXIDIZING AGENT
oksigen yang
mendukung terjadinya
kebakaran
 Terdiri dari bahan
organik dan anorganik
 Bersifat reaktif dan
eksplosif serta sering
menimbulkan
kebakaran
LANJUTAN

 Kebakaran akibat  Bahan oksidator


bahan oksidator sukar dibagi 2 jenis:
dipadamkan karena  Oksidator anorganik :
bahan tersebut Permanganat,
menghasilkan oksigen Perklorat, dikromat,
sendiri Peroksida, periodat,
 Penyimpanan dihindari asam nitrat
dari bahan yg mudah  Oksidator organik
terbakar dan serbuk  Benzil peroksida,
logam Asetil peroksida, eter
oksida
EXPLOSIVE ( mudah meledak )
 Merupakan bahan-
bahan yg pd kondisi
tertentu (karena
pengaruh temperatur,
goncangan atau reaksi
kimiadapat terurai
dengan cepat disertai
timbulnya panas yang
mengakibatkan udara
disekitarnya
mengembang secara
tiba-tiba dan
menghasilkan ledakan
lanjutan

 Reaksi Eksplosif  Pada umumnya


selain semua bahan yang
menimbulkan mudah terbakar/
kerusakan karena menyala dapat
tenaga yang amat menghasilkan
besar juga ledakan
biasanya disertai  Misal :
kebakaran Asam perklorat,
Ammonium nitrat,
Asetilen, senyawa
peroksida
RADIOAKTIVE
 Bahan-bahan ini
meliputi isotop-
isotop radioaktif
dan semua
senyawa yg
mengandung
bahan radioaktif
 Misal : Uranium,
Cobalt, sinar ά,β ,
I125
EUROPEAN HAZARD SIGN
 HARMFUL  Dangerous for
environment
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

a. Label botol
tertera tanda
bahaya ,
apakah dapat
menyebabkan
luka bakar,
iritasi kulit,
beracun dan
sebagainya
LABELING
 Phosporic acid
b. Pakailah  Cabinet chemical
lemari asam
untuk
mengambil
atau membuka
zat yang
berbahaya
Fume hoods / lemari asam
Cara kerja lemari asam
JANGAN GUNAKAN LEMARI ASAM
UNTUK MENYIMPAN BAHAN
c. Jangan
memipet asam-
 Aspirator bulb
asam pekat dan
larutan-larutan
zat beracun
dengan mulut,
pakailah karet
penghisap/
FILLER
d. Bila mengencerkan asam-asam
pekat , usahakan menambah asam
pekat ke dalam sejumlah air

e. Jangan meletakkan bahan kimia


berlebihan di laboratorium

f. Hati-hati dengan bahan mudah


terbakar, jangan dekat api
KETENTUAN UMUM
(FARMAKOPE INDONESIA IV )
KELARUTAN
 Jika tidak dinyatakan lain berarti
dalam temperatur kamar
 Temperatur kamar : 15 – 30 0 C
 Temperatur sejuk : 0 – 15 0 C
 Temperatur dingin : 0 - 5 0C
 Temperatur lewat dingin : -150C – 00C
 Jika kelarutan suatu zat tidak
diketahui dengan pasti, kelarutannya
dapat dinyatakan dengan :
ISTILAH KELARUTAN JUMLAH BAGIAN
PELARUT DIPERLUKAN
UNTUK MELARUTKAN 1
BAGIAN ZAT
Sangat mudah larut Kurang dari 1 bagian
Mudah larut 1 sampai 10 bagian
Larut 10 – 30 bagian
Agak sukar larut 30 -100 bagian
Sukar larut 100 – 1000 bagian
Sangat sukar larut 1000 – 10.000 bagian
Praktis tidak larut > 10.000 bagian
PENIMBANGAN DAN
PENGUKURAN
 Pengertian lebih kurang, dalam pernyataan
jumlah zat yang diperlukan untuk pengujian 
tidak boleh kurang 90 % dan tidak lebih dari
110 %

 Timbang saksama adalah ditimbang saksama


dan deviasi yang diperbolehkan tidak lebih dari
0,1 %
misal : timbang saksama 50 mg zat  50 mg ±
0,1 %  49,95 mg – 50,05 mg
 Pernyataan ukur saksama :
pengukuran harus menggunakan
pipet atau buret yang mempunyai
ketelitian tinggi 0,1 %
(penggunaan buret harus lebih dari
10 % dari volumenya dan tidak
melampaui 90 % volumenya.
 AIR : air kecuali dikatakan lain
adalah air suling atau air demineral.

Anda mungkin juga menyukai